Partner For Life - Part 39

3K 100 22
                                    

Sekalian malam ini part 39 juga aku post, tpjgn lupa vote and comment nya ya :)


Dan tanpa Shilla duga, Cakka melepas masker oksigennya dengan nekat hingga masker oksigen itu tergantung di leher Cakka. Kedua mata Shilla langsung melotot melihat apa yang dilakukan oleh kekasihnya itu. Yang benar saja, Cakka bisa sesak nafas jika maskernya dilepas.

"Cakka! Kamu apa – apaan? Jangan dilepas masker oksigennya, Kka! Kamu nanti sesak." omel Shilla pada pemuda tampan itu, dan dengan spontan tangan Shilla mencoba untuk kembali memakaikan masker oksigen kepada Cakka.

"Hhh... nggak papa, Shill. Cuma sebentar aja. Nanti aku pakai lagi maskernya" Jawab Cakka sekenanya dan mencegah Shilla.

"Cakka! Jangan ngeyel dong, Kka. Kamu itu bener – bener bandel ya kalau dikasih tau. Aku nggak mau kalau kamu sampai se..." tiba – tiba perkataan Shilla terputus ketika Cakka sudah mengunci bibir Shilla dengan bibirnya.

Ya, Cakka mencium bibir Shilla dengan lembut. Membuat gadis itu menjadi beku pada posisinya dan tidak bisa melanjutkan perkataan omelannya terhadap Cakka. Dalam kondisi sakit dan baru sadar dari koma seperti inipun Cakka bisa – bisanya melakukan aksi ciumannya terhadap Shilla. Sungguh pemuda yang romantis.

Kedua mata Cakka terpejam, dan masker oksigen masih tergantung di lehernya. Ia menikmati ciumannya dengan Shilla. Dan Shillapun demikian, ia sama sekali tidak berkeinginan untuk melepas bibirnya dari bibir Cakka, meski gadis itu merasa kalau bibir Cakka terasa dingin.

Suara desahan nafas Cakka terdengar berat di sela – sela ciuman itu. Nafasnya memang mulai sesak kembali, asma parahnya itu sungguh menyiksa dadanya. Cakka membutuhkan masker oksigen, ingin sekali ia melepaskan bibirnya dan kembali memakai masker oksigennya, namun ia sama sekali tidak berniat untuk menghentikannya, dan malah tetap pada posisinya dalam adegan ciuman mesra itu.

. Yang ada di pikirannya saat ini adalah mungkin ini menjadi ciuman terakhir yang bisa ia berikan untuk Shilla. Ia sadar dengan kondisi tubuh dan penyakitnya yang semakin parah. Cakka ingin memberikan seuntai ciuman mesra nan manis untuk Shilla, sebelum Tuhan mengambil nyawanya.

Mungkin...

Sedikit waktu yang aku punya...

Semoga dapat membahagiakanmu, walau sebentar saja...

***

Minggu, 21 Juni 2015 ( 17:30 WIB )

Jalan Hagya Sopia, Yogyakarta

Rumah Sakit Permata Hijau, Yogyakarta

Di kamar rawat Cakka...

Saat ini papa Cakka sedang duduk di kursi samping ranjang Cakka. Ia menunggui dan menjaga Cakka yang sedang pingsan semenjak siang tadi. Ya, setelah beradegan mesra ciuman dengan Shilla, Cakka jatuh pingsan tidak sadarkan diri karena kehabisan oksigen. Dan kini sudah sekitar lima jam lamanya pemuda itu pingsan.

Sedangkan Shilla dan mama Cakka pulang ke rumah sebentar untuk mandi serta berganti baju. Tadinya Shilla tidak ingin meninggalkan Cakka yang sedang pingsan, ia ingin menjaga Cakka hingga Cakka sadar dari pingsannya. Namun setelah mama dan papa Cakka membujuknya, akhirnya gadis itu menurut untuk pulang sebentar. Dan dua wanita yang begitu berarti bagi Cakka itu akan kembali lagi ke rumah sakit dengan bersama – sama.

Papa Cakka membelai lembut rambut putranya yang masih pingsan. Laki – laki berusia 50 tahun itu memandang wajah pucat Cakka yang mengenakan masker oksigen itu.

Partner For LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang