Gimana Gitu!

6.9K 408 18
                                    

Kalian jangan lupa baca cerita baruku ya! Judulnya "Officemate" baru kemarin di publish, mohon dukungannya wkwkwk

Kinal POV

Tega banget papanya Ve bicara seperti itu. Tentu saja aku sakit hati saat papanya Ve menghina anak-anakku. Ve sudah tidur setelah menangis begitu lama dan anak-anak pun aku suruh untuk istirahat.

Aku menelfon sekretarisku untuk mengadakan meeting mendadak sekaligus pertamaku untuk bertemu para manajer kantorku. Papanya Ve bekerja sebagai Manajer marketing, kedudukannya memang tinggi tetapi lebih tinggian aku.

Aku langsung mengganti pakaian kantor dan pergi ke kantor. Sial! Jalanan macet, mungkin karena hari ini adalah hari weekend. Dengan sabar aku mengendarai mobilku agar selamat sampai tujuan.

Aku membuat janji meeting mendadak jam 13.00. Sedangkan aku baru sampai di kantor jam 13.40. Terlambat 40 menit ahh sial (2).

Dengan tergesa-gesa aku masuk ke kantor. Aku mendapati semua karyawanku sedang mengobrol yang tidak kuketahui. Saat masuk, lagi-lagi aku mendapatkan penghinaan dari papanya Ve.

"Kenapa kamu menampakkan diri lagi? Tadi saya kan sudah bilang! Apa kamu tidak mengerti dengan bahasa saya?" Papanya Ve berdiri dan menunjukku dengan muka memerah. Semua orang yang berada di situ pun terkejut dengan suara papanya Ve itu.

"Terus ngapain kamu masuk sini? Tempat kerja kamu kan ada di WC! Keluar kamu!" Papanya Ve terus bicara tanpa memberikan aku kesempatan.

"Em maaf pak, beliau ini adalah pemilik kantor ini! Dan saya mohon, cara pembicaraan bapak itu tidak sopan untuk atasan anda!" Kata sekretarisku. Aku tersenyum sinis, papanya Ve terlihat kaget dan duduk. Aku tau pasti beliau sangat malu.

"Maaf saya terlambat" Ucapku

"Tidak apa-apa bu" sahut salah satu karyawanku

"Saya juga minta maaf telah mengganggu waktu libur kalian. Oke karena saya tidak mau berlama-lama di sini, saya akan menjelaskan kenapa kalian semua saya panggil." Aku sedikit menjeda perkataanku "Saya akan membuka lowongan Manajer Marketing. Karena Manajer Marketing kita sudah tidak lagi bekerja di sini. Jika sudah mendapatkan yang cocok tolong! Saya kabari secepatnya karena ingin melihat bagaimana tingkah lakunya, cara pembicaraannya dengan atasannya dan juga orangnya JUJUR atau tidak" Aku menekan kata jujur agar papanya Ve sadar.

"Dan untuk anda pak Adyht! Tolong segera membersihkan meja anda, Makasih. Ada pertanyaan?" Tanyaku

"Tidak ada bu" Jawab mereka kompak

"Baiklah kalo begitu kalian boleh menikmati waktu bersama keluarga anda lagi. Sekali lagi saya minta maaf" Ucapku lalu pergi dari ruangan itu.

Aku tidak langsung pergi dari kantor. Aku menuju ruangan papanya Ve untuk melihat beliau.

"Ehm" Aku berdeham. Papanya Ve menoleh ke arahku sejenak lalu kembali melanjutkan membersihkan mejanya.

"Kenapa kamu tidak bilang dari dulu? Kalo kamu ini pemilik kantor ini!" Tanyanya, aku melangkah mendekat kepada dirinya

"Emangnya kenapa?"

"Saya kan jadi malu!" Katanya lagi. Sumpah saat papanya bicara seperti itu aku ingin sekali tertawa.

"Sakit hati?" Tanyaku memastikan apakah beliau sakit hati atau tidak

"Ya sakitlah. Kamu mecat saya di depan semua karyawan di sini" Ucapnya. Aku tersenyum tipis.

"Tapi lebih sakit Ve dan saya! Setelah anda mengatakan bahwa anak saya tidak punya asal usul yang jelas. Walaupun mereka bukan anak kandung saya, tapi saya begitu sakit saat mendengar perkataan anda. Apalagi dengan Ve? Dia ibunya yang mengandung dan menyusui mereka! Saya tak habis pikir ternyata manusia seperti anda yang tidak memiliki perasaan sama sekali masih hidup di dunia ini!!" Aku meluapkan emosiku. Papanya Ve berhenti membereskan, lalu menoleh ke arahku dengan mata yang berkaca-kaca.

Rumah Tangga VeNalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang