Ve POV
Mataku membulat, menatap tak percaya dengan mahluk di depanku.
"Jessica Veranda,"
"Maaf sepertinya Anda salah orang." aku langsung berlari keluar dan tidak jadi membeli bahan makanan.
"Jessica!! Jessica!!" aku masih mendengar suaranya.
Aku bergegas masuk ke dalam mobil, Pak Satrio menatapku dengan tatapan bingung.
"Pulang ke rumah Pak!"
Ahh kenapa dia muncul kembali??? Yang kumaksud adalah Si Belvas. Lelaki yang dulu akan dijodohkan denganku, tetapi syukurlah saat itu dia tidak jadi menikahiku. Waktu SMP lelaki itu terkenal ke-playboy-annya. Wajah dia memang cukup tampan dan badan dia juga atletis impian para lelaki. Awalnya aku tidak mengetahui dirinya, kita bertemu pertama kalinya pada saat SMP melakukan kemah di puncak. Aku berkelompok dengannya. Dan sikapnya pun mulai aneh denganku, perhatiannya mulai muncul untuk diriku, dengan bodohnya aku sempat memiliki perasaan suka kepadanya.
Setelah kita melakukan ujian nasional kelas IX, dia menembakku di lapangan sekolah dengan disaksikan oleh orang-orang. Orang yang menyaksikan rata-rata mereka adalah fans Belvas, cacian dan makian keluar dari mulut mereka dengan sangat keras dan dapat kudengar. Aku tidak menjawab pertanyaan Belvas untuk mau apa tidak menjadi pacarnya, melainkan aku langsung berlari untuk pulang.
Keesokan harinya aku berangkat kembali ke sekolah karena ada sosialisasi dari SMA, dan murid kelas IX diwajibkan berangkat. Saat melewati taman sekolah, aku melihat Belvas dengan wanita lain dan mereka sedang melakukan adegan tak senonoh. Ini gilaa ya? SMP kok gitu ih najis, ehh mau lanjut gak? Sebenernya males nih.
Hatiku terasa sesak saat melihat itu, apa mungkin aku jatuh cinta kepadanya? Aah bodoh bodoh bodoh kenapa aku mulai ada perasaan dengannya?. Aku merutuki diriku sendiri karena terlalu baper dengan perhatian Belvas yang diberikan untukku.
Setelah sosialisasi, Belvas meminta jawaban dariku. Aku dengan tegas dan berani menolaknya dengan wajah bahagia, hahaha untung belum aku terima. Belvas meminta alasan, ahh bodoh sekali dia. Dia ini bodoh apa idiot?
Setelah itu aku pindah ke Bandung dan kalian tahu? Selama aku di sana, aku terus diteror dengan kalimat-kalimat konyol yang di tempatkan pada sepedaku saat di sekolah. Beginilah kalimat konyolnya yang aku ingat.
'Kutunggu jandamu eh kutunggu kau sadar akan kegantengan diriku -Blvs'
Apalagi saat aku dilarang menikah dengan Kinal. Tanpa diundang dan diantar dia datang ke rumahku yang saat itu situasi masih menegangkan antara 'Boleh apa Tidak'. Setan emang, gara-gara dia aku malah dijodohkan dengan dia.
Akan tetapi papaku langsung sadar dari mantra yang digunakannya untuk meluluhkan hati papa. H-2 sebelum pernikahan kita, Papa memergokinya dengan mata kepalanya sendiri bahwa dia sedang bercinta dengan perempuan di kosannya. Dan tak lama saat papa meminta penjelasan tentang hubungannya dengan wanita itu, seorang wanita lain dengan perut membuncit meminta pertanggungjawaban kepadanya. Papaku langsung membatalkan pernikahan kita HAHAHAHA terimakasih Tuhan, ternyata aku menang.
Tapi kok saat ini aku sedikit khawatir dengan kemunculannya lagi. Apa dia masih berambisi untuk mendapatkan aku? Lah kenapa aku ngarep, em bukan ngarep sebenarnya akan tetapi saat melihat kelakuannya dulu untuk mendapatkan aku, membuatku sedikit was-was kepadanya.
Untuk saat ini Kinal tidak boleh untuk tahu, aku tidak mau membuat dia tidak konsen dengan pekerjaannya dan membuatnya akan lebih lama meninggalkan aku di sini.
[...]
Author POV
Ve langsung pergi ke kamar dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membasuh muka agar pikirannya tenang. Ve menepuk pipinya berkali-kali, ah ketemu mantan gebetan dan cinta pertama apalagi cinta monyet memang susah untuk dilupakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Tangga VeNal
FanfictionBagaimana bila Ve dan Kinal harus mengasuh ke-5 anaknya? ditambah lagi dengan tingkah laku anak mereka yang kembar? mungkin keluarga mereka dibilang aneh! jika penasaran! BACALAH FANFIC GAJE INI!! Terima Kasih :-D.