6

6.4K 384 2
                                    

Zeril mengenakan pakaian biru navy polos disertai switter berwarna hitam miliknya ,celana jins hitam dan sepatu sneaker berwarna putih. Cowok itu merapihkan rambutnya menggunakan jari tangannya mengecek setiap inci penampilannya yang memang tidak perlu di cek lagi karena sudah sempurna. Seseorang yang dikenalinya menghampiri membuat cowok itu melongo bego.

"Heh kayak orang bego lo, ngeliatin kayak ngeliat pisang"

"Anjir monyet dong gue" ucap Zeril membuat Kaira tertawa.

Zeril memang sempat memaksa Kaira untuk mengantarnya minggu ini ke suatu tempat, Kaira sempat menolak perminataan Zeril dengan segala cara namun Zeril yang memang keras kepala terus memaksa membuat Kaira frustasi sendiri.

Sekarang Zeril dan Kaira berada di toko bunga, kata Zeril, dia meminta Kaira memilihkan bunga. Entah Kaira tidak mengerti kenapa Zeril membawanya ketempat ini.

"Ril, beli bunga buat siapa?"

"Buat orang special dihati gue" Mendengar ucapan Zeril membuat Kaira mengernyit bingung. Pikirannya terus bertanya "Kai, lo pilihin bunganya yaa" Kaira yang terbengong tersentak dengan suara Zeril. Kaira hanya mengangguk.

Kaira memilih bunga yang menjadi bunga kesukaannya "Ril, bunga mawar putih aja gimana?" Zeril hanya mengangguk sambil tersenyum. Kaira merasa darahnya bedesir melihat senyum Zeril.

"Ternyata lo orangnya nggak muluk juga ya," ucap Zeril saat berada diparkiran "Gue kira lo bakal milih bunga bank" kekeh Zeril.

"Lo kira gue cewek matre"

-----------------------------------

Zeril memarkirkan motornya ditempat biasa dia parkir kalau dia ketempat ini. Dari tadi Kaira tidak habis bertanya dalam pikirannya, ingin bertanya kepada Zeril namun cewek itu merasa tidak enak.

"Kesini dulu ya, Kai" Kaira hanya mengangguk dan mengikuti Zeril sambil membawa sebuket bunga mawar putih.

Sesampainya, Zeril menatap nama yang sangat dia rindukan di batu nisan milik Mamanya. Zeril mensejajarkan dirinya dengan batu nisan itu. Membelai batu nisan itu dengan hati yang berkecamuk. Kaira mengikuti Zeril, mensejajarkan dirinya.

"Mah, ini Zeril. Zeril dateng kesini buat nengokin Mamah. Apa kabar disana? Zeril rindu. Zeril dateng kesini nggak sendiri, ini Kaira temen Zeril " ucap Zeril.

"Hai Tante, saya Kaira temen Zeril" Zeril tersenyum mendengar perkataan Kaira.

"Zeril juga bawa bunga kesukaan Mamah" Kaira langsung menaruh bunga itu didekat nisan "Itu Kaira yang pilihin, ternyata pilihannya tepat sama kesukaan Mamah" ucap Zeril menengok kearah Kaira sekilas dan kembali melihat batu nisan Mamanya "Dan semoga aja Kaira pilihan yang tepat juga buat Zeril" Zeril melihat kearah Kaira yang melotot kerahnya dengan wajah yang memerah.

Zeril melanjutkan percakapannya dengan Mamanya "Mah, maafin Zeril. Zeril belum bisa jadi yang terbaik buat semuanya apalagi buat Papah. Zeril selalu nyusahin Papah sama Zeris. Maafin Zeril juga, Zeril belum bisa maafin Zeris" terdengar nada yang berbeda dari Zeril, walaupun Kaira tidak mengerti yang dikatakan Zeril namun Kaira mencoba menguatkan cowok itu dengan cara menggenggam lengan kokoh itu.

-------------------------------------------

Entah apa yang dirasakan Zeril selain hari ini menyenangkan, seharian bersama Kaira si macan betina. Mengenalkan Kaira kepada Mamanya walaupun masih berstatus teman setidaknya Zeril merasa senang mengenalkan cewek itu kepada perempuan yang amat ia cintai. Sehabis dari makam Mamamnya, Zeril mengajaknya makan dan sekarang pukul 19.00 Zeril mengantarnya ke kandang.

Selama di perjalanan tidak ada yang membuka suara masing-masing. Zeril geregetan dengan situasi seperti ini.

"Kai, lo kekenyangan. Diem aja" ucap Zeril sambil tetap menyetir motornya.

"Gue diem biar lo konsen bawa motornya"

"Yaelah, gue udah terlatih"

Zeril sudah beada di kawasan komplek rumah Kaira, cowok itu melihat kearah spion motornya, kenapa seperti ada seseorang yang mengikutinya. Zeril secara tiba-tiba memberhentikan motornya dengan mendadak membuat Kaira reflek mencium helm yang Zeril pakai. Dan benar, sebuah motor berhenti didepan motornya. Zeril melepas helmnya.

"Weh ngapain lo ngikutin gue?!" tanya Zeril. Seorang cowok mengenakan masker menutupi sebagian wajahnya berjalan kearah Zeril menyuruh Zeril turun. Kaira mulai merasa takut.

"GUE TANYA LO NGAPAIN BUNTUTIN GUE!!" Zeril mudah tersulut emosi.

"Lo masih punya utang nyawa sama gue,bangsat!!!" ucap cowok itu.

"Maksud lo apa? Buka masker lo anjing! Jangan jadi banci" Zeril mencoba menarik masker diwajah pria itu. Namun, tangannya dapat dipegang oleh pria itu. Seketika pria itu berkesempatan memberi pukulan tepat diwajah Zeril.

"ZERIL" Pekik Kaira kaget. Kaira berusaha mencoba meminta tolong tapi percuma saja, kompleknya seperti kawasan begal, sepi. Kaira jingkrak-jingkrak gereget tak bisa melakukan pertolongan.

Sedangkan, Zeril dan cowok bermasker itu tetap melakukan adu tinjunya. Sesekali cowok itu melayangkan tinju dan tendangan tepat di sekujur tubuh Zeril, sama halnya dengan Zeril. Sekarang terlihat Zeril tersungkur dan cowok bermasker itu ingin melayangkan kepalannya, namun entah keberanian datang dari mana Kaira mengahampiri tubuh Zeril menghalangi tubuh itu agar tidak terkena serangan cowok itu dan pada akhirnya wajah cantiknya terkena serangan mendadak itu.

"KAIRA" Zeril melihat Kaira yang bibirnya mengeluarkan darah "BANGSAT!!!" Zeril dengan susah payah berdiri menyingkirkan tubuh mungil Kaira yang menghalangi tubuhnya, namun ditahan Kaira untuk berhenti.

Cowok bermasker itu terlihat panik dan kelabakan setelah salah sasaran, lalu menghampiri motornya dan melajukan motornya dengan cepat.

"KETEMU GUE, GUE MATIIN LO TAI!!!" teriak Zeril yang menggema.

Zeril melihat Kaira yang dihadapannya terlihat kesakitan "Kai, lo nggak apa-apa kan?" Zeril memegang sudut bibir Kaira, menghapus darah yang terus mengalir sebelum membawa kaira pulang kerumahnya.

--------------------------------------

Setelah memastikan Kaira baik-baik saja, Zeril tak langsung pulang. Jam 21.30 Zeril mendatangi rumah Farel. Menceritakan penyerangan mendadak yang terjadi padanya beberapa jam lalu yang menyebabkan Kaira terkena imbasnya.

"Gue nggak tahu, dia pake masker" ucap Zeril "Aw sakit bego, jangan diteken" Zeril meringis saat Egi mencoba mengobati lukanya. Egi datang tepat saat Zeril juga datang kerumah Farel.

"Gue juga, harus liat dulu gimana bentuknya" ucap Farel garuk-garuk kepala.

Zeril masih deengan suasana menggebu-gebu "Setiap gue coba buka maskernya dia selalu bisa ngehindar, kan tai"

"Lagi kena flu burung tuh orang" celetuk Egi yang masih melakukan aktivitasnya.

Farel tertawa "Flu babi, bego"

"Itu mah lo, Rel" ucap Egi.

"Sialan"

----------------------------------

Kaira menyempatkan keperpus sebelum jam masuk berbunyi, lukanya masih terasa membuat wajah sebelah kanan terasa kaku. Beberapa kali Kaira meringis. Zeril juga tidak bisa disalahkan dengan kejadian ini, nyatanya cowok itu juga terkena serangan.

"Muka lo kenapa?" Entah dari kapan Zeris sudah ada didepannya dengan buku yang dia pegang.

"Ini-"

"Lo kemaren pergi sama Zeril, kan?"
Kaira mengangguk.

"Zeril dateng-dateng juga bonyok tuh muka, apa semua gara-gara Zeril? Biar gue-"

"Eh eh Ris, engga kok ini bukan salah Zeril" ucap Kaira.

Lalu Kaira menceritakan kejadian kemarin terhadap Zeris. Menurut Kaira, Zeris berhak tahu apa yang terjadi kepada Zeril.

----------------------------------

Part terpendek wkwkwkwk bodooo.

di lanjut nggak yaa?

Twin BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang