Dua bulan sudah (namakamu) menjalankan hari-harinya seperti biasa, tak ada Iqbaal. Ia malah semakin dekat dengan Nanas.
Lain dengan Iqbaal, ia juga mungkin sudah menjalin kasih dengan sahabatnya sendiri. Zidny. Karena akhir-akhir ini di kabarkan mereka tengah dekat dan Iqbaal sudah meng-upload sebuah gambar yang bermaksud kode bahwa dirinya telah memiliki hubungan spesial dengan Zidny.
"Nas ih kok gue jadi deg-degan ya? Takut gue gak masuk." Kata (namakamu) sambil menoleh ke wajah Nanas yang sedang melihat keramaian kota Jakarta dari atas sini.
"Gak usah di pikirin. Biarin aja, kalo emang rezeki lo, lo pasti bisa. Tapi gue yakin banget kalo lo bakal masuk." Nanas menepuk-nepuk kepala (namakamu) yang di balut oleh hijab.
(namakamu) hanya tertawa dan menjitak kepala Nanas.
"Masih stuck mikirin Iqbaal?" Tanya Nanas menaikkan kedua alisnya.
"Apaan sih kok jadi ke situ. Adzan kapan sih elah, pusing gue muter-muter mall mulu." Kata (namakamu) sambil ikut menatap ramainya kota Jakarta sore ini.
Ya. Hari ini adalah hari ke-10 di bulan ramadhan. (Namakamu) dan Nanas sedang menunggu adzan maghrib di rooftop suatu mall di Jakarta.
"Udah jam 5 nih. Turun yuk, takut keburu penuh." Nanas berdiri dari duduknya dan menarik jilbab (namakamu).
"Jangan narik kerudung gue Nasti. Bentar." (Namakamu) menepuk kaki Nanas dengan keras.
Nanas tertawa dan menarik tangan (namakamu) agar cepat berdiri.
(Namakamu) dan Nanas pun berdiri dan berjalan menuju lift. Tak lebih dari 5 menit, (namakamu) dan Nanas sudah berada di lantai 5. Tepatnya di food court.
"Tuhkan penuh semua. Lo sih tadi lelet banget." Nanas mendorong bahu (namakamu) pelan.
(Namakamu) memutar bola matanya, "Kok jadi nyalahin gue sih? Tau ah jahat lo sama gue. Bodo ah gue mau nyari di bawah aja." (Namakamu) menarik rambut Nanas dan berjalan menuju ke eskalator.
"(Nam), naik lift aja. Biar cepet." Nanas berteriak namun tetap diam di tempatnya.
(Namakamu) tidak mendengar ucapan Nanas, ia terus berjalan dan menuruni eskalator. Nanas hanya menggelengkan kepalanya. Ia mengetikkan sesuatu di ponselnya dan menyusul (namakamu) yang sudah berada di lantai 4.
Ternyata (Namakamu) sedang duduk di kursi dan menyenderkan kepalanya di tembok.
"Ada gembel nih disini. Lagi ngambek gak dapet tempat duduk dia. Hahaha." Nanas turun dari eskalator sambil mem-videokan (namakamu) untuk di masukkan ke story snapchat.
"Apasi Nas ih. Norak tau." (Namakamu) menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
"Tuh kan ngambek kan. Haha. Liat dong, kita mau liat gembel kita yang lagi malu nih." Nanas mendekati (namakamu) dan mencoba membuka tangan (namakamu) dari wajahnya.
"Diem ih. Lo hari ini ngeselin parah. Gausah jadi temen kita." (Namakamu) mencubit tangan Nanas. Nanas pun tertawa dan menambahkan ke story snapchatnya dengan caption 'ada gembel yang lagi ngambek karena belum move on dari mantannya nih'.
Nanas duduk di pinggir (namakamu). "Kalo belum move on dari mantan gak usah jadi gembel gitu dong. Ayo kita cari tempat duduk." Nanas menyenderkan kepalanya di bahu (namakamu).
(Namakamu) mendecak sebal dan menyingkirkan kepala Nanas dari bahunya, "Lo bahas dia mulu deh ih. Lo bilang mau bantuin move on. Kalo gini caranya sih gue gamon terus ampe gue pergi dari Indonesia dan bertemu Louis di Inggris." (Namakamu) mengerucutkan bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Lucky Charm
أدب الهواة(namakamu) memutuskan untuk pindah ke Jakarta dan tinggal bersama kakaknya. Ia mulai bersekolah di sekolah yang sama bersama Iqbaal. Siapa yang tidak kenal Iqbaal CJR? Cowok tampan dan kekinian, namun tetap sholeh dan pintar. Kedua nya mulai dekat d...