#Part 27
"Kisah kita Belum Usai"
By. El4 hari sebelum ulang tahun razi, tepatnya tanggal 11 April.
07.15 di kediaman rajat.
Pagi-pagi sekali rajat sudah di bikin pusing oleh ocehan razi. Rajat sedang sibuk dengan persiapan kantornya sebelum sarapan.. dia sudah rapi dengan stelan kemeja kerjanya, cuma dasi saja yang belum terpasang.."Ammu, ammu sudah kasih undangan itu ke ammah belum?" Rengek razi menarik lengan kemeja rajat, sedang rajat merasa ada sesuatu yang terlupakan, dan dia menepuk jidatnya..
"Ya khuda.. ammu lupa razi.." rajat mengingat-ingat di mana dia meletakkan undangan yang di serahkan razi kemaren malam. Setelah dia mengingatnya, dia pun memasukkannya ke dalam tas kerjanya. Dan entah ada angin apa razi tiba-tiba saja terlalu bawel hari ini, dia merasa belum puas jika ammunya belum memastikan undangan itu sampai ke tangan pari.
"Ammuuuu!" Kini razi merengek membuntuti rajat dengan tampang menggemaskan..
"Iya sayang, ammu pastikan undangan itu sampai ke tangan ammah mu" bujuk rajat dan sukses membuat razi tenang dan berlalu meninggalkan rajat yang akan bersiap ke ruang makan.
Setibanya di ruang makan..
"Shobahul khair hamara bhai!" Ucap raam yang sedang asyik menyerup teh hangatnya."Shobahunnur bhai..." balas rajat dan mengambil roti tawar di meja..
"Ayah kaha, didi?" Rajat celingukan mendapati ayahnya tak ikut gabung pagi ini."Hum yaha..." humayun tiba-tiba saja datang dan bergabung dan mencium pucuk kepala rajat.
"Heemmm... ayah kesiangan?" Ucap rajat sambil mengolesi selai coklat ke roti tawarnya.
"Haann rajat, beginilah kalau tak punya mantu!" Balas humayun asal namun menggelitik.
"Apa hubungannya yah?" Timpal manisha yang sudah beres dengan urusan dapurnya dan bergabung ke meja makan.
"Laahh ada dong manu, kalau ayah punya mantu, nanti mantu ayah yang akan mengurusi ayah, temasuk membangunkan ayah supaya ayah tak kesiangan seperti ini" ledek humayun dan terkekeh memandang rajat yang mulai kesal.
"Isshhh ayah.." rajat merasa sebal melihat tingkah laku ayahnya yang gemar mengejeknya.
"Kenapa? Ayah benarkan?" Balas humayun yang hanya di balas bibir monyong khas ngambeknya rajat.
"Oyaa.. nanti di ultahnya razi, ayah mau kau mengenalkan calon mantu ayah ya" lagi-lagi humayun mengultimatum rajat. Tiba-tiba saja tanpa di duga razi datang dan menyambar omongan humayun.
"Benarkah jaddu (kakek)?, ammu mau membawa ammah ke sini kan? Ke ultahnya razi?" Cerocos razi cadel.
Humayun melirik rajat yang sudah seperti banteng mau nyerudup lawannya.. humayun terkekeh..
"Nanti razi tunggu saja ya, biar ammu sendiri yang kenalin ke kita siapa ammah pilihan ammu mu itu" bisik humayun ke telinga razi, namun dengan polosnya razi malah menjawab.
"Tapi aku cuma mau ammah pari, jaddu..! Gak mau ammah yang lain.. titik!" Rengek razi sontak semakin membuat rajat bete bukan kepalang.
"Isshh kamu anak kecil.. kalau begitu kamu saja yang nikah sama ammah pilihan mu itu" celetuk rajat. Namun lagi-lagi di tanggapi serius oleh razi.
"Begitu yaa ammu? (Garuk-garuk kepala, mikir), nanti deh aku bicarakan ke ammah pari" ucapan razi sontak membuat semua yang ada di meja makan tertawa geli.
08.08.. rajat dan humayun pun pamit berangkat ke kantor namun seperti biasa mereka menggunakan mobil yang berbeda.
Di kediaman pari..
"Maa.. kami berangkat" teriak ishita.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kita Belum Usai
Fiksi PenggemarSebuah kisah berbeda dimensi. Kisah cinta antara seorang Raja dr kerajaan besar di masa dan Sang Ratu yang merupakan piala kemenangan ternyata menjadikan sang raja angkuh menjadi bijak karenanya. "Jalaluddin Akbar - Jodha Bai" "Cinta mampu melunakny...