15

3.7K 220 13
                                    

20 desember 2014.

Zeril dan zeris yang seperti biasa duduk diruang makan sambil bercanda sembari menunggu Mamahnya menyiapkan semua sarapan paginya.

"Ris, keong kalo udah nikah bisa tinggal serumah nggak sih kayak Mamah sama Papah?" tanya Zeril polos.

"Goblok"

"Iya makanya gue nanya. Lo kan pinter tuh hahaha"

"Mamahhhh,  masa Zeril nikah tuh Mah" adu Zeris dengan setengah berteriak.

Mamahnya dengan membawa beberapa makanan menoleh kearah Zeris yang memanggilnya.

"Kenapa sih pada ribut-ribut aduhh jagoan Mamah ini yaa"

"Masa Zeris nanyain keong nikah. Ya, Zeris nggak tau yakan, emang Zeris keong" keluh Zeris.

Mamahnya saat itu hanya tersenyum dan menggeleng dengan perlakuan dua anak kembarnya itu. Sudah menjadi hal biasa jika rumah ribut dan berisik karena ulah mereka berdua.

"Yaudah makan dulu ayo ayoo" ajak Mamahnya dengan senyuman khasnya.
Tapi, senyumannya sedikit berbeda karena terpampang dari wajah pucat Mamahnya. Ya, Mamahnya bilang kalau sedikit kurang enak badan dari kemarin malam. Mamahnya juga memutuskan untuk tidak bekerja karena kondisinya yang tidak bisa dikondisikan.

"Masih sakit, Mah?" tanya Zeril tiba-tiba yang terlihat khawatir dengan kondisi Mamahnya.

Mamahnya seperti biasa selalu menampakan senyumannya "Nggak sih"

Kunyahan dari mulut Zeris jadi lambat dan dia menatap Mamahnya "Nanti minum obat lagi ya, Mah. Kalo masih sakit nanti pulang sekolah Zeris anterin ke dokter" ucap Zeris yang tak kalah khawatir.

Bagaimana tidak bersyukur Mamahnya di karuniai anak kembar yang peduli terhadap dirinya. Mamahnya mengangguk menuruti perkataan Zeris.

"Bagaimana latihan piano kamu, Zeril?" tanya Mamahnya kepada Zeril yang masih sibuk memakan nasi gorengnya.

"Lancar. Zeril udah siap tanggal 24 nanti yeayyy. Pokoknya Mamah, Zeris sama Papah harus dateng ya pas Zeril kompetisi piano" ucap Zeril yang bersemangat.

"Belajar yang giat ya sayang biar jadi pemenang" kata Mamahnya menepuk pundak Zeril pelan.

"Iya, Mah" ucap Zeril tersenyum.

"Awas aja kalo nggak menang" celetuk Zeris meledek.

"Makanya kalian datang buat jadi penyemangat Zeril biar bisa menang haha"

"Nanti, Mamah bilang Papah kamu biar pulangnya tanggal 22 nya yaa"
Papahnya memang sedang di tugaskan di Hongkong maka dari itu jangan tanyakan kenapa mereka sarapan hanya bertiga saja.

"Lah kan, kompetisi Zeril tanggal 24 Mah" timpal Zeris bingung.

"Nggak apa-apa dong. Biar nanti sehari sebelom Zeril kompetisi kita liburan dulu seharian, ya nggak?" tutur Mamahnya membuat mata Zeris dan Zeril berbinar karena senang.

"Mantap dah"

"Ah, sip deh"

---------------------------

"Mah Zeril pulang telat ya, soalnya mau latihan piano di sekolah aja. Disini ada setan kadang ngegangguin Zeril latihan" Zeril melirik kearah Zeris yang saat mengatakan 'setan' membuat Zeris melotot kearahnya.

"Yaudah, kabarin aja kalo pulang nanti biar di jemput Mamah. Kan, Pak Aryo ijin ada urusan sebentar katanya"

"Bareng temen aja lah pulangnya, Mah. Kalo nggak Zeril nanti pulang sendiri aja" tolak Zeril.

Twin BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang