Pagi hari ini, tepatnya hari minggu. (namakamu), Khalda, Dianty, Michael, Nanas, dan Adipati tengah berkumpul di ruang keluarga rumah (namakamu).
"Jam berapa sih pemberitahuannya?" Khalda menyenderkan tubuhnya di sofa.
"Jam 10 pagi. Setengah jam lagi." Balas (namakamu) sambil membuka layar ponselnya.
Dianty angkat bicara, "Iqbaal serius gak tau tentang ini, (nam)?" Tanyanya.
(Namakamu) memutar bola matanya, "Plis deh Dant. Emangnya gue siapa dia pake harus laporan segala? Lagian juga yang tau tentang ini kan cuma kita-kita doang."
"Mantannya lah. Emang apa lagi? Ngarep balikan lo?" Lanjut Michael sambil terkekeh.
(Namakamu) menatap tajam mata Michael, "Tapi gue gak yakin kalo Iqbaal bener-bener tulus sama Zidny." Khalda menatap (namakamu) dengan wajah heran.
"Maksud lo?" Tanya semua orang yang ada di ruangan ini.
"Anjir. Biasa aja dong nanya-nya." Khalda memundurkan wajahnya sedikit karena pertanyaan mereka di lontarkan secara tidak halus.
"Lo pernah liat Zidny sama Iqbaal ke kantin gak Nas?" Khalda menaikkan dagunya ke arah Nanas.
Nanas menggeleng, "Gue selama sekolah di sekolah lo itu gak pernah keluar kelas. Gak pernah jajan ke kantin."
"Serius lo Nas?" (Namakamu) melebarkan matanya.
"Pantes gue jarang liat. Oke lanjut." Khalda membenarkan posisi duduknya agar nyaman.
"Kalo gue perhatiin. Iqbaal tuh bener-bener sial kalo bareng Zidny. Bukan maksudnya gue ngejelekin Zidny ya, tapi serius dia pernah keguyur minumannya sendiri karena Zidny." Khalda memasang muka aneh saat mengatakkannya.
"Serius Khal? Anjir kok gue jadi pengen liat ya?" Dianty menutup mulutnya menahan tawa.
(Namakamu) melirik Dianty sekilas, "Lo jahat banget Dant. Lagian juga kan itu cuma sekali, jadi mungkin kebetulan aja."
Khalda menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Bukan cuma sekali. Gue gak bisa sebutin semuanya karena emang udah sering banget dia sial. Di mulai pas hari pertama mereka jadian aja, Iqbaal langsung kejedot pintu pas Pak Maul buka pintu ruang guru. Plis deh yang itu bener-bener Zidny lagi pegang tangan Iqbaal.
"Terus pas itu dia kayak bilang sakit gitu kan. Udah beres urusannya, mereka balik lagi ke kelas. Zidny lagi gak pegang Iqbaal, dia jalan di pinggir Iqbaal. Eh nyaris juga Iqbaal kena lemparan tempat pensil sama cewek-cewek yang lagi main. Tapi gak kena, malah kena Zidny. Gue denger dari si Nandos dan itu bikin gue sama yang lainnya ngakak parah." Jelas Khalda sambil berusaha menahan tawanya.
"Lo asli jahat banget Khal, temen lagi kesusahan gitu malah di ketawain." (Namakamu) menjitak kepala Khalda.
Khalda dan Dianty benar-benar tidak bisa menahan tawanya. Mereka tertawa sangat kencang.
***
"Teteh gak percaya kamu semudah itu ngelupain (namakamu)." Teh Ody menatap adiknya yang sedang duduk di depan laptop.
"Kok bilang gitu sih teh?" Iqbaal ikut menatap Teh Ody dan beranjak mengubah posisi menjadi di sebelah kakaknya.
Teh Ody mendecak sebal, "Teteh tau perjuangan kamu buat dapetin (namakamu). Teteh tau gimana galaunya kamu pas di putusin (namakamu). Jadi itu bisa jadi bukti teteh, kalo kamu langsung jadian sama Jitni Jitni itu hanya untuk pelampiasan aja. Ditambah lagi, Jitni itu gak pake hijab. Gak memenuhi kriteria pacar kamu." Teh Ody membuka layar ponselnya.
"Oh iya, nilai kamu juga anjlok setelah pacaran sama Jitni. Teteh bingung deh sama kamu, katanya dulu gak mau kehilangan (namakamu). Tapi pas (namakamu) mutusin, kamu malah diem aja. Bukannya berusaha buat balikin semua jadi seperti awal dan perjuangin lagi (namakamu)." Lanjut Teh Ody.
"Her name is Zidny, not Jitni teh." Iqbaal menatap mata Teh Ody sedikit tajam.
"Terserah lah apa namanya." Teh Ody tersenyum miring melihat tatapan tajam dari Iqbaal.
"Jangan pernah salahin Zee ya teh. Gak selamanya yang berhijab itu baik dan gak selamanya yang gak berhijab itu buruk. Jadi stop banding-bandingin (namakamu) sama Zee teh. Mereka jelas-jelas berbeda!" Bentak Iqbaal kepada Teh Ody.
"Okay. Teteh minta maaf, emang Zee itu segalanya di banding (namakamu). Ini 10 menit lagi udah jam 10. Buka websitenya cepet." Teh Ody duduk di lantai untuk menghafap laptop Iqbaal.
10 menit...9 menit...8 menit...7 menit...6 menit...5 menit...4 menit...3 menit...2 menit...1 menit dan...
"ALHAMDULILLAH LO DITERIMA ANJIR GUA SENENG WOI HUAAAAAH KOK GUE NANGIS SIH? ASTAGAA GUE GAK PERCAYA (NAMAKAMU) GAK PERCAYA LO HEBAT BANGET SERIUS!" Dianty berteriak dan memeluk (namakamu) sambil menitikan air mata.
"ALHAMDULILLAH YA ALLAH CITA-CITA TEMEN GUE KE KABUL. ASTAGA (NAMAKAMU) I'M SO PROUD OF YOU!" Khalda ikut memeluk (namakamu).
(Namakamu) hanya terdiam sambil menangis, ia memeluk erat kedua sahabatnya. Mereka melompat-lompat namun sambil menangis.
Sedangkan Michael dan Nanas menggelengkan kepalanya sambil bertepuk tangan.
Tak lama, Mama, Papa, dan Kakak (namakamu) datang sambil tersenyum ke arah (namakamu).
(Namakamu) melepaskan pelukannya dari sahabatnya, lalu berlari untuk memeluk kakak dan kedua orang tuanya.
"Papa bangga sama kamu."
"Mama juga sangat amat bangga sama kamu."
"GUE JUGA BANGGA SAMA LO (NAMAKAMU). ASTOGE GAK NYANGKA GUE ADEK GUE YANG NGESELIN INI PINTER BANGET." Teriak Amanda yang membuat papa serta mamanya menutup telinga.
(Namakamu) masih menangis di pelukkan kedua orang tuanya. Tak menyangka semuanya akan seperti ini.
"Bilang makasih gih sama Nanas." Kata Papa (namakamu) sambil melepas pelukannya.
"Makasih ya, Nasti." (Namakamu) berjalan mendekat kepada Nanas.
"Anything for you." Nanas menghapus air mata yang jatuh di pipi (namakamu).
"Cita-citanya kecapai kok malah nangis sih?" Nanas mencoba untuk memeluk (namakamu).
"Ekhem, sekali aja ya." Kata papa (namakamu).
Nanas menoleh dan terkekeh ke arah Papa (namakamu). Ia memeluk (namakamu), "Selamat, selamat atas semuanya (namakamu). Gue bangga sama lo. Ajakan gue gak sia-sia ternyata. Walaupun gue sama Michael gak ikut masuk, gue liat lo masuk aja gue udah bahagia setengah mati." Nanas mengusap kepala bagian belakang (namakamu) yang di baluti hijab.
"(Namakamu)! Say cheese!" Kata seseorang sambil memotret Nanas dan (namakamu) yang sedang berpelukan.
(Namakamu) menoleh dan langsung berlari untuk memeluk orang tersebut.
"SHIILA! INDAH! ASTAGA GUE KANGEN KALIAN." (Namakamu) kembali menangis melihat kedua sahabatnya datang untuk memberi selamat kepada (namakamu).
"Gue juga. Dapet berita ini, gue gak tau harus sedih atau seneng. Yang pasti, cita-cita (namakamu) Nisa Azzahra, kini terkabul. Gue bangga banget sama lo." Shiila menepuk-nepuk punggung (namakamu).
"Seperti biasa. Gue gak pernah bisa ngerangkai kata-kata. Yang pasti gue bangga dan seneng sekaligus sedih banget denger berita ini." Indah mengeratkan pelukkannya kepada (namakamu).
"Makasih, untuk semuanya." (Namakamu) melepas pelukannya dan melihat ke sekelilingnya.
Orang-orang yang (namakamu) sayangi, semuanya berkumpul disini. Terkecuali, Iqbaal.
***
HAI
PENDEK YA?
WKWKADA YANG TAU GAK (NAMAKAMU) ITU NGAPAIN SAMPE SENENG+SEDIH?
AYO TEBAK YA!
• Alya yang sedih karena bentar lagi latihan pramuka ;(
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Lucky Charm
Fanfiction(namakamu) memutuskan untuk pindah ke Jakarta dan tinggal bersama kakaknya. Ia mulai bersekolah di sekolah yang sama bersama Iqbaal. Siapa yang tidak kenal Iqbaal CJR? Cowok tampan dan kekinian, namun tetap sholeh dan pintar. Kedua nya mulai dekat d...