Senyuman (namakamu) menghilang ketika melihat wajah datar Iqbaal yang menatap dirinya.
"Kemana aja?" Tanya Iqbaal dingin.
"A-ada kok. Tadi gue baru beres kerja kelompok, barusan juga gue kesini, tapi lo nya tidur." Balas (namakamu) dengan hati-hati.
"Kerja kelompok?" Tanya Iqbaal lagi.
(namakamu) menganggukan kepalanya pelan.
"Sama siapa?" Lagi-lagi Iqbaal terus mengintrogasi (namakamu).
"Sama Michael, Mayla, Sheila, Danar sama yang lainnya. Banyakan kok." Balas (namakamu) seperlunya.
"Yakin kerja kelompok?"
"Astagfirullah ya yakin lah. Orang kerja kelompoknya aja di sekolah. Lagian kenapa sih lo gak biasanya kayak gini?" Balas (namakamu) yang terus mencoba untuk tetap tenang.
Iqbaal memutar bola matanya. Mengapa ia jadi merasa bersalah mendengar penjelasan dari (namakamu).
"Enggak Iqbaal. Lo jangan semudah itu percaya sama omongan (namakamu). Mana ada maling yang mau ngaku." Batin Iqbaal.
"Kenapa? Lo gak suka gue kayak gini?" Tanya Iqbaal lagi.
(namakamu) menggeleng dan tetap tersenyum menghadapi Iqbaal. Tak lama setelah keheningan terjadi, Bunda Rike masuk dan mengajak (namakamu) untuk ke kantin.
"(namakamu), bunda mau tanya kamu soal sesuatu deh." Bunda Rike duduk di depan (namakamu).
"Tanya apa Bunda?" (namakamu) menutup botol air mineralnya itu. Ia menatap wajah Bunda Rike yang mungkin agak sedikit berbeda dari biasanya.
"Tadi, kamu pergi bareng cowok?" Tanya Bunda Rike to the point.
(namakamu) membulatkan matanya dan mengernyitkan alisnya. "Enggak kok. Bunda dapet kabar darimana? Pulang sekolah tadi aku ada kerja kelompok, ya emang ada 3 orang cowok sih di kelompok aku. Tapi di dominan perempuan kok Bunda. Ada apa?" Jelas (namakamu) panjang lebar.
Bunda tersenyum manis mendengar pernyataan (namakamu), "Bunda lebih percaya sama kamu (nam). Tadi ada Soniq yang mungkin udah deket sama Iqbaal. Dia bilang kalo kamu gak kesini karena lagi sibuk jalan sama cowok yang namanya siapa sih, Mik, Mika apa Miki ya?" Bunda Rike berfikir sejenak.
"Michael Bunda, dia temen satu kelompok aku. Aku ada project film pendek dari ekstrakulikuler aku Bun." Lanjut (namakamu) sambil tersenyum.
"Bunda, tapi jangan kasih tau ke Iqbaal tentang ini ya. Aku pengen coba liat Iqbaal kehasut sama Soniq itu apa enggak, pantesan aja tadi dia dingin sama aku. Bunda jangan bilang Iqbaal tentang ini ya Bun." Kata (namakamu) menatap Bunda Rike penuh harap.
"Iya (namakamu), tapi untuk marahin Iqbaal karena mau di hasut orang kayaknya mau deh." Bunda Rike terkekeh melihat perubahan wajah (namakamu) menjadi cemberut.
"Iya, iya Bunda gak akan bilang kok." Lanjut Bunda Rike mengusap lengan (namakamu).
(namakamu) mengajak Bunda Rike untuk kembali ke ruangan Iqbaal. Disana terdapat Zidny yang sedang bercanda dengan Iqbaal.
"E-eum Baal, gue balik duluan ya? Gue mau siap-siap buat kerja kelompok. Lagian juga lo ada Zidny, jadi gak papa gue tinggal ya?" Pamit (namakamu) kepada Iqbaal.
"Pergi sono bareng si Mikey Mouse, gak peduli gue." Balas Iqbaal sadis.
"Ale kenapa sih daritadi sensi terus sama (namakamu)? Gak boleh gitu deh." Bantah Bunda Rike membela (namakamu).
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Lucky Charm
Fanfic(namakamu) memutuskan untuk pindah ke Jakarta dan tinggal bersama kakaknya. Ia mulai bersekolah di sekolah yang sama bersama Iqbaal. Siapa yang tidak kenal Iqbaal CJR? Cowok tampan dan kekinian, namun tetap sholeh dan pintar. Kedua nya mulai dekat d...