- Empat Puluh Tujuh -

13.7K 1.1K 52
                                    



"ALE YA AMPUN TETEH GAK NYANGKA!" Teriak teh Ody sambil memeluk Iqbaal.

Iqbaal kembali memeluk Teh Ody, "Ale bingung teh. Ale harus seneng apa sedih. Ale harus ninggalin semua orang-orang kesayangan Ale disini. Bunda, Ayah, Teteh, Zee, temen-temen sekolah Ale, dan  yang pasti, (namakamu)." Iqbaal melepaskan pelukan Teh Ody dan kembali menatap layar laptop.

"Ale masa urutan terakhir teh ih, yang pertamanya pasti pinter banget. Siapa sih, kok bisa yah ngalahin Ale. Hahaha." Iqbaal tertawa lalu mencari orang yang berada di urutan pertama.

"Le, itu serius kan?" Teh Ody menatap Iqbaal dengan tatapan terkejut.

"Jadi... Jadi dia ikutan beasiswa ini juga?" Iqbaal segera membuka ponselnya.

Iqbaal : lo keterima di UWC juga? 10.16

(Namakamu) : lo keterima di UWC juga? 10.16

"Eh kok barengan sih." Iqbaal menggaruk tengkuknya yang tak gatal sama sekali.

Iqbaal : iya, selamat ya. 10.17

(Namakamu) : iya, selamat yoo. 10.17

"Eh anjir kok samaan lagi?" Iqbaal menampakkan wajah anehnya.

Teh Ody tertawa kencang, "Itu yang di namain sehati."

Iqbaal : (namakamu) jam 1 kita jalan kuy...

(Namakamu) : wahh kebetulan bgt kita lagi mau jalan wkwk

Iqbaal : kita? Siapa aja?

(Namakamu) : papa, mama, kak Manda, Kak Adip, gue, Nasti, Michael, Danty, Khalda, Azril, David, Shiila, Marcell, Pacarnya David, Pacarnya Azril, Pacarnya Indah, Indah, kemungkinan juga Yupii ikut, banyak banget hari inii...

"Buset, gue kan maunya bedua doang. Ngapa jadi bawa satu kampung dah?" Iqbaal menggerutu sambil menopang dagunya.

"Kenapa?" Teh Ody mengintip isi chat Iqbaal dengan (namakamu).

"Assalamu'alaikum teteh, Ale." Sapa seseorang sambil masuk ke rumah Iqbaal dan mendekati pemilik rumahnya.

Iqbaal dan Teh Ody serempak menoleh, "Eh Zidny, masuk Zee." Teh Ody tersenyum lalu berdiri. Ia berjalan dan--

Brukk. Teh Ody jatuh.

"Teteh hati-hati nanti jatoh." Kata Zidny sambil mencoba membangunkan Teh Ody.

"Udah jatoh astagfirullah. Teteh gak apa-apa kok, bentar ya ngambil minum dulu." Teh Ody berdiri dan berjalan ke arah dapur.

"Eh, gak usah teh. Cuman sebentar kok." Zidny menahan tangan Teh Ody.

"Enggak, teteh haus tadi makanya mau bawa minum sekarang. Kamu kalo mau ngobrol sama Iqbaal, ngobrol aja. Teteh duluan ya." Teh Ody memegang bahu Zidny, lalu meninggalkannya.

Zidny hanya tersenyum kikuk mendengar jawaban Teh Ody.

"Congratulations ya Le, aku bangga sama kamu. Setelah kembali dari sana, tetep jadi Ale yang aku kenal ya." Zidny memeluk Iqbaal sekilas.

Iqbaal tersenyum, "Makasih Zee, kamu udah support aku. Kamu juga tetep jadi Zee yang aku kenal ya. Oh iya kamu nangi siang ada acara gak?" Iqbaal mengusap rambut Zidny yang lurus.

You're My Lucky CharmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang