Jumat, 16 Januari 2015 ( 23:45 WIB )
Jalan Shavarin, Yogyakarta
Perumahan Alona
Jumat malam yang sangat dingin. Hujan hingga saat ini masih saja turun dengan sangat deras. Semenjak sore tadi, hujan sudah mengguyur kota Yogyakarta, termasuk jalan Shavarin. Hujan, tentu saja, ini adalah bulan Januari, salah satu bulan dimana musim hujan mencapai puncaknya.
Di sebuah rumah kecil, seorang perempuan muda telah tertidur di sebuah tempat tidur, dan di lantai samping tempat tidur itu, seorang pemuda tampan pun terlihat sudah memejamkan kedua matanya hanya beralaskan sebuah karpet. Seperti dua hari kemarin, setiap malam Cakka dan Shilla tidur sedemikan rupa. Borgolpun masih terpasang di tangan mereka, menautkan tangan kanan Cakka dengan tangan kiri Shilla.
Namun kali ini kondisi tidak terlihat seperti dua hari kemarin, Cakka, sang pemuda tampan itu terlihat tidak tenang dalam tidurnya. Keningnya beberapa kali mengerut meski kedua matanya terpejam. Sesekali ia terbatuk – batuk. Nafasnyapun terdengar cepat dan tidak beraturan. Dadanya naik turun seiring tarikan nafas yang susah payah dan tersengal – sengal. Spontan tangan kanannya memegang dadanya yang terasa sesak. Ya, asma Cakka sedang kambuh.
"Hhhh...hhhh..aaaarrrggghhh...hhh...hhhhh..hhh..."
Dalam tidurnya, Shilla merasa mendengar suara nafas yang terengah – engah. Ia mengerjapkan matanya dan terbangun. Suara nafas itu masih ia dengar, lalu gadis itu menoleh ke arah Cakka. Betapa kagetnya Shilla saat melihat pemandangan di hadapannya. Cakka, laki – laki yang kini mulai ia cintai sedang dalam keadaan tidak baik – baik saja. Pemuda itu sesak nafas.
"Ya Tuhan, Cakka...." ujar Shilla, iapun bangun dari tempat tidur, kemudian mendekati Cakka yang tidur di lantai hanya beralaskan karpet sederhana. Gadis itu segera mengambil kunci yang berada di samping kanan Cakka kemudian membuka borgol yang menautkan tangan mereka. Ya, setiap malam Cakka memang selalu meletakkan kunci borgol itu di sampingnya.
Borgol itupun akhirnya terbuka dan terlepas. Kini Shilla menyentuh lengan Cakka dan memegang pipi pemuda itu. Keringatpun mulai mengalir dari kening Cakka. Asma itu begitu menyiksanya, hingga tenaganya habis hanya untuk berusaha menarik nafas.
"Hhh...hhh...hhh...hhhh." Suara nafas Cakka yang masih terengah – engah membuat Shilla semakin khawatir.
"Cakka, kamu kenapa ? Asma kamu kambuh ?" kata Shilla, ia panik setengah mati. Kini tangannya menyentuh kening Cakka.
Cakka yang samar – samar mendengar suara Shilla dan merasakan ada sentuhan tangan hangat di keningnya pun mulai sedikit tersadar, kedua mata laki – laki itu perlahan terbuka. Ia masih sesak nafas. Samar – samar ia dapat melihat wajah gadis cantik itu.
"Hhh...hhh..Shil..la...hhh..." ujar Cakka di sela – sela nafasnya yang semakin sesak.
"Iya Kka, kamu jangan bicara dulu." Jawab Shilla panik. Dan kedua mata Cakka kembali menutup.
Shilla melihat sekitarnya dengan mata berkaca – kaca. Kemudian matanya tertuju pada tabung oksigen di samping tempat tidur Cakka. Tabung oksigen yang ia lihat sejak hari pertama Shilla berada di rumah Cakka. Di mana saat melihatnya waktu itu, Shilla sempat berkata dan berdoa agar asma Cakka kambuh pada malam hari atau keesokan harinya agar ia dapat melarikan diri dari rumah Cakka. Namun sekarang, di hari ketiga Shilla berada di rumah Cakka dan di saat ia telah mencintai Cakka, justru doanya itu terkabul.
Shilla berusaha menempatkan tubuh Cakka yang berada di karpet lantai agar dapat naik ke atas tempat tidur. Gadis itu berusaha dengan keras, karena tubuh Cakka begitu berat dan sangat lemas. Setelah tubuh Cakka berada di atas tempat tidur, Shilla dengan segera menyelimuti tubuh Cakka dengan selimut hingga sebatas dada. Kemudian dengan sigap, gadis itu mengambil masker oksigen yang berada di tabung oksigen itu dan memasangkannya kepada Cakka lalu menghidupkan aliran oksigen. Shilla tahu bagaimana caranya karena orang tua Shilla adalah dokter, dan sesekali ia pernah melihat saat orang tuanya melakukannya pada pasien di rumah sakit.

KAMU SEDANG MEMBACA
Partner For Life
Ficção AdolescenteTELAH DITERBITKAN VERSI BUKU NOVEL CETAK Cakka, seorang pemuda tampan yang memilih pergi dari rumah kedua orang tuanya dan bekerja sebagai orang suruhan dari komplotan penjahat, hingga hidupnya tidak lagi teratur. Namun, semuanya berubah saat seoran...