Handy tersenyum mengejek.
"Oh, Alex belum cerita ya?" tanya Handy licik.
"Cerita apa?" tanyaku sewot.
"Hmmm... gimana ya gue harus jelasin ke lu?" kata Handy berpikir.
"Waktu istirahat enggak panjang," kataku dingin. Handy menatapku dengan senyuman mengejek.
"Lu tau, lu itu awalnya cuma cewek taruhannya, Alex! Kalau dia berhasil membuat lu jatuh cinta, kita kasih dia tiga juta. Kalau dia kalah, dia yang harus bayar tiga juta," cerita Alex. Aku terkejut. Apa?! Seolah-olah jantungku berhenti berdetak. Cewek taruhan?
"Gue enggak tahu lu ngasih racun apa ke dia. Gara-gara deket lu, dia sekarang malah musuhin kita!" lanjut Adit.
PLAK! PLAK! Aku menampar Handy dan Adit bergantian.
"Aku bersyukur, dia sekarang musuhin kalian. Orang yang berteman hanya karena uang!" seruku marah. Handy dan Adit mengaduh kesakitan. Aku menatap tajam pada Bram yang dari tadi hanya diam.
"Alex membatalkan taruhannya," kata Bram datar. Aku mengangkat alis.
"BRAM! Lu bela Alex?!" tanya Handy yang masih memegang pipinya yang kesakitan.
"Gue bela yang benar," kata Bram menata Handy. Tatapanku kembali menatap Handy dan Adit. Mereka menatapku takut. Aku langsung pergi meninggalkan mereka.
Dengkan langkah cepat dan emosi aku menuju kelas Alex. Dia mendekatiku hanya karena taruhan? Dia pikir aku cewek macam apa? Yang akan tergila-gila dengan ketampanan dan kekayaannya? Tiga juta hah?! Serendah itukah harga diriku?!
Aku menghentikan langkah saat melihat kerumunan cewek dan seorang lelaki yang lebih tinggi dari mereka. Aku menatap laki-laki itu tajam. Dengan langkah cepat, aku menuju ke kerumunan itu dan menerobos. Alex terkejut melihatku.
PLAK! Aku langsung menamparnya. Terdengar suara terkejut dari para cewek.
"AW!" jerit Alex kesakitan.
"Sampai kamu muncul lagi di hadapanku, aku enggak hanya akan menamparmu. Ingat it!" kataku pelan tapi tajam. Aku langsung meninggalkannya.
Aku tahu konsekuensinya jatuh cinta. Tapi, aku tidak akan kembali menjadi Kiara yang dulu. Aku tidak akan kembali mengurung diriku. Walau, aku sakit hati lagi sekarang.
Alex's POV
Gue kaget saat tiba-tiba Kiara muncul dan langsung menampar gue. Gue sudah pernah merasakan tamparannya sekali. Dan aku bersumpah enggak akan mau mendapatkan yang kedua. Tapi ternyata enggak sesuai kenyataan."Sampai kamu muncul lagi dihadapanku, aku enggak hanya akan menamparmu. Ingat itu!" katanya tajam. Ada apa dengannya? Kenapa tiba-tiba dia menamparku? Dia pergi meninggalkan gue dengan wajah marah. Gue langsung mengejarnya.
"Kiara!" panggil gue. Kiara tetap berjalan. Sampai akhirnya aku berhasil memegang tangannya. Tiba-tiba dia berbalik dan langsung menginjak kakiku. Gue menjerit kesakitan. Sumpah, gue baru tahu kalau Kiara itu fisiknya kuat banget. Setelah itu, dia berjalan meninggalkan gue. Gue hanya memandangnya sambil mengelus kakiku yang sakit. Ada yang enggak beres nih...
*****
Malamnya, gue telepon dia, teleponnya enggak diangkat. Gue sms, enggak di bales. Gue line enggak di read. Akhirnya gue coba telepon lagi. Dan ternyata enggak aktif. Gue frustasi."AAAAA!" jeritku membanting ponsel. Para pelayan dan Lilia yang di dekat gue kaget.
"Kak, kenapa?" tanya Lilia khawatir. Gue hanya diam. Gue enggak mungkin cerita ke Lilia masalah gue dan Kiara. Bisa kecewa dia. Tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu. Gue menghela nafas. Siapa sih yang bertamu di hari sibuk gini?!
KAMU SEDANG MEMBACA
Alone
Teen Fiction[Beberapa part hanya bisa dibaca oleh followers] Kiara tidak pernah ingin jatuh di lubang yang sama. Tidak untuk kesekian kalinya merasakan sakit hati. Baginya hidup sendiri itu lebih menyenangkan. Sampai akhirnya dia bertemu dengan mereka, yang me...