-DelapaN-

17.3K 1.2K 8
                                    

Iqbaal tersenyum mendengar jawaban yang di lontarkan oleh (Namakamu). "Okay, yang penting saat ini adalah lo tau perasaan gue sama lo."

"I love you too," Kata (Namakamu) yang membuat Iqbaal kaget setengah mati.

"Jangan jauhin gue, ya?" Iqbaal tersenyum manis menatap (Namakamu).

"Orang bego kalo tau cowok suka sama cewek, terus ceweknya jauhin itu cowok. Gak punya hati banget." (Namakamu) memanyunkan bibirnya.

"Eh ini bukan arah rumah gue ya?" Lanjut (namakamu) sesudah menyadari bahwa ini bukan arah untuk menuju ke rumahnya.

"Emang bukan, hehehe." Jawab Iqbaal enteng.

"Ni tanda-tanda mau nyulik gue nih, yakin gue, gak salah lagi." (Namakamu) menatap Iqbaal dengan tajam.

Iqbaal hanya tersenyum sambil balik menatap (Namakamu), "Jangan di liatin gitu dong, nanti naksir gimana?"

"Kan udah, hahahaha." Jawab (Namakamu) sambil menyudahi sesi tatap-mata-saya itu.

Tak lama setelah itu, mobil yang dinaiki Iqbaal dan (Namakamu) telah sampai di pekarangan rumah Iqbaal.

"Gamau turun." (Namakamu) menatap Iqbaal cemas.

Iqbaal terkekeh melihat (Namakamu) yang kini juga menampakan wajah panik nya, "Bunda sama Ayah gak bakal ngegigit loh."

"Iya tau, emak bapak lo bukan kanibal." balas (Namakamu) sewot.

"Hahahahaha gemes amat sih, pacar siapa ya." Iqbaal membuka pintu mobil dan merapikan bajunya.

"Pacarnya Harry Styles dong. Udah ah gue mau balik."

Iqbaal pun dengan tiba-tiba turun dan melangkahkan kakinya menuju ke pintu rumah.

"Dih kurang ajar banget ninggalin gue disini." (Namakamu) menelfon ponsel Iqbaal yang kini berdering di sampingnya.

Tak lama setelah (Namakamu) menelfon, Iqbaal kembali datang menemui (Namakamu). (Namakamu) dengan langsung membuka pintu mobil dan keluar dari mobilnya.

"Heh, siapa suruh lo turun. Sorry ya, gue kesini mau bawa hp gue doang." Iqbaal menatap tajam mata (Namakamu) dengan wajah yang menahan tawa.

(Namakamu) mendengus kesal sambil menatap mata Iqbaal balik.

"Tuh kan lo kurang ajar."

"Hehe, nggak sayang. Yuk kita masuk."

Pipi (Namakamu) mulai memerah dengan mata yang masih menatap Iqbaal tajam, "Sayang-sayang sipatokaan kali ah."

"Ale, (Namakamu) nya jangan di godain gitu dong. Mukanya udah merah banget tuh liat kamu kayak liat setan."

"Eh, Tante, Assalamualaikum tante." (Namakamu) menghampiri Bunda Rike dan menyalaminya.

"Panggil Bunda aja (Nam)," ucap Bunda Rike sambil mengusap bahu (Namakamu).

(Namakamu) hanya tersenyum kikuk sambil melihat Iqbaal yang kini sedang senyum-senyum sendiri seperti orang gila.

"Yaudah yuk masuk aja, ada Ayah di dalem."

Ucapan Bunda Rike membuat (Namakamu) yang sedang berjalan tiba-tiba mengerem mendadak.

"Ayah gak gigit kok (Namakamu), gausah takut gitu." Bunda Rike terkekeh sambil terus merangkul kan tangannya di bahu (Namakamu).

(Namakamu) kembali tersenyum kikuk dan terus melanjutkan langkahnya.

You're My Lucky CharmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang