Partner For Life - Part 8

2.2K 97 0
                                    

Rabu, 14 Januari 2015 (15:05 WIB)

Jalan Shavarin, Yogyakarta

Perumahan Alona...

Cakka sudah kembali ke rumahnya, ia langsung memberikan makanan yang baru saja ia beli dari restoran cepat saji beberapa menit yang lalu kepada Shilla yang masih duduk dan diborgol di sofa.

"Nih, gue beliin loe makanan yang lain lagi. Ada pizza, sphageti sama pancake. Awas aja kalo loe nggak mau makan lagi. Dan gue nggak bakalan cariin loe makanan lagi. Terserah loe, gue nggak peduli kalo loe kelaparan !" kata Cakka. Ia mengambil sebuah garpu dan meletakkannya ke tangan kanan Shilla yang bebas borgol. Sedangkan tangan kirinya masih terborgol bersama dengan sofa yang didukinya.

"Gue nggak mau makan!" jawab Shilla. Jangankan memakan makanan itu, garpu yang diberikan Cakka malah ia letakkan di atas piring yang berisi sphageti itu.

"Hhh... Ya Tuhan.... gue harus gimana lagi sih buat ngurusin cewek kayak loe ?" Cakka menggerutu sambil berkacak pinggang. Ia mulai frustasi menghadapi Shilla.

"Siapa suruh loe ngurusin gue ? Gue nggak minta buat loe urusin !" sahut Shilla.

"Terserah ! Sekarang gue mau istirahat, gue capek , gue mau tidur, bisa – bisa asma gue kambuh gara – gara capek ngadepin cewek kayak loe ! Dan loe jangan coba – coba buat kabur dari sini !" Cakka berkata panjang lebar dengan muka kesal kepada Shilla, kemudian ia menuju tempat tidurnya dan merebahkan tubuhnya. Cakka menarik nafas dalam – dalam dan menghembuskannya perlahan, mencoba mengatur pernafasannya dan mulai memejamkan kedua matanya.

Shilla melihat Cakka sudah terpejam di tempat tidurnya. Ternyata pemuda itu benar – benar tidur. Shilla juga melihat di samping tempat tidur Cakka berdiri sebuah tabung oksigen berukuran sedang. Kini gadis itu hanya bisa bergumam seorang diri di sofa. Ia ingin sekali mencari di mana kunci borgol yang mengikat tangan kirinya itu, namun ia tidak bisa berbuat apa – apa. Ia terus memandang Cakka yang sudah tertidur. Dilihatnya pemuda itu dengan cermat.

"Tabung oksigen ? Si penjahat itu punya penyakit asma ? Hah, kasihan banget, dan semoga nanti malam atau besok asmanya kambuh, biar aku bisa melarikan diri dari sini meski aku belum tahu gimana caranya. Huh, hari yang sangat gila." Kata Shilla penuh amarah, ia masih menatap Cakka yang tertidur.

"Tapi, kalo aku lihat – lihat, dia bukan kayak penjahat atau penculik. Wajahnya nggak meyakinkan buat jadi penjahat. Bahkan dia terlalu ganteng buat jadi penjahat. Apa ? ganteng ? Ih, apa – apaan sih aku, Shilla, ayo sadar Shill sadar, dia itu jahat, udah culik kamu Shill ! Huh, mimpi apa sih aku semalem sampai bisa diculik, disekap di rumah kayak gini dan ketemu cowok temperamen kayak dia. Huh, dasar penjahat! cowok kurang ajar ! Aku sumpahin besok asma loe bakal kambuh!" Shilla berbicara sendiri masih dengan memandang Cakka yang sedang tidur.

Ada sesuatu yang aneh di dalam hatinya. Iapun tidak tahu apa itu, namun ini bukanlah suatu ketakutan karena ia sedang dalam posisi korban penculikan. Entah mengapa Shilla justru merasa ketakutan itu tidak ada sama sekali dalam dirinya. Namun malah rasa nyaman dan bebas yang berdesir dalam hatinya.

Ketika aku merasa surga cinta semakin dekat...

Aku berbisik di telingamu agar kau tetap tinggal...

Dan aku bisa menjanjikan satu hal padamu...

Yang mampu membuatmu bernafas lebih lama lagi...

***

Rabu, 14 Januari 2015 (17:00 WIB)

Jalan Shavarin, Yogyakarta

Perumahan Alona...

Cakka baru saja terbangun dari tidurnya lima menit yang lalu setelah hampir dua jam ia tidur. Sedangkan Shilla, ia masih duduk manis di sofa dengan borgol di tangan kirinya. Semua makanan yang dibelikan oleh Cakkapun masih utuh dan sama sekali tidak ada yang masuk ke dalam perut Shilla.

"Loe bener – bener nggak mau makan ?" Cakka bertanya dengan nada lembut, kini ia sudah mulai berkata dengan halus kepada Shilla.

"Nggak, kalo gue bilang nggak mau ya nggak mau." Shilla menjawab dengan lesu, ia sudah merasa bosan.

"Asal loe tahu ya, gue beliin loe semua makanan ini pake uang pribadi gue. Dan hari ini gue udah ngeluarin banyak uang cuma buat beliin loe makanan." Kata Cakka.

"Tapi gue nggak mau makan." Shilla menjawab Cakka dengan jawaban yang sama seperti tadi.

"Hhh,,, terserahlah, kalo loe nggak mau makan, gue buang aja semua makanan ini."ujar Cakka.

"Ya udah kalo loe mau buang ya buang aja semuanya tanpa sisa!" sahut Shilla.

Cakka benar – benar membuang semua makanan itu, ia meletakkan semua makanan itu ke dalam tempat sampah. Shilla hanya bisa melihat Cakka membuang semua makanan itu ke tempat sampah tanpa berkedip. Ia tidak menyangka jika Cakka benar – benar melakukan apa yang dikatakannya.

Setelah selesai membuang makanan – makanan itu, Cakka mengambil satu bungkus mie instant di lemari dapurnya dan memasaknya seperti yang ia lakukan tadi pagi. Benar – benar seorang pemuda yang keras kepala.

Kini mie nya telah siap, ia duduk di sebuah kursi di kamarnya memakan mie hangatnya sambil mengawasi Shilla. Shilla yang sebenarnya merasa laparpun merasa tergoda dengan mie rebus yang sedang dimakan oleh Cakka. Ia melihat pemuda itu begitu tenang dan sangat menikmati mienya. Cakka yang merasa seperti diperhatikan sedari tadipun menoleh ke arah Shilla. Ia mendapati Shilla sedang melihatnya dengan tatapan yang sulit untuk ditebak.

"Kenapa loe?" tanya Cakka, masih dengan memegang mangkuk mie di tangannya. Namun, Shilla justru diam saja tidak menjawab pertanyaan Cakka.

Cakka yang tidak mau ambil pusingpun melanjutkan memasukkan suapan mie ke dalam mulutnya dengan garpu yang sedari tadi berada di tangan kanannya. Dan ketika satu suapan telah masuk ke dalam mulutnya, Cakka mulai terpikirkan sesuatu hal, ia kembali menoleh ke arah Shilla.

"Hei, apa mungkin loe mau kalo makan mie instant ?" tanya Cakka kepada Shilla. Dan Shilla, ia hanya melebarkan sedikit bibirnya. Dan akhirnya untuk pertama kali Shilla tersenyum pada Cakka.


Mungkin aku termasuk orang yang mencintai...

Tetapi mencintai tanpa alasan...

Mencintai tanpa peduli sudah berapa lama waktu kita bertemu...

***

Bersambung...

Partner For LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang