Prolog

1.7K 48 17
                                    

"Alicia, ayo cepetan larinya! Katanya mau kupu-kupu warna biru," seru anak laki-laki itu yang sedang berlari mengejar kupu-kupu bercorak biru hitam itu.

"Iya, Licia lama banget larinya," tambah gadis kecil yang berambut panjang itu sambil berlari.

Yang dipanggil kini mulai menghela napas panjang, "Iya Sem, Alice. Aku capek banget nih. Kalian lari duluan aja!"

Sem dan Alice yang mendengarnya tetap berlari mengejar kupu-kupu yang mereka sukai. Coraknya sangat disukai oleh Alicia.

Bruk

"Aduh!" teriak Alice yang tersandung akar-akar pohon yang keluar dari tanah. Tubuhnya terjatuh dan lututnya terluka dan mengeluarkan darah.

Sem yang sedang sibuk mengejar kupu-kupu itu segera mendatangi Alice dan Alicia juga mendatanginya.

"Kamu nggak apa-apa, Al?" tanya Sem kepada Alice. Alice yang tadinya tidak kenapa-napa malah menjadi takut dengan pertanyaan Sem tadi dan matanya memerah dan mulai mengeluarkan titik-titik air mata. Alice menangis tapi tidak bersuara.

"Aduh ini aku kasih plester biar cepet sembuh," kata Alicia seraya mengeluarkan plester luka dari tasnya dan memasangkannya pada luka Alice.

"Udah jangan nangis, nanti sembuh kok," kata Sem menenangkan Alice dan mencium luka yang sudah diplester tadi.

Alice bingung mengapa sahabatnya itu mencium luka tersebut, "Kenapa kamu cium?"

"Biar cepet sembuh," jawab anak laki-laki berumur lima tahun tersebut.

"Kok Mama kita belum jemput kita ya? Padahal temen-temen udah pada pulang semua," kata Alicia.

"Nggak tau. Mungkin lagi kesini," Sem mengangkat bahu.

Alicie sedari tadi diam membuat Sem dan Alicia bingung.

"Alice, beli permen kapas di depan sekolah yuk," ajak Sem pada Alice. Alice tetap diam dan menjawabnya dengan anggukan kecil.

Sem lalu menggandeng tangannya menuju pedagang permen kapas.

"Tunggu aku ikut!" seru Alicia sambil berlari mengejar mereka dan lalu menggandeng tangan Alice.

Sem lalu membeli tiga permen kapas menggunakan uang sakunya dan kembali masuk sekolah bersama Alice dan Alicia.

Mereka duduk di ayunan yang ada di taman kanak-kanak mereka.

Mereka bertiga memakan permen kapas tersebut sambil mengayunkan ayunan yang mereka duduki.

Alice melihat langit dan melihat permen kapas yang ia makan. Ia membandingkan antara awan putih dan permen kapasnya.

"Apa jangan - jangan permen kapas itu diambil dari awan ya?" tanya Alice sambil menatap awan yang membentuk pola-pola dan bentuknya yang mirip dengan permen kapasnya.

Alicia dan Sem yang mendengar ucapan Alice kaget mengapa tiba-tiba Alice berbicara dan langsung melihat langit.

"Ih iya, bentuknya mirip," kagum Alicia.

Sem jadi ikut-ikutan melihat awan itu, "Iya, tapi masa yang jual harus terbang dulu biar bisa dapet awannya?"

"Bisa aja yang jual punya sayap," Alice kini mulai tersenyum dan lupa tentang luka tadi.

"Tapi itu nggak mungkin ah, masa punya sayap kaya Tinkerbell?" tambah Alicia.

Mereka sekarang hanya memandangi awan - awan tersebut yang membentuk pola itu.

"Ih bentuknya kaya kucing ya," ucap Alicia

"Ah masa yang mana?" kata Sem mencari awan yang mirip dengan kucing.

"Itu yang itu!" jawab Alice sambil menunjuk awan yang mirip kucing itu.

"Eh iya mirip. Kok bisa gitu ya?" kata Sem sambil memandangi awan tersebut.

"Nggak tau," jawab Alice.

Lalu ada 2 wanita berumur sekitar kepala 2 hampir 3 itu memanggil mereka bertiga. Ternyata itu adalah ibu mereka.

Mereka langsung lari menghampiri ibu mereka.

"Dadah aku pulang dulu ya, Sem!" kata Alicia sambil melambaikan tangan

"Aku juga pulang dulu!" tambah Alice seraya melambaikan tangannya.

"Iya, aku pulang juga! Besok main ayunan di sana lagi ya!"
jawab Sem.

"Iya!"

A/n

[13 December 2015 (22:57)]

Heii
Ada yang kangen aku gak nih? :p
Maaf bangeet kalo aku jarang on,
Soalnya kelas 9 dan kalian pasti tau apa yang aku rasain kan yaa

Aku pasti sempetin nulis cepet kok biar kalian nggak nunggu kelamaan..

Oh iya notes
Alicia bacanya elisia
Kalo Alice bacanya elis.
:p

Yaudah see you later yaa

Salam,
Delia

GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang