- Empat Puluh Delapan -

13.3K 990 81
                                    

"IQBAAL FOTOIN GUE SAMA MAMA SAMA KAK MANDA SAMA PAPA JUGA DONG." (Namakamu) berteriak dan menarik Kakak, Mama, dan Papanya.

Iqbaal pun menaikkan kedua alisnya lalu mengangguk.

(Namakamu) berada di antara Mama Linda Kak Manda, "Papa geseran dikit gitu--" Iqbaal menggerakkan tangannya bertanda menyuruh Papa Indra untuk bergeser. "Nah, udah. Satu... Dua... Tiga.."

Cekkrekk!

"Makasih Iqbaal." (Namakamu) tersenyum dan membuka ponselnya.

Iqbaal mengernyitkan alisnya dan, "(namakamu)!"

(Namakamu) menoleh kepada Iqbaal dan otomatis melihat kamera yang diarahkan Iqbaal kepada mereka. Cekrekk.

"Iqbaal ih muka guenya nggak banget disitu. Hapus ih." (Namakamu) mendorong bahu Iqbaal beberapa kali.

Iqbaal pun hanya tertawa dan memperlihatkan hasil fotonya yang memperlihatkan (namakamu) dengan muka yang sangat tidak terkontrol, tetapi masih tetap cantik dengan hijab warna biru pastel yang menutupi rambutnya.

"(Nam), foto kuy." Nanas tiba-tiba mengajak (namakamu) untuk berfoto bersama.

Iqbaal menoleh ke arah Nanas dan tersenyum, "Sama gue aja fotoinnya. Cepet." Iqbaal menyuruh Nanas dan (namakamu) untuk berpose.

Cekrekk.

"Ah kok kabur sih?" (Namakamu) menatap tajam mata Iqbaal.

"Nggak sengaja sumpah, coba sekali lagi cepet." Iqbaal mendorong (namakamu) untuk kembali berpose.

Cekrekk.

"Lo kalo gak niat mau fotoin kita diem aja deh Baal ih. Lo ngeselin banget sumpah." (Namakamu) menjitak kepala Iqbaal dengan sangat kencang ketika melihat hasil fotonya kabur lagi.

"Eh iya anjir gak sengaja mangap." Iqbaal menutup mukanya dengan tangan.

Nanas terkekeh, "Makanya kalo masih suka sama (namakamu) jangan sosoan pacaran sama yang lain. (Namakamu) gue embat kan nangis lo." Nanas menepuk bahu Iqbaal sambik terus terkekeh.

"Eits, gue udah move on kali. Kalo (namakamu) baru belum move on dari gue." Iqbaal segera membalas pernyataan Nanas.

"Udah mau foto kan? Cepet, yang sekarang bener deh gak akan kabur lagi." Iqbaal kembali menyuruh keduanya agar berpose.

"Kalo gak niat buat fotoin kita, diem aja deh. Gue bisa panggil photografer yang lebih profesional daripada lo." (Namakamu) mengambil kameranya dan menarik tangan Nanas.

Iqbaal buru-buru menahan tangan (namakamu), "Serius. Beneran deh sekarang." Iqbaal tersenyum lebar sambil mengacungkan jarinya membentuk angka 2.

"Sekali lagi ya, awas kalo gak bener. Kalo malem ada yang begal lo, itu gue ya." (namakamu) mengepalkan tangannya tepat di depan wajah Iqbaal.

"Iya anjir. Gak percayaan amat sih lo sama gue." Iqbaal mundur dan mengarahkan kameranya untuk memotret (namakamu) dan Nanas.

"Dah bagus kan? Gamau tau pokoknya kalo di upload harus ada taken by nya. Wajib pokoknya. Kalo engga, gue report akun lo." Iqbaal memberikan kamera (namakamu) sambil terkekeh.

(namakamu) mendecak sebal mendengar pernyataan dari Iqbaal, "Gak ikhlas banget sih fotoin orang."

"Tau ah pokoknya harus ada taken by meh nya. Wajib bodo amat." Iqbaal terkekeh lalu meninggalkan (namakamu) yang sedang memperlihatkan wajah keheranannya kepada Nanas.

You're My Lucky CharmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang