#Part 11
"Kisah Kita Belum Usai"
By. El"Spertinya kau harus menanyakannya langsung kpd pari, kenapa dia sampai pingsan begini" saran rajat kepada ankita.
"Oya aku sarankan lagi, segera kau hubungi kluarganya" tambah rajat.
"Sebelumnya terimakasih pak atas sarannya, tapi untuk saran yg kedua saya rasa itu tak perlu, saya sangat mengenal pari, dia pasti marah klo tau saya menghubungi ibunya hanya krn keadaan seperti ini, pari salah satu sahabatku yg tidak ingin merepotkan org lain, apalgi dgn membuat ibunya khawatir" jelas ankita.
"Baiklah kalo itu yg terbaik, saya izin diri dulu, ini sudah hampir sore, saya harus ke kantor utk bbrp keperluan" rajat pun undur diri kpd ankita.
Dan secara bersamaan sahabat-sahabat pari yang lain berdatangan utk mengetahui keadaan pari, di balik pintu rajat kaget begitu pintu terbuka ada bbrp wanita seumuran pari dan dia pun menyunggingkan senyum mautnya.
"Haaaaaaahh ganteng sekali, siapa dia?? Apa dia yg sering di ceritakan pari, si cowok jutek itu"? Serbu priyanka kpd ankita.
"Haaann, dia itu pak Rajat Akbar, putra dr pemilik the Agra pers tempat aku dan pari bekerja" jelas ankita sangat.
"Gilaaa! Cakep bgt dia.. kenapa kok pari gak cerita kalo rekan kerjanya itu secakep dia, kalo tau gitu aku kerja di sana juga, aku rela walau hanya jadi cleanning servis asal bisa liat dia trus" celetuk priya (bayangkan lah sipatnya itu sprti javeda, nama panjang priyanka itu adlh priyanka sharma nama asli dr javeda begum)
"Issshh kamu ini, niatnya td nengok pari yg lagi sakit, kok malah matanya kelayapan sih" gerutu Zoya yg juga ikut serta bersama ke 3 sahabatnya.
"Iya nih priya, gak bisa liat yg bening-bening" timpal Pragya.
"Shuuuuuttt udah-udah jgn berisik, kita di rumah sakit tau" seru ishita pelan.
Kelima sahabat pari tak mengetahui klo dari td sahabatnya itu sudah siuman.
"Heeiiyy kalian ribut sekali" lirih pari pelan.
"Pariiiiiii" teriak ke 5 sahabatnya
"Kamu sudah sadar? Di mana yg sakit? Kamu mau minum? Cecar Ishita.
"Haaan aku haus" jawab pari
Pari pun berusaha bangun, namun seketika dia merasakan kepalanya kembali pusing."Heeiyy kamu jgn paksakan utk bangun dulu, istirahat lah, biar aku yg mengambilkan airnya" perintah Zoya.
"Ini minumlah!" Pari pun minum dgn di bantu ankita yg jd tempat bersender nya.
"Terimakasih semua, kalian memang sahabt terbaik ku" lirih pari lemah.
"Heeiyy sesama sahabat itu tidak ada kata terimaksih, kita adalh saudara, sudah sewajarnya saling melindungi" jelas Pragya sembari mengelus lembut kepala pari.
"Sebenarnya ada apa dengan mu heemm?, kenapa kamu bisa pingsan begini?, apa sebelumnya kamu sakit?" Cecar ankita berusaha mencari tau apa yg sebenarnya trjadi kepada sahabatnya itu.
"Akuuu... akuuu.. aaaarrrhhh" lirih pari ketika berusaha mengingat sesuatu.
"Sudaah sudaaahh tak usah di paksakan jika kaamu tak ingin atau belum siap cerita, kami semua ada untuk meringankan beban mu" ucap ankita serius
Pari brusaha bangun, dan kali ini dia di bantu priyanka.
"Bukaaan.. bukan begitu.. aku hanya bingung harus bercerita apa, aku pun masih bingung yg aku alami itu apakah benar atau cuma mimpi" jelas pari.
"Maksud mu?" Tanya ishita penasaran.
"Haan ishi, aku tak paham apa yg sebenarnya terjadi.. kejadian hari ini bukan kejadian pertama yg membuat ku shock. Kemaren ketika aku dan rekan ku melakukan kunjungan penelitian ke daerah makam The Great Akbar, aku sedang melihat-lihat keadaan sekitar, ketika itu aku tertarik mendekati sebuah lukisan tua, seperti yg aku baca itu adalah lukisan asli raja Akbar dan marium uz zamani, saat aku ingin memegang lukisan itu (lagian kenapa di pegang neng, noh jelas tuh ad tulisan jangan di pegang, kesetrum kan *eiitts kesambet maksdnya) aku di kejutkan oleh pemandangan asing, aku seperti terbawa oleh dimensi lain, aku seperti sedang berada di jaman kerajaan dan berada di sebuah istana megah dengan interior yg sangat memukau, dan ketika itu aku tertarik utk memasuki istana itu, ketika itu pula aku di kejutkan oleh pemandangan yg sontak membuat ku menjerit" jelas pari serius.
"Pemandangan apa yg kamu lihat sehingga sampai membuat mu shock begini, haahh" tanya ankita.
"Aku rasa kalian tidak akan mempercayainya" ucap pari ragu.
"Gimana kami mau percaya kalau kamu belum cerita pariii" sahut pragya.
"Baiklah akan ku lanjutkan, sepasang orang itu aku perkirakan mereka adalah raja dan ratu, dan ketika aku mendekati mereka, betapa terkejutnya aku melihat pemandangan aneh itu, mereekaaa.. mereeekaaa wajahnya mirip sekali dengan ku, wajah laki-laki itu mirip sekali dengan rajaaat!" Seru pari bernada ketakutan.
"Apaaa kalian mempercayai apa yang ku lihat?" Tanya pari kembali ragu.
"Dan kejadian hari ini?" Tanya ishita serius.
"Kejadian hari ini pun tak jauh dengan kejadian hari ini, cuma tempatnya berbeda, hari ini kami mengunjungi mughal palace, tepatnya di tempat peristirahatan kesultanan mughal tak jauh dr area taj mahal. Kami di pandu oleh seorang pemandu muda, namanya shaheer, anehnya ketika aku memasuki area istana, aku seperti tak asing dengan suasana istana itu, aku seperti pernah berada di sana, shaheer mengajak kami menuju taman yg konon tempat itu adalh tempat bersantainya para ratu mughal, dan di sana ada bangunan kecil dan sebuah kursi yg tak boleh di dekati apalagi di sentuh. Ketika rajat dan shaheer memutuskan utk beristirat, aku lebih memilih melihat2 isi taman itu, ketika itu mata ku seperti tertuntun utk mendekati tempat yg ada larangannya itu, dan lagi-lagi aku melihat kejadian yg sama.. aku terbawa oleh suasana lain, namun tempat yg ku lihat sedikit tak jauh beda yg ku lihat sebelumnya,. Kembali aku melihat kedua pasangan itu, kedua pasangan yg wajahnya mirip sekali dengan wajah ku dan rajat. Dan aku mendengar wanita itu memanggil lelaki di sampingnya dengan sebutan "shahenshah" ketika itu pula aku merasakan sakit di kepala ku dan tak sadarkan diri. Pari pun mengakhiri cerita.
"Shahenshah? Bukankah arti dr panggilan tsb berarti 'yg mulia raja'?" Selidik ankita.
"Kalian percaya dengan cerita ku?" Pari ingin memastikan apakah ke 5 sahabatnya itu mempercayainya?"
"Aku tak mengatakan kalau aku tak mempercayai mu pari, namun sperti yg ada di kepercayaan kita (hindu) ada yg namanya 'ada kehidupan setelah kematian' bisa di sebut juga reinkarnasi" jelas ankita.
"Kyaaa reinkarnasi??" Kaget pari
"Haan pari, siapa tau kamu n rajat adalah reinkarnasi dr sosok yg kamu lihat itu. Kalau sang perempuan memanggil laki-laki itu dgn sbutan shahenshah, berarti laki-laki tersebut adalah raja Jalaluddin Muhammad yg di kenal sebagai raja akbar dan bisa di pastikan sang wanita itu adalah marium uz zamani yg di kenal sebagai jodha bai." Jelas ankita
"Itu artinya pari dan laki-laki ganteng itu adalah reinkarnasi raja akbar n jodha?" celetuk priyanka
Pari kaget dan reflek mengambil guling yg berada di samping tubuhnya dan "bhuuuukkkk" pukul pari ke kepala priya.
"Awwwww isshhh meski lagi sakit dia masih saja suka kasar" rutuk priya.
"Omongan mu tuh ngaco.. masa aku & mr jutek itu di bilang reinkarnasi raja akbar n jodha" protes pari.
"Loohh kamu kan bilang klo sudah dua kali kamu melihat sosok bayangan diri mu n mr jutek mu itu dalam wujud seorang raja n ratu" protes priya balik.
"Sudah aah nih udah hampir gelap, pari harus istirahat, sebagian dr kita pulang dan sebagian lagi harus di sini menemani pari" perintah ankita
"Loohh loohh aku juga mau pulang.. aku bosan di sini" rengek pari manja.
"heeiiyy kata dokter yg memeriksa mu, kamu harus istirahat di sini malam ini, besok kau baru boleh pulang" jelas ishita.
"Haaan pari, masalah biaya kau tak perlu khawatir, mr jutek mu sudah membereskannya" jelas ankita di selingi tawa ledekannya.
'Issshh berhenti membubuhkan kata -mu di belakang mr jutek itu" rajuk pari.
"Iyaaa deh begum cantik" ledek ankita kembali dan hanya di balas cibiran manja khas pari.
---bersambung----

KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kita Belum Usai
FanfictionSebuah kisah berbeda dimensi. Kisah cinta antara seorang Raja dr kerajaan besar di masa dan Sang Ratu yang merupakan piala kemenangan ternyata menjadikan sang raja angkuh menjadi bijak karenanya. "Jalaluddin Akbar - Jodha Bai" "Cinta mampu melunakny...