#Part 42
"Kisah Kita Belum Usai"
By. ElKeadaan istana kecil itu pun sunyi.. mungkin bbrp dari penghuninya sudah mulai terlelap mengingat jam sudah menunjukkan jam 03.00 pagi.. hanya beberapa dari petugas cleaning servis yang masih terlihat sibuk membersihkan ruang ballrom sehabis acara pembukaan..
Di tempat lain, di puncak sebuah hotel.. seorang wanita dengan tatapan tajamnya mengepalkan erat kedua belah tangannya..
"Awas kau wanita ja*ang... aku pastikan kau akan menyesal karena telah berani merebut lelaki pujaan ku... hahh" seorang wanita yang tak bukan adalah lavina menyengir licik..
Paginya.. jam 07.00 The Taj Mahal Palace.. pari, naina dan kelima sahabatnya berniat meninggalkan hotel untuk segera pulang ke rumah mereka.. pari sudah siap dengan dandanan minimalisnya, tak ada yang berlebihan dari wajah cantiknya, hanya bedak tipis dengan polesan lipstik natural di bibir mungilnya, dia pun memakai khamiz panjang dengan dupatta yg selalu menghiasi style kesehariannya.. begitu sederhana, namun terkesan sangat sempurna.. pari yang sudah siap-siap pun menghampiri ibunya..
"Maa.. apa ibu sudah siap?" Tanya pari sampil menyisir rambut panjangnya yang masih setengah basah..
"Haan pari, ayoo kita pulang, oyaa apa yang lain juga sudah bangun?" Ucap naina sembari merapikan kasur big size yang sengaja di tempatkan tanmay untuk orang istimewanya tersebut.
"Sudah bu, mereka sudah siap di bawah, katanya mereka sudah siap sarapan dengan yang lainnya" jawab pari meraih tas kecil Yang tadi malam di bawanya. Pari dan naina akhirnya turun dan menuju ke kafe untuk sarapan.. benar saja, ketika mereka sampai, di dalam kafe tersebut sudah ramai dengan celotehan sahabat-sababat pari, sanaya, dan yang lainnya..
Pari memasuki kafe tersebut dengan langkah anggunnya..
"Heeiiyy kaak, aou na! Kemarii" sanaya melambaikan tangannya mengajak pari dan naina bergabung ke meja yang telah di sediakan. Di meja tersebut sudah ada Raichan yang tengah asyik dengan tab nya, juga tanmay yang tengah terpana memandang bidadari di depannya, jakunnya sesekali naik turun melihat rambut basah pari yang sengaja di selipkannya di bahu sebelah kanannya.."Aaarrgghh si*l.. sadar tanmay.. dia itu sodara mu, kakak perempuan mu" bisik tanmay dan mengusap mukanya kasar..
Sanaya membawa naina duduk di kursi sebelah abinya.. dan pari duduk di sebelahnya.. niat hati tanmay ingin berada di tengah-tengah mereka mengisi kursi yang kebetulan kosong, namun dengan sigapnya rajat meraih kursi itu dan duduk di samping pari dengan memasang senyum kemenangannya..
"Good morning honey.. cup" rajat mengecup kening pari lembut, pari pun tersenyum dan membalasnya dengan senyuman manis..
"Isshh honey.. kau cantik sekali hari ini..." ucap rajat mengacak gemas rambut basah pari, melihat kemesraan pari rajat, tanmay merasa cemburu dan beralih ke meja ishita dan kawan-kawan.. sanaya yang memahami keadaan itu hanya tersenyum getir..
"Aku harus segera mencarikan bhaijaan pasangan, dia harus segera move on Dari kenyataan ini.. bhaijaan harus menerima semua ini, menerima fakta bahwa wanita yang di cintainya kini adalah saudaranya.. kakaknya" sanaya mengedarkan pandangannya sesekali ke arah pari dan tanmay..
"Kak, aku mengerti kenapa bhaijaan ku begitu mencintai mu, kau memang istimewa.. aku mengenal bhaijaan ku sperti aku mengenal diri ku sndri, banyak wanita yang mendekatinya, namun tak ada yang bisa menempati hatinya, tapi setelah dia menemukan mu, bhaijaan ku harus menerima kenyataan ini" ada embun di pelipis mata sanaya.. dia begitu menyayangi bhaijaannya, namun tak dapat di pungkiri dengan kenyataan yang ada, dan diapun kini bertekad untuk membawa kebahagiaan lagi untuk bhijaan nya tersebut..
"Sanaya.. sanaya kya hua baby...?" Panggilan Pari mengejutkan lamunan sanaya, dia segera sadar dan membetulkan letak duduknya..
"Heemm kuch nahi kak, thik hai hum" sanaya menyunggingkan senyum manisnya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kita Belum Usai
FanfictionSebuah kisah berbeda dimensi. Kisah cinta antara seorang Raja dr kerajaan besar di masa dan Sang Ratu yang merupakan piala kemenangan ternyata menjadikan sang raja angkuh menjadi bijak karenanya. "Jalaluddin Akbar - Jodha Bai" "Cinta mampu melunakny...