#Part 41
"Kisah Kita Belum Usai"
By. El"Honey.. please listen to me...!" Rajat mengejar kemana pari melangkah, namun di tengah pengejarannya, ishita menahan langkahnya dan berusaha memberi rajat pengertian.
"Tuan rajat ku mohon biarkan pari dan ibu menenangkan diri dulu, untuk saat ini mereka mungkin sedang shock bahkan tak bisa mempercayai kejadian barusan, jadi ku mohon biarkan mereka menenangkan diri dulu, percayalah.. pari tak akan kemana-mana atau kenapa-napa.. aku cukup mengenal pari, dia tidak mungkin melakukan hal-hal yang ada di benak kita.."entah mengapa perkataan ishita ada benarnya menurut akal kalut rajat saat ini.
"Tapi aku takut ishita.. aku takut kalo pari pergi lagi.. aku takut kehilangan pari ku lagi, aku terlalu takuutt" ishita menggiring tubuh rajat ke sebuah kursi tamu yang tak jauh dr ruang ballroom..
"Tenangkan diri mu tuan... percayalah.. pari tidak akan kemana-mana" ishita memepuk-nepuk pundak rajat memberi kekuatan kepada calon suami sahabatnya itu..
Di tempat pari dan naina berada.
"Maa.. bolo na! (Bicaralah)" tatapan mata naina masih datar.. pari setengah histeris membangunkan jiwa ibunya.
"Maa.. please jangan buat ku takut seperti ini.." pari menangkupkan tangannya ke wajah naina, di peluknya tubuh dingin itu..
"Maa.. ku mohon bicaralah.. jangan diam seperti ini, ku mohon.." tubuh pari bergoncang menahan perih di hatinya.. luka yang telah sembuh selama 24 tahun itu kini menganga yang tak ayal membuatnya kini semakin terasa sakit. Pari Tetap berusaha membangunkan jiwa ibunya dengan deraian air mata perihnya.
"Maa.. jangan diam.. ku mohon marahlah.. keluarkan emosi mu, keluarkan sakit mu, keluarkan kesal mu!" Jerit pari terus menepuk wajah ibunya.. saat dirinya tak berdaya menyadarkan lamunan ibunya.. mr singh datang tanpa sepengetahuan pari, Raichan (Raichan singh.. kali ini ganti dlu ke nama depan yee) menempuk pundak pari dan mengisyaratkan kepadanya untuk meninggalkan mereka berdua.. dengan wajah setengah menahan marah, pari pun berlalu meninggalkan ibu dan ayahnya..
Raichan mendekati sosok bisu itu.. dia tak tahan dan segera memeluk wanita pujaannya yang telah lama di cari-carinya.
"Maafkan aku naina.. maafkan aku.." hanya itu kata yang terucap di bibir raichan.. sisanya dia habiskan untuk sekedar melepas rindu.. untuk beberapa menit tubuh naina masih mematung, namun menit berikutnya tubuh itu tefleks bergerak dan berontak.
"Naina.. bicaralah.. keluarkanlah semua marah mu, dendam mu, kecewa mu kepada ku" raichan melepas melukannya dan masih dalam keadaan berhadapan, di pandanginya wajah yang walau sudah semakin menua namun tetap cantik tersebut.
Naina mengangkat wajahnya, di pandanginya sosok lelaki pengecut di depannya itu.
"Harusnya kau tak minta maaf kepada ku, harusnya kau minta maaf kepada anak ku, anak yang selama ini menderita karena tidak mempunyai sosok ayah, anak yang ketika masa kecilnya selalu di olok-olok temannya karena tak punya sosok ayah, anak yang ketika tidurny selalu bertanya "Kemana ayah?, dimana ayah? Ayah ku seperti apa?", anak yang ketika remaja nya sudah bekerja meras membatu ibunya, anak yang ketika remaja sudah merasakan pahitnya hidup... harusnya kau minta maaf kepadanyaaa....!" Naina menepuk dada raichan keras.. akhirnya dia mengeluarkan semua kecewanya...
"Harusnya kau minta maaf kepadanya.." tangis naina terhenti, kini dia telah benar-benar sadar dari shocknya..
Sekali lagi raichan memeluk tubuh naina.. dan naina pun tak menolaknya.
"Pasti. Pasti aku akan meminta maaf kepadanya.. pasti aku akan membayar semuanya, pasti aku akan mengganti semua derita anak kita.. anak ku.. Malika ku" tangis raichan pecah sembari memeluk sang ratunya.. tanpa di sadari tangan naina bertautan membentuk sebuah lingkaran di pinggang raichan.. naina membalas pelukan raichan, dan tak ayal membuat raichan bahagia bukan main..

KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kita Belum Usai
FanfictionSebuah kisah berbeda dimensi. Kisah cinta antara seorang Raja dr kerajaan besar di masa dan Sang Ratu yang merupakan piala kemenangan ternyata menjadikan sang raja angkuh menjadi bijak karenanya. "Jalaluddin Akbar - Jodha Bai" "Cinta mampu melunakny...