"Ini pertama kalinya kita ketemu ya"
"Lo mau ngapain?"
Zeril berdeham "Jadi gini, gue mau tanya di sekolah lo ada orang yang pake motor warna merah dengan plat motor segini nggak?" tanya Zeril sambil memperlihatkan plat nomor yang dia tulis sebelumnya.
Ari mengernyit bingung "Maksud lo, lo minta gue nyariin orang yang pake nomor plat motor itu di satu sekolah gue gituu?"
Zeril menggeleng "Bukan begitu, gue cuman nanya kan nggak nyuruh lo nyari juga"
"Yakali gila aja berapa murid di sekolah gue, kalo gitu nggak nanya aja sama kang parkir sekolah gue"
Anjing ngeselin banget kayak sepupunya, batin Zeril.
"Ya apa salahnya gue nanya, anjir"
"Kalo bukan karena Runa gue males deh ketemu, mana cuman nanyain plat motor"
"Dih, lo pikir gue mau ketemu lo. Gue lagi butuh aja"
"Cih" Ari berdecih mendengar perkataan Zeril.
Zeril memicingkan matanya kepada Ari " Lo lagi nggak bohong kan?"
Ari mulai risih di tatap seperti itu "Bohong apa?" tanya Ari.
"Tentang semuanya"
"Apasih, nggak guna banget gue bohongin lo masalah plat"
"Oh yaudah bagus kalo gitu"
"Kalo mau lo mampir ke sekolah gue, lo pantengin satu-satu motor yang lewat"
"Dih"
"Apaan dah-dih-dah-dih, bener dong. Yakali gila aja nggak sih, baru kali ini gue ketemu orang cuman nanyain plat motor orang lain, berasa kang parkir" oceh Ari nggak berhenti.
"Bacot bener, udah lah sana"
"Yaudah gue cabut" ucap Ari meninggalkan Zeril di tempat.
Apa Zeril bilang ini tuh tidak masuk akal. Benar kata Ari, bertemu hanya menanyakan plat nomor yang jelas-jelas begitu banyak motor yang masuk lalu lalang di sekolahnya. Mana mungkin juga cowok itu memperhatikan motor satu-satu. Runa memang keras kepala ingin mempertemukan Zeril dengan sepupunya itu.
"Coba dulu, Ril. Siapa tau, Ari juga tau plat nomor itu. Kalaupun nggak tau, yang penting lo udah kenalan sama sepupu gue kan" ucap Runa kala itu.
--------------------------
"Woy stop stop.."
"Apaansih"
"Mau nanya, tau motor warna merah dengan nomor plat segini kaga?" tanya Farel sambil memberhentikan orang lain yang lewat dihadapannya dan menunjukan tulisan plat nomor yang dia bawa.
"Gak" jawab orangitu singkat.
"Oh yaudah"
Farel lalu menghampiri Egi yang sedang melakukan aktifitas yang sama. Memberhentikan setiap murid yang keluar dari gerbang sekolah Harapan Pertiwi.
"Gi, capek ah gue" ucap Farel mengeluh.
"Emang lo pikir gue nggak capek? Sama"
"Yaudah istirahat dulu lah bentar, nanti lanjut lagi"
"Gila lo ya, ini udah jadwal balik sekolah. Mau kapan lagi anjir, gue males banget kesininya lagi"
"Yaudah lah gue break dulu"
"Lemah lo dasar" cibir Egi.
Egi dan Farel memang di suruh Zeril untuk mencari orang yang memakai plat motor dengan nomor yang tertera di selembaran kertas yang mereka bawa dan langsung ke sekolah yang di duga orang itu bersekolah disitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twin Boy
Teen Fiction[slowupdate]- Mereka memang mirip dari segi fisik, mereka berdua bagaikan seorang yang sedang bercermin, Namun mereka berbeda dari segi sifat..