Part 28

8.4K 594 4
                                    


Alex's POV
Setelah mengantarkan Kiara, gue sengaja mampir ke tempatnya Om Reza. Gue butuh teman curhat. Dan hanya Om Reza yang bisa gue curhatin malam ini. Enggak kayak bokap gue, gak pernah ada waktu gue butuh.

"Wah, tumben ke sini. Ayo masuk," kata Om Reza. Gue masuk. Tatanan rumahnya masih saat terkahir gue ke sini. Kapan ya gue terakhir ke sini? Mungkin waktu barusan masuk SMA.

"Tante Dini sama Galih enggak ada, Om?" tanya gue heran. Kok kayaknya rumahnya sepi banget.

"Mereka lagi ke supermarket. Pasti mau curhat ya?" tebak Om Reza. Gue tersenyum. Om Reza memang om paling mengerti gue. Gue udah menganggap beliau kayak bokap gue. Om Reza menyuguhkan teh hangat. Hmm... gue jadi inget waktu Kiara buat teh hangat untuk gue.

"Ada masalah apa?" tanya Om Reza. Gue menghela nafas.

"Yah, masalah remaja biasa. Masalah cinta. Alex suka sama seorang gadis," kata gue memulai. Om Reza memandang gue heran.

"Bukannya kamu memang suka gonta-ganti pacar?" tanya Om Reza heran. Gue geli mendengarnya. Emang bener sih. Gue sering curhat masalah cewek-cewek gue ke Om Reza. Kami tertawa.

"Bukan, Om Reza. Ini beda," kata gue.
"Alex baru ketemu ada cewek kayak gini. Berbeda dengan mantan-mantan Alex yang dulu. Dan dia enggak terlalu tertarik sama Alex," kataku. Om Reza tertawa.

"Wih, baru kali ini Om Reza dengar ada cewek yang menolakmu. Siapa sih namanya?" tanya Om Reza penasaran.

"Kiara," jawab gue.

"Kiara?! Anaknya Pak Reno itu?!" seru Om Reza mendelik padaku. Gue terkejut.

"Anak ayahnya," jawab gue kesal. Lah, Om Reza kok jadi enggak nyambung sama curhatanku.

"Kemarin, temannya Om Reza telepon, namanya Pak Reno. Pak Reno khawatir sama anaknya yang enggak ada di rumah. Anaknya namanya Kiara. Padahal udah satu minggu. Pak Reno taunya waktu hari Minggu pagi minggu lalu. Beliau yakin perginya sudah Sabtunya karena kamarnya sudah rapi. Kasihan beliau. Tapi mungkin hanya namanya yang sama," cerita Om Reza. Kok jadi Om Reza yang curhat? Tapi kok, ceritanya aneh ya. Selama seminggu kemarin Kiara kan nginep di rumah gue. Jangan-jangan...

"LOH?! Kiara nginep di rumah Alex seminggu kemarin. Barusan Alex nganterin ke rumahnya," kata gue. Om Reza bengong. Gue bingung.

"Ya Allah! Om Reza baru inget yang laporin ada perampokan di Perumaha Asri itu kamu ya?!" tanya Om Reza menggebu-nggebu. Gue mengangguk pelan.

"Itu rumahnya Pak Reno!" seru Om Reza. Gue diem. Suasanaa hening. Tak lama kemudian ponsel Om Reza berbunyi. Om Reza mengangkatnya. Gue enggak terlalu memperhatikan beliau. Paling juga masalah pekerjaan. Yang gue pikirkan jadi Kiara dianggep hilang sama ayahnya? Wah, gue bisa disangka penculik nih.

"Ternyata Kiara yang kamu bicarakan itu memang Kiaranya Pak Reno. Beliau baru telepon, anaknya sudah pulang," kata Om Reza yang ternyata sudah selesai telepon. Oh, jadi tadi yang telepon ayahnya Kiara.

"Kalau gitu, balik ke cerita aja. Om Reza penasaran banget nih," kata Om Reza bersemangat. Gue tersenyum.

"Dulu saat pertemuan pertama kami sangat buruk. Alex benci padanya. Kiara juga. Awalnya Alex deket sama Kiara gara-gara taruhan. Tapi senyumannya Kiara yang jarang dia tampilkan itu limited edition. Membuat Alex berpikir dua kali," cerita gue.
"Ternyata Kiara memang sangat peduli pada orang lain. Dia yang membuat Alex baikan sama Lilia. Yang merawat Lilia sampe rela nginep dirumah Alex. Dia yang paling mengerti Alex dan Lilia," lanjut gue sambil membayangkan saat-saat Kiara membantu gue.

"Dan dia menolakmu?" tanya Om Reza.

Gue mengangkat bahu. Gue juga enggak tahu sebenarnya gimana sih perasaan Kiara ke gue. Susah di baca.

AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang