Hai readers, maav lama ngepostnya, soalnya aku kmrin sakit opname di rumah sakit, ini juga msh lemes badan n lg tahap pemulihan
Lanjut ya, happy reading,, jgn lupa Vote and Comment nya ya...
Jumat, 19 Juni 2015 ( 15:00 WIB )
Jalan Hagya Sopia, Yogyakarta
Rumah Sakit Permata Hijau, Yogyakarta
Di kamar rawat Cakka...
Tiba – tiba suara nafas Cakka terdengar memburu dan cepat, padahal masker oksigen masih selalu setia terpasang menutup hidung dan mulutnya. Dada bidang Cakka pun naik turun dengan cepat hingga mengejutkan Shilla dan gadis itu mengangkat kepalanya dari dada kekasihnya itu. Mama dan papa Cakka pun ikut panik melihat itu.
"Cakka, kamu kenapa? Ya Tuhan... Om... Tante..." ujar Shilla spontan karena panik. Gadis itu membelai rambut Cakka.
"Hhh...hhh...hhh...hhh...hhh..." Cakka semakin memburu dalam bernafas di balik masker oksigennya. Namun, monitor detak jantung masih menunjukkan garis – garis ziz-zag dan berbunyi seperti biasanya. Jantung Cakka masih berdetak.
"Cakka, kamu kenapa, Nak?" Mama Cakka panik dan menyentuh bahu Cakka.
"Cakka, sayang..." Hanya nama putranya yang dapat keluar dari mulut papa Cakka.
"Papa, cepat panggil dokter Duta, Pa! Papa...cepat!"
"Iya Ma, tunggu sebentar." Papa Cakka segera keluar untuk mencari dokter Duta.
"Cakka, kenapa kamu jadi begini? Bangun Cakka... bangun..." ujar Shilla terisak. Namun Shilla mencoba untuk tenang. Sebisa mungkin kepanikan jangan berlanjut.
Shilla kemudian mengecup kening Cakka, ia mencoba untuk menenangkan Cakka yang nafasnya masih memburu di dalam masker oksigennya. Hanya itu yang terlintas dalam pikiran Shilla. Mengecup kening Cakka. Berharap nafas Cakka yang memburu, perlahan kembali teratur.
Tidak lama kemudian, nafas yang memburu itu mulai mereda. Nafas Cakka mulai membaik meski suara tarikan dan hembusan nafas itu masih terdengar bersusah payah di dalam masker oksigennya. Shilla masih mengecup kening Cakka lembut.
Dan... kedua mata yang lama terpejam itu perlahan menunjukkan gerakan. Mama Cakka yang menyadari adanya gerakan mata Cakka pun terkejut, meskipun kedua mata itu masih terpejam.
"Cakka.... Ya Tuhan... Shilla, lihat Shill, mata Cakka bergerak."
Shilla mulai melepaskan kecupannya dari kening Cakka setelah Mama Cakka mengatakan apa yang dilihatnya. Shilla pandangi wajah Cakka, dan benar mata kekasihnya yang lima bulan ini terpejam itu memang sedikit bergerak.
"Cakka... bangun, Kka. Aku ada di sini menunggu kamu. Bangun, sayang." Ujar gadis cantik itu. Shilla membelai rambut Cakka, mencoba menguatkan sang kekasih agar segera tersadar dari koma panjangnya.
Kedua mata Cakka mulai mengerjap beberapa kali. Perlahan, kedua mata sayu itu terbuka. Cakka tersadar dari komanya. Kedua mata sayu itu menangkap cahaya yang sudah lima bulan ini tidak dilihatnya, dan wajah seorang gadis cantik itu adalah wajah yang pertama dilihatnya. Shilla.
"Cakka... kamu udah sadar?" Shilla terkejut sekaligus bahagia. Ia peluk tubuh Cakka yang masih lemah itu. Cakka hanya bisa terdiam. Tubuhnya sangat sakit, terutama di bagian dadanya yang masih terdapat luka operasi karena tertembak.
Cakka masih terdiam, ia mendapati dirinya mengenakan masker oksigen dan kabel – kabel medis pendeteksi detak jantung di dadanya serta selang – selang lainnya. Suara monitor detak jantung juga masih mengalun dan terdengar di telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Partner For Life
Novela JuvenilTELAH DITERBITKAN VERSI BUKU NOVEL CETAK Cakka, seorang pemuda tampan yang memilih pergi dari rumah kedua orang tuanya dan bekerja sebagai orang suruhan dari komplotan penjahat, hingga hidupnya tidak lagi teratur. Namun, semuanya berubah saat seoran...