Ve POV
Kelahiran dua cucu membuatku bahagia, bukan hanya aku saja tetapi semua keluarga kita turut bahagia atas lahirnya dua bayi yang sangat lucu. Sekarang Shani kembali di rumah setelah satu minggu tinggal di rumahnya Sakti. Sekarang pasti rumah akan bertambah ramai dengan tangisan dua bayi.
"Veranda!!!!" ish ini pasti teriakkan si gendut, gak lihat apa kalo aku sedang memberikan susu ke cucu perempuanku.
"Hahaha, sini biar aku aja Mi, Mami urus Papi aja dulu," Shani mengambil botol susu yang aku pegang. Aku langsung menuruni tangga.
Aku melihat dia, Shanju, Sakti, dan Trio Wek-wek sedang makan bersama di meja makan tidak ada yang aneh, "Ada apa Nal?" tanyaku dengan memeluk lehernya dari belakang dengan menempelkan pipiku ke bahunya.
"Sepertinya aku akan pulang terlambat nanti, dan besok aku akan pergi ke Belanda, jadi kamu siapkan perlengkapan aku. Aku juga sudah tidak bisa berlama-lama sekarang, aku pergi dulu yah." ujarnya panjang lebar, Kinal langsung berdiri dan pelukkan kita terlepas.
"Kalian, untuk sementara akan diantar jemput pak Satrio!" tangannya menunjukkan ke arah Trio Wek-wek.
"Nal, kok mendadak sih? Terus kenapa kamu gak bilang dari awal?" tanyaku dengan kesal. Bagaimana tidak kesal? Dia pergi dengan sangat mendadak belum lagi dia kerja lembur sebelum berangkat ke sana.
"Mana aku tau Ve, aku aja kaget tadi setelah cek email." Kakinya melangkah menuju ke halaman depan rumah, aku mengikutinya dari samping. Saat sampai di samping pintu mobil langkah kakinya berhenti lalu menghadap ke arahku.
"Sepertinya nanti malam aku akan pulang jam 11 malam dan paginya jam 4 aku akan berangkat ke Belanda. Kamu jangan lupa siapkan perlengkapan aku yah." ujarnya lalu disusul dengan kecupan di keningku. Aku menatap mata hitamnya yang tak pernah bosan ku lihat setelah kecupannya selesai.
"Nal, apa tidak ada penerbangan selain jam 4? Istirahat kamu masih belum cukup," kataku dengan khawatir, tangan kanannya terangkat kemudian mengelus pipi kiriku dengan lembut.
"Aku kan bisa lanjut tidur di pesawat sayang, hahahaha jangan terlalu bego begitulah." dengan beraninya dia menyentil jidatku dengan pelan.
"Ishhhh," aku mengusap jidatku bekas sentilannya.
"Udah ah, sebentar lagi ada meeting dengan klien aku," dengan gerakan cepatnya dia mendaratkan ciuman ke bibirku, bibirnya sedikit melumat bibirku kemudian dilepaskan.
"Byee sayang, I love you so much,"
"I love you too," Kinal masuk ke dalam mobilnya. Setelah itu mobilnya keluar dari halaman rumah dan pergi.
[...]
Menjadi seorang Kinal menurut aku tidak mudah. Selain menjadi seorang presiden direktur dia juga menjadi kepala keluarga. Akhir ini waktu bersama dengan Kinal berkurang dikarenakan pekerjaan yang sangat banyak belum lagi rapat-rapat dengan para pengusaha lainnya. Aku dan keluarga juga memaklumi itu semua, karena dia bekerja juga demi kita semua.
Kata Kinal sebelum perusahaannya diserahkan ke Shanju. Dia ingin cabang perusahaannya ada diberbagai negara maju. Saat ini hanya ada tujuh di negara maju yaitu di Belanda, US, Meksiko, Perancis, Inggris, Jepang, dan Singapura. Tapi untunglah di setiap negara Asia Tenggara saat ini sudah ada cabangnya.
Bisnis Nabilo juga tak mau kalah, kini produksi es lilin Nabilo juga tingkat pasarannya semakin naik. Pesanan di berbagai daerah pun berdatangan. Nabilo juga mengeluarkan es lilin yang dapat tahan lama dan tetap aman. Es lilin bermerek Es Nbl Bajay sudah ada cap halal dan SNI. Rumah produksinya sekarang semakin besar, para pekerjanya juga banyak. Karena semakin besar, Nabilo segera ingin melunasi hak tanah yang ia sewa agar menjadi miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Tangga VeNal
FanfictionBagaimana bila Ve dan Kinal harus mengasuh ke-5 anaknya? ditambah lagi dengan tingkah laku anak mereka yang kembar? mungkin keluarga mereka dibilang aneh! jika penasaran! BACALAH FANFIC GAJE INI!! Terima Kasih :-D.