#Part 23
"Kisah Kita Belum Usai"
By. El"Ibuuuu" ucap pari dan menghambur menghampiri ibunya.
"Ibu kenapa gak bilang-bilang kalo mau ke sini, kenapa handphone ibu gak aktif-aktif, aku khawatir karena tidak seperti biasanya... hiks" pari merajuk sambil memeluk tubuh ibunya.
"Heeyyy cup..cup..cupp" anak ibu sudah besar, gak boleh nangis gitu ah, malu tuh kelihatan bos mu" ucap naina meledek ibunya.
Manisha menghampiri naina dan pari dan mengajaknya ke meja makan.
"Ibu ayoo kita makan siang bersama" ajak manisha."Heemmm!" Angguk naina.
Pari duduk di samping ibunya, sedang tepat berada di sebrang mejanya sedang memperhatikan tingkah pari lekat.Pari masih merajuk dan dia sudah tidak bernafsu untuk makan siang.
"Pari, ayo di makan nak, kasian piring dan seisinya di anggurin gitu" ucap humayun ketika melihat pari tidak tertarik sedikit pun dengan menu di depannya, bukan tidak bernafsu, hidangan khas india adalah makanan kesukaan pari, apalgi yg terhidang di meja makan merupakan makanan kesukaan dia,,bisa di pastikan beberapa masakan di depan meja itu merupakan masakan rekomendasi ibunya pari, tp baginya makanan ini sangat tidak menggugah, dia kesal kenapa ibunya tak memberitahukan kedatangannya di tambah kenapa justru brada di kediaman rajat, sedang dirinya beberapa waktu sempat khawatir bukan main. Alhasil menu makan siang yang ada di piringnya pun sangat sedikit masuk ke dalam lambungnya.
Setelah makan siang selesai, mereka berpindah ke ruang kluarga, dan pari berniat ingin mengclearkan kebingungan dalam hatinya.
"Ibu tolong jelaskan kepadaku kenapa ibu tidak mengabari aku" ucap pari masih dengan nada kecewa beratnya.
Ibu pari mendekati tubuh pari yang tertunduk, di raihnya tangan pari dan di pandangnya wajah anak satu-satunya itu. Ada embun yang menggantung di sudut mata indah itu.
"Naak, maafkan ibu.. sebenarnya ibu bermaksud ingin bikin kejutan untukmu, namun trnyata ketika ibu sampai di stasiun Agra.. ibu kehilangan kertas yang bertuliskan alamat rumah mu, dan sialnya lagi batrai hape ibu habis nak" jelas naina menggenggam erat tangan pari yang kiri sudah terisak.
"Ibuuuu" ucap pari, hanya itu yang bisa dia ucapkan, dirinya benar-benar sangat khawatir trhadap ibunya, di peluknya ibunya. Naina pun membalas pelukan sang anak.
"Maafkan ibu nak.. maafkan ibu larena telah membuat mu khawatir" naina kembali membuka suaranya sedang pari menangis sesegukan. Pari melepas pelukan ibunya dan menanyakan beberapa pertanyaan yang saat ini masih menggantung.
"Terus kenapa ibu bisa di sini?" Tanya pari, pertanyaan pari justru membuat naina tersenyum dan kembali meraih tangan pari dan menggenggamnya.
"Ceritanya ini cuma kebetulan nak" potong naina
"Kya matlab maa?" Tanya pari bingung.
"Ketika ibu sudah sampai di Agra, ibu berada di salah satu terminal bus yang ternyata tak jauh dr kantor mu, mungkin karena wajah ibu terlihat seperti orang bingung, seseorang menghampiri ibu dan mengajak ibu ke rumahnya, mulanya ibu ragu.. tp ketika ibu melihat ada ketulusan di wajahnya, ibu mau-mau saja di ajaknya" lagi-lagi naina mengantung ceritanya dan membuat pari semakin penasaran.
"Maksud ibu? Siapa sebenarnya orang itu?" Tanya pari mulai curiga.
"Diaaa.. diaaa tuan rumah ini" ucap naina.
"Pak humayun?" Tanya pari polos melirik humayun yang dari tadi mesem-mesem melihat tanggapan lugu pari (pentok pake cangkul juga nih pari)
"Bukaaann nak, tapi putranya.. tuan Rajat!" Jawab naina dan sontak membuat mata bulat pari melotot.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kita Belum Usai
FanfictionSebuah kisah berbeda dimensi. Kisah cinta antara seorang Raja dr kerajaan besar di masa dan Sang Ratu yang merupakan piala kemenangan ternyata menjadikan sang raja angkuh menjadi bijak karenanya. "Jalaluddin Akbar - Jodha Bai" "Cinta mampu melunakny...