#Part 19
"Kisah Kita Belum Usai"
By. ElTanmay dan pari pun berlalu meninggalkan The Agra Pers. Sedang rajat yang dari tadi memandang kebergian kedua org itu masih dengan mimik marahnya, tangannya masih dia kepalkan kuat, mukanya masih saja merah, bahkan sesekali terdengar gemeretak giginya memahan amarah yang kini siap membuncah.
"Tanmay! Meski aku tak tau dengan perasaan ku sendiri, namun aku tak akan membiarkan kau mempermainkan wanita itu" bisik rajat dalam hati, dia kemudian beranjak masuk ke ruangannya, baru saja akan menghempaskan tubuhnya ke sofa, seketika hapenya bergetar. Dia meraih hape yg ada di sakunya, ketika melihat nama yang tertera di hpnya, ada rasa malas untuk menjawab panggilan org di seberang sana.
"Halloo!" Ucap rajat dengan nada rendah.
"Hallo sayang.. kau di mana? Sedang sibuk gak?" Cecar wanita di seberang sana.
"Lavina aku sedang sibuk, aku di kantor sekarang" masih dengan nada malasnya, entah kenapa.. akhir-akhir ini rajat malas meladeni pacar yg sudah 4 bukan ini di pacarinya. Bagi rajat lavina sama saja dengan wanita-wanita lain di luar sana, hanya mengejarnya karena harta dan ketenaran.
"Okeh aku kesana ya sayang, aku ingin makan siang bareng dengan mu dan 'ayah'" ucap lavina dengan membawa nama ayahnya, rajat bergidik ketika lavina menyebut ayah.
"Heemmm" kata rajat singkat dan segera mematikan panggilan lavina.
Di tempat lain.
"Pari kau sudah makan?" Tanya tanmay membuka kebisuan di antara mereka."Sudah" jawab pari sesingkat mungkin seolah dia tak ingin ada bahan pertanyaan yang akan tanmay tanyakan lagi kepadanya, kali ini dia tak bernafsu bertanya atau pun membalas pertanyaan tanmay yang baginya sangat tidak penting.
"Pari apa kau ingin jalan-jalan dulu menghilangkan penatmu sejenak" ajal tanmay berharap di iyakan oleh pari.
"Sshhh... aku ingin pulang saja, aku ingin istirahat" ucap pari dengan nada sangat terganggu"
"Oke baiklah" jawab tanmay masih dengan tampang manisnya (manis menyebalkan).
15 menit kemudian mereka tiba di rumah pari, jam sudah menunjukkan jam 13.10 siang.
Pari keluar dari mobil mewah itu dengan di bukakan pintu oleh sang pemilik mobil, dengan cekatan bak sang pelayan (issh kasian bang may di ibaratkan pelayan) tanmay mepersilakan pari keluar dari mobilnya, dia menyambut pari dengan sebelah tangan kirinya namun tak ada jawaban dari pari sehingga membuat senyum simpul di wajahnya (bang may versi ngeyel).
Ketika pari melangkah menuju pagar rumahnya, namun di sergah oleh tanmay.
"Pari besok pagi aku akan menjemput mu lagi" ucap tanmay seolah mengultimatum pari dan sontak membuat pari bete luar biasa.
"Itu tidak perlu tanmay, aku akan berangkat sendiri, ku mohon jangan repotkan diri mu menemput dan mengantar ku pulang" jelas pari berusaha agar tanmay memahamj maksudnya.
"Aku tidak merasa di repotkan olehmu pari, aku merasa senang menemani mu" balas tanmay berusaha meyakinkan pari
"Ku mohon pahami aku, aku ingin lebih leluasa bekerja" ucap pari asal.
"Leluasa? Apa caraku mebuat mu tidak leluasa?" Tanmay mendekatkan tubuhnya ke tempat pari berdiri.
"Nahi tanmay, aku hanya merasa tidak enak, kita baru kenal bbrp hari, dan kau sudah melakukan hal yang membuat ku tidak enak hati, beberapa saat lalu kau mengatakan cinta kepada ku yang tak punya apa-apa ini, salahkan aku jika aku merasa tidak enak? Salahkah aku jika merasa risih atas tingkah mu terhadapku? Dan lagi.. aku tidak ingin mencari masalah, kau orang kaya berkedudukan dan juga tampan, sangatlah aneh jika kau tak mempunyai pasangan saat ini! Jika iya.. mungkin sekarang dia sedang melihat keberadaan mu disini" cecar pari berusaha membuat tanmay paham akan ketakutannya.
Saat ini, di usia pari yang menginjak angka 23 tahun, tak pernah sekalipun dirinya mengecap manisnya masa pacaran, bukan karena tak ada yang menyukainya, pari remaja adalah pari yang ceria,cerdas dan cantik, banyak para lelaki yang ingin menjadikannya pacar, namun pari beralasan bahwa berteman akan lebih indah ketimbang harus mengikatnya dengan sebutan pacaran. Waktu di perguruan tinggi pun demikian, dia lebih memilih fokus terhadap studynya.. waktu kuliahnya dia haabiskan belajar agar tak sia-sia beasiswa penuh yang di daptkannya, dan hasilnya pun tak sia-sia, pari mendapatkan gelar lulusan terbaik di angkatanya. Pari bangga melihat mamanya bahagia melihat pencapaiannya selama ini, dan dia pun berjanji akan terus membanggakan orang tua tungalnya itu. Dia rela meninggalkan mamanya utk mencapai mimpi-mimpinya itu, bukan dengan cara murahan seperti yang di lakukan wanita-wanita mu****n di luar sana yang ingin mencapai segala kesuksesan dengan cara singkat contohnya dengan menggaet lelaki kaya, Pari sangat tidak menginginkan terjadi dengan dirinya, baginya cukuplah pengalaman orang tuanya yang menjadikan dirinya harus lebih waspada.
Tanmay masih diam dengan pikirannya sendiri.
"Aku harap kamu mengerti tanmay" pari berusaha meyakinkan tanmay dan dia meraih tangan tanmay, di pegangnya erat tangan yang berasa dingin tersebut.. dia mencoba meyakinkan tanmay sekali lg.
"Aku tidak menerima cinta mu, bukan berarti kita tidak bisa jadi sahabat, aku rasa hubungan itu lebih indah di banding dengan ikatan cinta itu, maukah kau menjadi sahabatku" pari mengenggam erat tangan tanmay dan tersenyum penuh pengharapan.
Tanmay membalas menggenggam erat tangan pari dan menjwab permohonannya."Jika itu yang terbaik, jika dengan itu kau lebih merasa nyaman maka tidak ada alasan untuk menolaknya" tanmay repleks meraih tubuh pari dan merengkuhnya erat, tak ada lagi penolakan dari pihak pari, mungkin karena dia merasa pria yang memeluknya itu kini sudah menjadi shabatnya dan dia merasa nyaman layaknya memeluk saudaranya sendiri.
Namun, di tempat yang tak jauh dari tempat tanmay dan pari berdiri.. terdapat sosok yang dari tadi memandang tajam ke arah mereka, tatapan matanya tajam dan penuh amarah.. pandangannya penuh kebencian..
"Awas kau! Akan ku beri pelajaran atas kejadian yang ku saksikan saat ini" ancamnya mengepalkan genggamnya erat.
Tanmay melepaskan pelukannya dan mempersilahkan pari untuk masuk dan mempermerintahkan pari untuk segera istirahat.
"Sudah kau masuk dan istirahtlah..!" Tanmay mengelus lembut kepalapari di sambut dengan anggukan oleh pari.
Ketika tubuh pari sudah memasuki rumahnya dan menghilang, tanmay pun bergegas pergi menuju tempat tugasnya.
*********
Di tempat lain...
Lavina sudah menuju kantor rajat dan dia membawa sekantung makanan."Tookk.. tookk.. tookk" lavina mengetuk pintu ruangan dan tanpa di izinkan masuk terlebih dahulu oleh yang berada di dalam dia langsung nyelonong menuju ruangan rajat.
"Sayang" lavina meletakkan kantung plastik makanan di meja yang terletak di ruang tamu dan menghampiri rajat yang seakan tak merespon kehadiran lavina sedari tadi
"Sayang!, ayo kita makan siang dulu" lavina mengelayutkan tangannya manja di bahu rajat dan sontak membuat marah rajat akan perbuatannya itu. Namun karena tak ingin meneladeni dan ingin segera membuat lavina enyah di hadapannya. Rajat pun berlalu menuju tempat bungkusan makanan yang di bawa lavina
"Makanan apa yang kau bawa?" Ucap rajat datar.
"Aku membawakan ayam tandori kesukaan mu dan pelengkapnya nasi biryani" lavina dengan semangat melayani rajat.
"Oyaa! Ayah mana?" Lavina mencari-cari sosok yang belum terlihat selama dia berada di ruangan rajat.
"Ayah-ku sedang tidak ada di ruangannya, dia sedang meeting di luar" jelas rajjat dengan menekankan akhiran -ku di belakang kata ayah tanda bahwa dia tak suka kalo lavina memanggil ayahnya dengan sebutan 'ayah'.. dia pun telah menghabiskan makanan yang telah lavina bawakan tanpa menunggu lavina.
"Sayang... sebenarnya aku ke sini untùk pamit, besok aku berangkat ke paris untuk urusan bisnis ibuku, dan itu utk beberapa minggu, kamu pasti merindukan ku" pamit lavina dengan pedenya.
"Yeess" ucap rajat pelan.
"Apa sayang?" Celetuk lavina
"Nahi, nahi lavi.. kamu hati-di sana dan mudahan sukses" ucap rajat dengan raut senyumnya.---bersambung---
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kita Belum Usai
FanficSebuah kisah berbeda dimensi. Kisah cinta antara seorang Raja dr kerajaan besar di masa dan Sang Ratu yang merupakan piala kemenangan ternyata menjadikan sang raja angkuh menjadi bijak karenanya. "Jalaluddin Akbar - Jodha Bai" "Cinta mampu melunakny...