Kinal POV
Di saat Shani sedang berjoget dan bernyanyi tiba-tiba dia mengerang kesakitan tanda bahwa dia akan melahirkan sekarang juga. Sakti sempat bingung dia harus bagaimana setelah bentakkan dari Shani, Sakti sadar bahwa dia harus membawa Shani ke rumah sakit.
Aku dan Ve ikut mengantarkan Shani. Aku memegang kemudi; Ve duduk di sampingku sambil menyuruh Shani menarik nafas agar stabil; Sakti mengurus Shani di belakang.
"Shan... Tarik nafas lalu keluarkan!" ujar Ve sambil mengangkat telapak tangannya di depan dada.
"Huuuhsss," hembusan nafas Shani terdengar.
"Mi.... Sakit mi... Aaaaa..." erangan Shani, membuat aku sebagai kemudi sedikit tidak berkonsentrasi.
Aku melihat di kaca spion depan, Shani sedang menjambak rambut Sakti untuk mengurangi kesakitan.
"Aduhhh duhhh sakit Shan, lepasinnnn," teriak Sakti sambil menjauhkan tangan Shani dari rambutnya, suara Sakti juga tak kalah kerasnya dengan suara erangan Shani.
"Ehhh biarin Sakti, kalau istrinya kesakitan sambil menjambak itu biarin aja, memang begitu," nasihat Ve.
"situ enak bilang begitu, nah yang kena tuh gak enak," gumamku dengan nada rendah karena aku pernah mengalaminya selama tiga kali.
Ve langsung menoleh ke arahku dengan tatapan tajamnya, "bilang apa kamu, Nal?" Ve memicingkan matanya ke arahku.
"G-gak bilang a-apa-apa k-kok," kataku sambil tergagap dan tenang agar tidak terjadi apa-apa.
[...]
Tiga puluh menit di perjalanan yang penuh dengan raungan kesakitan membuatku sedikit pusing apalagi ditambah air ketubannya Shani pecah di dalam mobil.
Aku dan Ve menunggu di luar ruangan Shani. Sakti berada di dalam untuk menemani Shani lahiran. Sambil menunggu anak Shani lahir, aku menelpon orangtua Sakti dan orangtuanya Ve.
Tuut tut tutt
"Halo,"
"..........."
"Saya orangtua Shani,"
"............."
"Shani akan melahirkan,"
"........."
"Di rumah sakit Sudirman lantai 4 nomor 219."
".........."
"Ya....."
Aku mematikan hp-ku dan memasukan hp ke dalam saku celana panjangku. Aku melihat Ve yang juga sudah selesai menelepon keluarganya.
"Sudah kamu kabari belum, Nal?" tanya Ve kepadaku yang kini duduk di bangku rumah sakit yang disediakan.
"Sudah kok, ohh iya Ve, orang rumah juga harus kabari." kataku kepada Ve.
"Tadi udah aku kabari kok, terus mereka gak bisa ikut sekarang soalnya tugas sekolah sama tugas kuliah masih banyak." Aku hanya mengangguk-angguk.
Tanganku yang berada di atas pahaku tiba-tiba ada yang menggegam dengan erat di sela-sela jariku, aku menoleh ke arah Ve dan raut wajahnya terlihat cemas. Aku membalas genggaman tangan Ve.
"Kamu berdoa yang terbaik untuk Shani aja Ve. Dia pasti bisa melewati ini dengan lancar." aku menenangkan Ve agar tidak terlalu khawatir.
"Pasti, tapi aku takut, Nal. Ini pertama kalinya bagi Shani, pasti sakit. Aku sudah pernah mengalami, apalagi usia Shani masih sangat belia untuk melahirkan seorang anak." kata Ve ada benarnya juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Tangga VeNal
ФанфикBagaimana bila Ve dan Kinal harus mengasuh ke-5 anaknya? ditambah lagi dengan tingkah laku anak mereka yang kembar? mungkin keluarga mereka dibilang aneh! jika penasaran! BACALAH FANFIC GAJE INI!! Terima Kasih :-D.