"(nam), lo kenapa deh daritadi diem mulu?" Iqbaal melepaskan pandangannya dari layar ponsel dan menatap mata indah yang dimiliki (namakamu).
"Kenapa kita di pisah sama Pak Maul coba. Gue tadi di jeep bete banget masa gak ada lo," Lanjutnya masih terus menatap (namakamu).
"Oh. Dia gak tau, Zidny udah hapus pesannya mungkin ya?" Batin (namakamu).
"Kenapa gitu bete?" Tanya (namakamu) simple.
Ia hanya ingin mengetahui alasan Iqbaal mengatakan 'bete', tapi ia foto bersama Zidny dengan senyuman yang lebar, manis, dan sangat tulus.
"Gak ada yang bisa godain, si Nandos kan sohib gue, yakali gue godain dia. Si Zidny juga gue godain malah marah-marah gitu. Kalo ada lo kan gue bisa godain lo sampe pipi lo merah kayak kepiting rebus." Jelas Iqbaal panjang lebar.
(namakamu) hanya tersenyum miris mendengar penjelasan Iqbaal. Ternyata bukan ia saja yang di buat salah tingkah oleh Iqbaal. Tapi memang sifat Iqbaal yang ramah dan selalu mempunyai jurus untuk membuat para perempuan salah tingkah.
"Lagian kenapa sih tadi lo? Semenjak pulang dari Gunung Bromo jadi diem gini? Apa lo kemasukan setan disana ya?" Tanya Iqbaal sambil terkekeh.
"Kalo gue kemasukan setan, udah gue gorok lo dari tadi Baal." Balas (namakamu) mencoba melupakan semua yang terjadi hari ini.
Iqbaal bergidik ngeri mendengar pernyataan dari (namakamu),"Lo berubah jadi psikopat ya? Kejam amat kata-kata lo."
"Kalo gue psikopat, gue udah bunuh lo sekarang Baal." Balas (namakamu) sambil masuk ke dalam kamar dan meninggalkan Iqbaal sendiri di luar.
Tak lama kemudian, Dianty datang bersama Ari ke arah kamar (namakamu).
"Dant, si (namakamu) kenapa dah dari tadi diem mulu? Gue ajak ngobrol balesannya kejam banget. Lo tau gak dia kenapa?" Iqbaal bertanya kepada Dianty yang akan membuka knop pintu kamarnya.
"Au bodoamat," Dianty segera membuka pintunya dan masuk ke dalam kamar.
"Pada kenapa sih cewek-cewek pada pms ya?" Tanya Iqbaal kepada Ari yang duduk di kursi sebelahnya.
"Lo tadi gak ngerasa punya salah gitu sama (namakamu)?" Bukannya menjawab pertanyaan Iqbaal, Ari malah kembali bertanya kepada Iqbaal.
Iqbaal mengernyitkan alisnya heran,"Nggak kok emangnya kenapa? Dia curhat sama lo?"
"Enggak curhat. Tadi pas di dalem jeep, (namakamu) ngechat lo. Tapi yang bales malah Zidny, terus si Zidny ngirimin foto selfie bareng lo. Deket banget gila." Jelas Ari kepada Iqbaal.
Iqbaal membulatkan matanya,"HAH! Seriusan? Kalo masalah selfienya sih gue emang selfie sama dia, tapi kalo ngirimin fotonya sih enggak." Iqbaal membuka aplikasi LINE di ponselnya dan membuka roomchat bersama (namakamu).
"Gak ada kan? Ngarang dah lo." Lanjut Iqbaal sambil kembali melihat kepada Ari.
"Ya iya lah, orang udah di hapus sama si Zidny nya. Bego bat sih lo jadi cowok, hp lo juga ngapain di pinjemin sama Zidny?" Tanya Ari.
"Tadi dia minta foto, tapi gue ngantuk. Yaudah gue suruh dia buat ngirim sendiri." Jelas Iqbaal lagi tanpa merasa bersalah.
Ari menyentil kening Iqbaal dengan wajah yang terlihat sangat greget,"Bego sumpah ya lo. Zidny ngirimin fotonya ke (namakamu) tau, dia di jeep tadi nangis. Kasian gue, lo minta maaf buru. Sebelom lo di bacok sama dia." Ari mendorong Iqbaal untuk mengetuk pintu dan ia pun berlari untuk kembali ke kamarnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Lucky Charm
Fanfic(namakamu) memutuskan untuk pindah ke Jakarta dan tinggal bersama kakaknya. Ia mulai bersekolah di sekolah yang sama bersama Iqbaal. Siapa yang tidak kenal Iqbaal CJR? Cowok tampan dan kekinian, namun tetap sholeh dan pintar. Kedua nya mulai dekat d...