Kinal POV
Untuk mengurangi beban pikiran aku memilih menuju ke ruang keluarga untuk bermain Play station mungkin akan meredakan sedikit pusing.
Entah kenapa saat melewati kamar Shani, aku mendengar desahan orang. Aku mulai kepo, dan mendekat ke kamarnya. Untungnya pintunya belum tertutup rapat jadi aku bisa melihat jelas. Kali ini pemandangannya berbeda dengan tadi. Aku menelan ludah saat melihat adegan yang sedang diperagakan Shani dan Sakti. Pantes satu kali tancep langsung bisa hamil ternyata Sakti dan Shani HOT Broh! Astaga... Aku menutup kamar mereka agar tidak kedengaran suaranya.
Aku memilih game yang akan kumainkan dan akhirnya memilih game GTA, lah kenapa aku jadi ingat dengan Naomi ya?
Flashback On
"buktiin apa?" tanyaku bingung
"sini sayang!" tanganku langsung ditarik dengan Ve. Dengan cepat bibirku sudah menempel dengan bibir Ve, lumatannya begitu kasar gak seperti biasa-biasanya kalo 'main' sama aku. Aku aja kewalahan saat Ve memperdalam ciuman kita, nafasku udah habis, aku melepaskan ciumannya.
"Hah aahhh haa," aku menghirup udara dalam-dalam, Ve sih nyium orang gak pake aba-aba.
"Gitu doang?" Anjirlah si Naomi ini, bibirku aja masih sakit gara-gara Ve nyedotnya kuat.
Ve langsung menarik aku, bibir kita menempel, kali ini ciumannya lebih lembut, tapi tangannya ikutan gerak. Tanganku yang sedari tadi diam kini di arahkan ke dadanya. Duh... Aku menarik tanganku dan menaruhnya di belakang. Tangannya menuntun lagi ke arah dadanya, aku tarik lagi sampai Frieska senbatsu *maap.
"Ve, kamu kenapa sih?" kali ini aku sudah tak tahan, "kamu jangan kepancing sama dia dong! Gak ada gunanya juga kalo dia minta bukti, lebih penting hubungan kita baik-baik saja. Kamu percaya sama akukan?" kataku, Ve mengangguk.
Aku beralih menatap Naomi, "dan untuk lu! Lebih baik lu keluar dari kamar kita. Kamar kita gak bisa dimasuki sembarang orang!" ujarku menahan emosi. Naomi langsung keluar dari kamar aku dan Ve.
__________________________
1 Minggu kemudian
Waktu itu aku pulang dari meeting di kota Bandung. Aku sampai Jakarta memang terbilang sudah sangat malam. Awalnya Ve menyuruhku untuk diantar Pak Satrio, tapi aku menolaknya karena aku sedang ingin menyetir sendiri.
Saat melewati Jalan Mawar, aku melihat dua pria dan satu wanita. Kelihatannya pria itu bukan pria baik-baik. Ini terlihat saat pria itu mencoba menggoda wanita itu. Dengan nekad, aku memberhentikan mobilku, kemudian turun dari mobil.
"Mau ngapain lu??!" Teriakku, saat melihat tangan pria itu mencoba memenggegam tangan wanita tersebut. Aku masih belum jelas melihat wajah wanita itu, karena kurangnya pencahayaan dan tertutup oleh rambut panjangnya.
Pria yang bertubuh kurus, pendek berbalik menatapku, "Siapa lu? Berani-beraninya gangguin kita?" tanya orang tersebut sambil cegukkan, mabuk toh.
"harusnya gue yang nanya, ngapain kalian di sini? Pulang sana! Emak lu nyariin tadi," ujarku
"songong amat lu, ini bukan urusan lu!" dengan gerak cepat lelaki yang tadi mencoba menyentuh wanita tersebut, memuntahkan bogeman di wajahku,
Bughkk
Aku sedikit mundur karena terkena tinjuannya. Saat aku mengelap wajahku, ternyata ada bercak darah. Kali ini tak akan aku biarkan untuk orang yang telah merusak wajahku. Aku berlari mendekat ke arah mereka dan meninju wajah dan perut mereka secara bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Tangga VeNal
FanfictionBagaimana bila Ve dan Kinal harus mengasuh ke-5 anaknya? ditambah lagi dengan tingkah laku anak mereka yang kembar? mungkin keluarga mereka dibilang aneh! jika penasaran! BACALAH FANFIC GAJE INI!! Terima Kasih :-D.