mimpi itu lagi

337 21 0
                                    

#Part 12
"Kisah Kita Belum Usai"
By. El

3 hari kemudian, setelah memeriksakan diri ke rumah sakit, pari sudah benar-benar sehat dqn di perbolehkan utk melakukan aktivitas sperti siapa, pari pun di sarankan untuk lebih bisa mengontrol diri agar tidak terjadi lagi hal seperti kemaren.

"Syukurlah besok aku sudah bisa kembali bekerja, aku ingin segera menyelesaikan proyek penelitian ini" ucap pari kepada Ishita yg sedang asyik menyiapkan makan malam.

"Tapi apa kamu sudah siap kerja pari? Apakah kamu tidak takut kejadian kemaren terjadi lagi" tanya ishita bernada khawatir.

"Aku masih takut ishi, tapi aku harus kuat menghadapinya, hanya saja aku masih bingung, apa maksud dari bayangan misterius itu?" Jelas pari penuh kebingungan.

"Mungkin hanya kamu yanga bisa menjawab pertanyaan itu pari" ucap ishita

"Maksud mu?" Tanya pari penuh selidik.

"Maksud ku jawabannya ada di diri mu, bagaimana kamu bisa memecahkan misteri itu kalau setiap kamu melihat bayangan itu kamu selalu pingsan" jawab ishita.

"Haan ishi, kamu benar.. aku akan berusaha mengontrol diri ku ketika melihat bayangan misterius itu, ada apa sebenarnya? Kenapa aku bisa merasa tak asing dengan tempat-tempat yg sama sekali tak pernah ku kunjungi itu" ucap pari sambil sesekali membantu ishita yg sedang asyik membuat hidangan chaat (kentang kukus yg kemudian di tumbuk halus, sebagai campurannya yaitu dengan mencampurkan kuah kare)

"Aku percaya kamu pasti bisa!" Ucap ishita meyakinkan pari dan dibalas dengan anggukan.

"Heeeemmmm harum sekaliii, pasti sedang masak masakan istimewa nya hari ini? Ucap pragya mengagetkan ishita & pari yg dari tadi sedang asyik di dapur.

"Waaaah dari baunya aja pasti lezat.. masak apa sih koki cantik?" Tanya zoya kpd ishita.

"Aku baru nyoba resep baru, masak chaat nih.." jawab ishita penuh semangat.

"Yaa sudah kalian mandi dulu sana, hari ini ankita bilang dia datang telat dan meminta kita utk tidak menunggunya.. ayooo" perintah pari kepada sahabat-sahabatnya itu.

Zoya, pragya & priya pun menuju kamar mereka masing-masing. Sedang ishita & pari masih sibuk menyiapkan hidangan di meja makan, hari ini ishita sengaja tidak ke toko bersama ketiga temannya krn dia ingin menemani pari check up ke dokter.

Di tempat lain, di kediaman Humayun.
"Jadi kapan kamu akan membawakan ayah mu ini seorang calon menantu ke rumah ini" tanya humayun kpd anak semata wayangnya itu.

"Sabar lah yah, lagian membawakan calon menantu itu apa semudah membawa oleh-oleh yah?" Protes rajat kepada ayahnya.

"Yaa ayah tau nak, tapi sampai kapan ayah harus menunggu, ayah sudah semakin tua, ayah takut tak bisa melihat mu menikah dan tak bisa menggendong calon cucu ayah" ucap humayun bernada memaksa.

"Apa harus didi (kakak perempuan) yg carikan?" Timpal manisha yg sedang menyiapkan makam malam mereka.

"Isshh gak usah di, aku bisa nyari sendiri" ketus rajat.

"Maksud mu yg model kaya si lavina itu, yg dari gaya busananya seperti org yg gak bisa beli baju itu?, itu yg kamu maksud bisa mencari sosok pendamping sendiri? Iyaaa rajat" ucap humayun tegas.

"Isssh ayah gak gaul bgt" bisik rajat pelan.

"Apa td kamu bilang?" Sahut humayun.

"Nahi, nahiii ayah" jawab rajat pura-pura

"Baiklah kalau begitu, ayah beri kamu waktu 3 bulan utk mencarikan ayah calon menantu yg baik, jika dalam waktu 3 bulan kamu tidak menemukannya.. terpaksa ayah akan memilihkannya langsung dan kamu tidak boleh menolak" ancam humayun tegas.

"Kyaaa?? Ayaaahh!!" Protes rajat

"Apa? Kamu ingin ayah kurangi jangka waktunya.. baiklaahh..." ucapan humayun terpotong.

"Baaiikk! Baik ayah aku terima!" Ucap rajat terdengar terpaksa.

"Good boy" senyum humayun penuh kemenangan ***(duuuh habis ini pasti yg di pojokan sana pada rame-rame daftar ke pak humayun langsung tuh, daftar jd calon mantuuu)

Rajat terpaksa memutar otaknya, bagaimana dalam waktu 3 bulan dia bisa menemukan wanita yg di inginkan sang ayah.
**note: walau rajat terkenal sebagai sang playboy, tp di balik sisi nakalnya masih terdapat jiwa lembut, dia sangat menghormati sang ayah, baginya apapun yg di katakan ayahnya selalu benar. Sebelum ibunya meninggal, rajat pernah suatu hari berjanji kepada ibunya utk selalu menuruti perintah ayahnya n menghormati setiap keputusan sang ayah. Itu juga yg membuat rajat menerima di pasangkan dengan seorang paridhi yg sudah dia anggap wanita jadi-jadian, gak pernah kehabisan batre, ngomong trus gak pernah lelah. Namun demi sang ayah dia menerimanya walau terpaksa.

"Ammu! (paman dlm bhs arab)" rajat di kagetkan oleh lengkingan suara anak kecil dan ternyata itu adalah Razi Ahmed anak dari manisha yg sudah rajat anggap seperti anaknya sendiri.

"Kya razi, kenapa mengagetkan ammu seperti itu?" Ucap rajat sambil memencet hidung mancung razi.

"Dari tadi ammu cuma bengong, razi panggil-panggil gak nyahut" ucap razi dengan ekspresi menggemaskan.

"Afwan (maaf) sayang, ammu gak mendengar" sesal rajat.

"Oya ammu, apa ammu akan membawakan razi seorang ammah (bibi pr :bhs arab) cantik ke rumah ini? Razi ingin bermain degannya ammu" cerocos razi namun sontak membuat suasana ruang makan ramai.

"Naaah tuh razi aja udh kebelet pengen punya ammah cantik, masaaa ammu nya gak" ledek Raam ayah razi yg berjalan menuju meja makan.

"Iiissshh kalian kok kompak sekali meledek ku?" Protes rajat.

"Sudaahh sudaaah, ayoo makan, di depan makanan tak boleh marah-marah!" Ajak manisha

Mereka pun mulai acara makan malamnya dgn sesekali masih menyinggung masalh yg sudah membuat rajat sakit kepala.

Di tempat lain di kediaman pari dan kelima sahabatnya. Terlihat mereka sudah menyelesaikan makam malam mereka dan masing-masing dari mereka melakukan pembagian tugas rutin, ada yg bertugas membereskan meja makan, menyapu sisa makan yg sedikit berserakan di lantai dan ada juga yg sedang membasuh piring, seperti itulah kebiasaan rutin mereka selama bersama, tak pernah sesekalipun ada kecemburuan, yg ada setiap harinya hanyalah kekompakkan.

Mereka sudah membereskan dapur dan bersiap untuk istirahat, kemudian.. tiiingg tooongg! Bel rumah mereka berbunyi.

"Pariii itu pasti ankita, cepet buka pintunya" perintah ishita.

"Iyaa ishiii" sahut pari.
Pari pun berjalan melangkah ke arah pintu. Dan benar saja itu ankita yg datang. Terlihat wajah lesu ankita memasuki rumah.

"Capeee?" Tanya pari
"Haaann, capeee bangeettt" jawab ankita lemah.
"Sudah makan?" Tanya pari lagi.
"Sudah" jwb ankita lemah

"Ya sudah sana mandi biar tubuh mu segar lagi" perintah pari
"Jiii pari" ucap ankita di sertai anggukan malasnya.

Jam sudah menunjukkan pukul 21.15 malam, keadaan sudah semakin sunyi.

"Bagaimana? Apa yang di katakan dokter?" Tanya ankita kpd pari, mereka sudah sama-sma berada di kasur, di rumah kontrakan pari terdapat 3 buah kamar dan berhubung mereka ber-6 jdlah setiap kamar harus di tempati 2 orang (pragya & zoya, ishita & priyanka, pari & ankita).

"Besok aku sudah di perbolehkan utk masuk kerja, dokter hanya menyarankan ku utk lebih bisa mengontrol emosi ku" jelas pari yg sudah mulai menguap dari tadi.

"Yaa sudah kita istirahat, shubh ratri pari" ucap ankita

"Shubh ratri anky" ucap pari lemah

Mereka pun sudah berada di alam tidur masing masing. Namun penghuni rumah di kejutkan oleh suara seseorang...

"Shahenshaaaaaaaahhhhh!!!!"...

----bersambung----

Kisah Kita Belum UsaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang