Kepedean

4.6K 313 57
                                    

Author POV

Hari kedua Kinal berada di Belanda tidak ada kendala sama sekali, karena dia pernah tinggal di negara yang dikenal dengan sebutan negara kincir angin. Selama dua hari di Belanda, Kinal disibukkan dengan meeting dengan kliennya sekaligus para petinggi di negara itu.

Berbeda dengan Kinal, Ve yang ditinggalkannya di rumah sering uring-uringan karena rumah terasa sangat sepi jika Trio wek-wek ke sekolah. Kemarin Shani dan Sakti izin ingin menginap ke rumah orang tuanya Sakti, awalnya Ve mencegah namun setelah diberikan penjelasan mengapa cucunya harus ikut, Ve hanya pasrah. Dan lebih membuat Ve semakin takut adalah dia sering mendapatkan sms yang nomernya tidak diketahui.

"Mi..." Shanju kali ini berada di rumah untuk mengemasi barang yang akan dibawanya ke Bali karena dia mendapatkan tugas dari Kinal untuk mewakili dirinya.

"Iya, apa?" Ve berjalan mendekat ke Shanju yang duduk di pinggir kasurnya dengan memasukkan perlengkapannya.

"Papi tadi ngirim sesuatu ke aku, katanya Mami disuruh ambil pesanannya Papi di Mall Xf."

"Haa? Kenapa Papi tidak bilang sendiri ke Mami?" Ve bingung kenapa Kinal tidak memberitahukannya secara langsung kepadanya.

"Gak tau Mi, oh iya barangnya ada di lantai 4, nama rukonya Heavy Rotation, atas nama Devi Kinal Putri,  dan Papi juga sudah memberitahu ke petugasnya bahwa yang bakal ambil barangnya Mami, jadi Mami cuma kasih nama panjang Mami saja."cecar Shanju, kemudian menurunkan kopernya ke lantai setelah itu keluar dari kamarnya diikuti dengan Ve di belakangnya.

"Jam berapa?" tanya Ve. Shanju membalikkan badan untuk menatap Mami kesayangannya.

"Terserah Mami, dadaaaah Mi, aku berangkat dulu yah, udah dijemput, byee love you Mommy." Shanju mencium pipi kanan dan kirinya Ve.

"Iya, hati-hatinya, kalau sudah sampai sana kasih tau Mami, jangan nakal di sana, love you too."

[...]

Daripada di rumah tidak ada pekerjaan, Ve memilih untuk sekarang saja mengambil pesanan Kinal. Sebelum pergi dia sempat meng-chat Kinal menanyakan mengenai hal ini.

Kinal pun menjelaskan bahwa kemarin dia sempat memesan jam tangan, lalu ia tidak sempat mengambilnya. Makanya ia menyuruh Ve untuk mengambilnya.

Sejak pertemuan dengan Belvas dua hari yang lalu, Ve sering kena teror entah dalam bentuk sms, email, dan melalui berbagai media sosialnya lainnya. Dia takut jika Belvas melakukan hal nekat, Ve pun masih belum menceritakan ke Kinal.

Pak Satrio membukakan pintu mobil Ve kemudian memayungi Ve agar tidak terkena terpaan cahaya matahari yang hari ini begitu sangat menyengat. Model parkiran mall ini memang masih tidak menggunakan metode, parkiran bawah tanah atau semacamnya.

Ve memasuki mall tersebut. Banyak pasang mata lelaki melihatnya karena terpesona dengan kecantikkannya. Dia hari ini memakai pakaian yang casual terkesan feminim. Dengan pakaian seperti itu, orang-orang mengira bahwa Ve masih gadis padahal dia sudah memiliki dua cucu.

Di tengah perjalanan menuju lantai 4, langkah kakinya diberhentikan oleh orang. Ve mendelik saat melihat orang di hadapannya.

"Jessica, kamu Jessica Veranda 'kan?" lelaki itu menghalangi jalan Ve dengan merentangkan kedua tangannya.

"Bukan, Anda salah orang." Ve mencoba melarikan diri namun gagal dengan cengkeraman kuat Belvas.

"Jessica, aku ingin menjelaskan ke kamu, please kasih waktu kamu ke aku." Mohon Belvas.

"Menjelaskan apa? Aku tidak memiliki hubungan apa-apa sama kamu, dan maaf saja waktu aku harganya mahal, tidak ada manfaatnya jika membicarakan hal-hal yang tidak penting." hati Belvas tertohok saat Ve mengatakan hal itu, namun kali ini dia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan.

Rumah Tangga VeNalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang