Perpisahan yg begitu menyakitkan

858 33 1
                                    

#Part 50 (Last Part)
"Kisah Kita Belum Usai"
By. El

Khabar gembira itu seprti halnya angin, memberi kesejukan ke setiap insan yang merasakannya..

Seperti halnya air, yang memberi kepuasan di setiap dahaga.

Seperti halnya mentari yang memberi kehangatan di pelosok bumi.

***7 bulan kemudian..
Terlihat Rajat yang selalu setia mendampingi sang istri yang saat ini sedang hamil besar, dia tak membiarkan pari sibuk walau sebentar saja, semakin bertambahnya bulan, keposesifan rajat juga spertinya semakin bertambah.. meski kadang pari merengek minta di izinkan untuk ngantor walau sebentar saja, rajat tak membiarkan itu terjadi, dia telah menyerahkan semua pekerjaan sang istri kepada adik iparnya Sanaya. Sanaya yang kini sudah resmi menjadi istri Shaheer pun merasa tak keberatan dengan amanah sang kakak, mengingat dia juga begitu memperdulikan kondisi sang keponakan jika kakanya ikut repot dengan urusan kantor.

Meski saat ini rajat menghabiskan waktunya di rumah, namun kewajibannya sebagai sang CEO tidak pernah sekalipun dia abaikan, kalo ada laporan yang mesti dia periksa, dia meminta Ankita untuk mengantarnya ke rumah, begitu pula kalo ada meeting yang tidak boleh di wakilkan, rajat dengan terpaksa meminta kakaknya untuk menjaga pari, tentu tanpa di minta pun manisha akan setia menjaga sang adik.

Rajat adalah tife lelaki yang tak hanya mengandalkan modal sayang dan perhatian saja, baginya.. tugas utama sang suami adalah bekerja mencari nafkah, meskipun posisinya di kantor Merupakan posisi tertinggi, namun posisi tidak membuat rajat terlena dengannya, justru dia semakin giat dan gigih untuk mendapatkan uang dari hasil kerjanya. Dia pun tak pernah membiarkan pari mengeluarkan uangnya untuk keperluan hidup mereka, uang yang pari hasilkan lebih banyak di gunakan buat memperbesar usaha sang istri dan sebagian lagi untuk di donasikan ke beberpa yayasan anak terlantar, sedari dini pari dan rajat juga sudah mempersiapkan bekal si kembar.

"Honey.." pari mulai memasang aksi merayu rajat.

"Emmmm" jawab rajat yang sedang fokus dengan layar segi 4 nya.

"Aku boleh ke kantor sebentar gak?" Tanya pari terkesan hati-hati

"Gak boleh..!" Jawab rajat datar.

"Honey.." rayu pari tak kehabisan akal.

"Emmm" masih sama

"Aku mau ke kantor" masih ngeyel.

Rajat menghentikan aktivitasnya, di hembuskan nafasnya berat.. dia menghampiri pari yang saat ini sedang malas-malasan duduk di sofa kamar.

"Dasar ngeyeel" rajat mencubit hidung mancung pari, sampai meninggalkan bekas merah.

"Honeeyy.. ayoolahh!" Rengek pari

"Pokoknya gak boleh.. titik!" Jawab rajat menatap tajam mata pari.

Sedetik pari terdiam.. kemudian dia merajuk dengan melempar bantal yang ada di sofa.

'Tuuhh kan merajuk lagi" rajat menyul pari yang berjalan menuju kasur. Pari masih meraju, bibirnya manyun tak bersuara

"Kalo begitu, kita ke taman yuuk" ajak rajat menghibur pari.

"Gak" jawab pari masih dengan aksi super alaynya

"Terus maunya apa?" Tanya rajat mulai prustasi

"Aku mau makan" Jawab pari tiba-tiba, memang semenjak kehamilan si kembar, nafsu pari meningkat drastis, namun yang rajat bingungkan adalah ketika pari meminta makan yang aneh-aneh.. maksudnya yang tidak bisa rajat cari di waktu yang cepat, seperti hari ini.

"Owwh mau makan.. tunggu aku ambilkan" rajat beranjak dari tempat tidur, namun pari bersuara.

"Aku mau gado-gado.. "that's indonesian traditional food" jelas pari dengan muka setengah konyolnya.

Kisah Kita Belum UsaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang