Part 37

6.4K 500 4
                                    

Alex tertawa kecil melihat Kiara yang ngomel-ngomel tak jelas. Apalagi dengan wajahnya yang merah padam.
"Udah marahnya?" goda Alex saat Kiara diam. Kiara cemberut.

"Lu ngomong apa sih tadi yang terkahir. Gue enggak denger," goda Alex lagi. Kiara memalingkan wajah. Alex semakin tertawa. Kiara menghentakkan kakinya kesal.

"Kapan sadarnya?!" tanya Kiara kesal.

"Kemaren malam. Cuma ada orangtua gue di sini. Gue nungguin lu enggak dateng-dateng. Yah gue baru aja mau tidur waktu lu masuk sini," kata Alex. Kiara mendelik

"Jadi kamu denger semua yang aku ucapin tadi???" tanya Kiara kaget.

"Gue jawab enggak aja ya, biar lu enggak malu," kata Alex menggoda. Muka Kiara kembali memerah.

"Berhenti menggodaku!" seru Kiara memalingkan wajah. Tiba-tiba tangan Kiara di tarik mendekat ke kasur oleh Alex. Alex langsung memeluknya. Kiara kaget.

"Gue juga kangen lu kok, Ra," kata Alex lembut. Kiara berusaha melepaskan dirinya dari Alex. Tapi Alex memeluknya erat.

"Gue udah denger kok lu ngomong apa. Enggak usah malu gitu," kata Alex. Kiara yang mendengarnya malah malu. Dia menghela nafas. Akhirnya, dia membalas pelukan Alex.

"Maaf, Lex," kata Kiara lirih.

"Gue yang harusnya minta maaf, Ra. Maaaf banget. Tapi beneran, gue itu sayang sama lu. Bukan karena taruhan itu," kataa Alex.

"Aku percaya kok," kata Kiara. Alex melepaskan pelukannya dan menatap Kiara.

"Tanpa taruhan itu, mungkin kita enggak dekat," lanjut Kiara. Alex tersenyum.

"Lagian kamu tuh ya! Ngapain sih pake pergi ke Singapura? Kayak anak kecil tahu ngambeknya!" kata Kiara kesal.

"Ampun, Nona Kiara. Gue disuruh Bram," kata Alex. Ponsel Kiara berbunyi. Ada sms masuk. Kiara mengeceknya. Ternyata dari Vera.

"Kamu mau titip apa?" tanya Kiara pada Alex.

"Kalau ada kue bolu aja," jawab Alex. Ada suatu pikiran yang nenganggu Alex. Kiara mengetik titipannya dan Alex ke Vera. Setelah itu dia mengantongi ponselnya lagi.

"Ra," panggil Alex. Kiara menoleh. Wajah Alex terlihat murung. Kiara jadi bingung.

"Kenapa, Lex?" tanya Kiara heran. Pandangan Alex mengarah ke kakinya yang tertutupi selimut. Kiara menghela nafas. Dia tahu, pasti Alex akan membicarakan ini.

"Soal kaki kiri gue yang diamputasi. Lu tau, kan?" tanya Alex. Kiara mengangguk.

"Gue enggak akan pernah punya dua kaki yang normal lagi. Gue enggak bisa jalan kayak orang normal lagi. Gue enggak bisa main basket lagi. Dan gue enggak bisa melakukan semua hal yang biasanya gue lakukan dengan kedua kaki gue," curhat Alex. Kiara diam.

"Mungkin, gue akan kehilangan julukan 'Pangeran Sekolah' dan pasti banyak fans gue yang menjauh. Gue mau denger dari lu, Ra. Kalau lu emang enggak mau dengan kondisi gue yang kayak gini, gue terima kok. Mungkin ini karma bagi gue," tambah Alex. Dia menatap Kiara yang juga lagi menatapnya. Waktu dia sadar, dan mengetahui kakinya diamputasi, Alex benar-benar frustasi. Dan salah satu pikirannya adalah apakah Kiara mau menerimannya?

"Lex, kalau kamu enggak sakit yaa, sudah kutampar dari tadi," kata Kiara gemas.

"Lu kok sukanya nampar gue sih," balas Alex kesal.

"Pikiranmu itu, kenanak-kanakan banget," kata Kiara.

"Alex, perasaan sayangku bukan sama kakimu. Bukan dengan tanganmu. Bukan karena julukanmu itu. Atau bukan karena kekayaanmu juga. Yang aku sayang, itu kamu! Dirimu! Hatimu! Aku hanya akan kecewa sama kamu kalau dirimu atau hatimu yang hilang," kata Kiara.

AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang