Mampus

3.6K 305 84
                                    

Author POV

Kinal dan Ve telah sampai rumah, mereka disambut dengan Shanju, Boby, dan anak kecil perempuan berumur kurang dari tiga tahun. Mereka memberikan senyumnya kepada Kinal dan Ve.

"Hai mamiku, muach." Shanju langsung menghampiri Ve, "Hai papiku, muach." dan memberikan kecupan di pipi. Saat Boby ingin melakukan hal tersebut ke Ve, Kinal dengan sigap berdiri di depan Ve dan menoyor kepala Boby.

"Aw, pelit banget." desis Boby

"Gue denger ya Bob," (Karena Kinal begitu dekat dengan Boby jadi Kinal memakai gue-lu, Boby senang dengan hal tersebut karena hal itu membuatnya tidak terlalu canggung)

Shanju melirik kesal ke arah Boby, "Ck ah nenek nenek digodain juga,"

"Shan, Mami denger loh, mami bukan nenek nenek," Ve mengembungkan pipinya. Shanju hanya tertawa kecil.

Anak kecil perempuan itu menarik-narik baju Kinal. Kinal menatap anak kecil itu dan langsung menggendongnya dan memberikan kecupan di seluruh wajah anak kecil itu.

"Cucuku... Muach muach," karena geli dengan ulah Kinal, Ava menjauhkan wajahnya dan merengek ingin menangis.

"Kinal, cucu kamu mau nangis masih aja dicium terus, aku kapan kamu cium kayak gitu(?)" Mereka menatap ke arah Ve semua, Ve yang ditatap seperti itu langsung mengambil Ava dari gendongan Kinal dan membawanya ke arah kamar.

Shanju dan Boby langsung berpamitan pergi ke salah satu acara rekan kerja Boby, mereka menitipkan Ava hingga malam hari. Setelah ShanBob pergi tidak lama kemudian Shani dan Sakti datang ke rumah Kinal dengan membawa anak kembar mereka yang berumur sekitar lima tahunan.

Mereka datang ke rumah Kinal juga hanya ingin menitipkan anak-anaknya ke Kinal dan Ve karena orang tua Sakti tidak ada di rumah dan mau tidak mau harus dititipkan ke Kinal dan Ve. Mereka akan pergi ke salah satu kota di Indonesia untuk menghadiri pembukaan cabang perusahaan Sakti selama 3 hari.

Jam menunjukkan angka 11.30 namun cucunya sama sekali belum ada yang tidur. Efek umur yang sudah renta, cucu mereka yang begitu sangat lincah membuat mereka menjadi kewalahan. Semua jalan-jalan diberikan pagar agar mereka tetap berada di ruang keluarga. Semua mainan mereka dikeluarkan oleh Kinal agar cucunya diam namun siapa sangka cucunya tidak memainkan mainan itu. Ketiga cucu Kinal membuatnya mengingatkannya kepada anak kembar mereka yang dulu sangat aktif seperti cucunya.

"Susu kalian telah datang," Ve membawa tiga botol susu yang sudah berisikan susu.

"Amma amma mau susu," Asya dan Asyi langsung berebut untuk mendapatkan botol susu, sedangkan Ava hanya diam menatap mereka.

Kinal langsung mendekati Ava dan membawanya ke dalam gendongannya, "Ava ngantuk?" Ava mengangguk kemudian memeluk erat leher Kinal.

"Ve, bawa anak-anak ke kamar, besok Asya sama Asyi sekolah." perintah Kinal, saat akan melewati Asya dan Asyi, mereka menghalangi jalan Kinal.

"Mau digendong Appa," (Appa dan Amma adalah panggilan cucu mereka untuk Ve dan Kinal.) Kinal tidak seperti masih muda dulu, waktu trio wek-wek masih kecil ia sanggup menggendong ketiga-tiganya namun saat ini dia tidak kuat lagi. Kinal hanya dapat menggendong dua cucunya Ava dan Asya, awalnya Asyi menolak untuk digendong dengan Ve namun sedikit bujukan dari Ve akhirnya mau.

Akhirnya mereka mendapatkan botol susunya masing-masing dan memegangnya sendiri. Hingga mereka sama-sama memejamkan mata. Kinal dan Ve yang sedari tadi ada di samping mereka mengecup satu-satu kening cucunya.

"Capek Ve," ujar Kinal di atas sofa, kasurnya sudah tidak muat untuk mereka berlima.

"Iya Nal," jawab Ve yang berada di samping kanannya Kinal. Ve segera mencari tempat ternyamannya di leher Kinal. Tangan kiri Kinal berada di pinggang Ve.

Rumah Tangga VeNalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang