12 - Planing for..

6.6K 493 0
                                    



Cklek.

"Aku pulang" teriak Sema saat memasuki rumahnya.

Langkahnya gontai, sungguh Sema kelelahan. Tapi sekarang ia harus bergegas kembali ke rumah sakit.

"Eoh Sem kau pulang?" Tanya Jongdae yang baru keluar dari kamarnya.

"Iya oppa.."

"Eiy wajahmu mengerikan Sem. Bagaimana keadaan Haowen?"

Bugh.

Sema menjatuhkan dirinya di sofa.

"Dia sudah sembuh oppa. Tapi masih harus banyak istirahat" jawab Sema dengan memejamkan matanya.

"Syukurlah.. Lalu kenapa kau mempunyai wajah mengerikan seperti ini Sem" Jongdae menangkup kedua lengannya di pipi Sema.

"Yak oppa lenganmu!"

"Apa mengurus Haowen sangat menguras tenagamu?" Tanya Jongdae saat melepas tangannya.

"Anni.. Tapi memang dia jadi sedikit lebih manja padaku. Aku kelelahan karena.. Hhh~ banyak sekali yang terjadi kemarin oppa"

"Wae? Apa saja Sem?"

Sema termenung. Dia teringat perihal profesor Jung yang mengundurkan diri, lalu wajah Sehun yang terlihat rapuh, dan kemudian Haowen yang mengigau memanggilnya mommy.

"Oppa.."

"Hm?"

"Profesor Jung mengundurkan diri dari rumah sakit"

"MWO?"

"Dia akan meninggalkan aku oppa. Dia yang sudah aku anggap ayahku sendiri akan meninggalkanku untuk pergi bersama anak kandungnya"

Gurat wajah kesedihan dan ketakutan nampak terlihat. Kini Sema benar-benar tidak bisa menyembunyikan apapun dari Jongdae.

Tes.

Airmata lolos begitu saja membasahi pipi Sema.

Grep.

Jongdae memeluk Sema dari samping.

"Ada aku Sem.. Ada aku dan Minsoek yang tidak akan pernah meninggalkanmu"

Sema menarik napas panjang.

"Aku tidak akan menahan oppa dan eoni lebih lama lagi di sampingku. Kalian berhak menemukan kebahagiaan kalian tanpa harus di repotkan lagi karena keberadaanku"

"Tidak Sem tidak"

Sema tersenyum tipis.

"Ayolah oppa.. Aku tahu kau sangat sudah ingin melamar Minsoek eoni kan? Dan pindah ke apartemen mewah itu?"

"Eoh? Kenapa kau tahu? Tap-"

"Ya aku tahu. Aku tidak sengaja melihat sertifikat apartemen itu. Hehe mian oppa" Sema tersenyum getir.

"Yaa.. Kau benar, aku sudah sangat ingin melamar Minsoek jadi istriku tapi.."

Pletak.

"Yak! Oppa appo!" Jongdae menyentil kening Sema.

"Kau ini lancang sekali masuk ruang kerjaku!"

"Ya ya ya oppa! Itu salahmu sendiri menyuruhku mengambil berkas pasien yang tertinggal di meja kerjamu!"

"Eh? Benarkah?"

"Ish pelupa!"

"Hehe mian uri Semaa" kini Jongdae menyubit gemas pipi Sema dengan cengiran khas nya.

"Kau benar Sem. Aku membeli sebuah apartemen mewah. Tapi.. Yak! Kau ini so tahu sekali!"

"Tapi memang kan ? Kau membeli apartemen itu untuk Minseok eoni kan ? Kau tidak bisa berbohong padaku Oppa!"

"Hahah so sorry Sem. Untuk kali ini kau sangat salah"

"Eh?"

"Aku memang membeli apartemen itu tapi bukan untuk Minsoek. Tapi itu untuk orangtuaku."

"Jadi itu.. Aku.. Salah?"

"Iya kau salah besar kalau berfikir aku membeli apartemen itu untuk tinggal bersama Minsoek dan meninggalkanmu!"

"Tapi kenapa-"

"Aku ingin orangtuaku tinggal di Seoul Sem, aku ingin mereka dekat denganku sehingga aku bisa mengontrol mereka"

Deg. Hati Sema berdenyut sakit.

Ini yang selalu membuatnya merasa sakit. Membicarakan sosok orangtua yang di sayang dan menyayangi anaknya. Sema hanya bisa tersenyum menanggapi perkataan Jongdae barusan.

"Jadi jangan pernah berfikir kalau aku dan Minsoek akan meninggalakanmu dari rumah ini hanya karna kami menikah. Kecuali kalau kau yang mengusir kami.."

Grep.

Sema memeluk Jongdae erat.

"Kau tahu oppa.. Aku tidak punya siapa-siapa selain oppa dan eoni.. Maaf karena aku.. Aku selalu merepotkan kalian karena harus selalu memperhitungkan keberadaanku.. Walaupun kini sudah mempunyai seseorang yang bisa menjagaku oppa. Tapi aku benar-benar mohon jangan pergi"

"Tidak Sem.. Aku tidak akan meninggalkanmu, adikku" Jongdae mengelus punggung Sema.

"Gumawo oppa" Sema mengeratkan pelukannya.

"Tunggu. Tunggu. Tadi.. Apa magsudmu tentang seseorang yang bisa menjagamu?"

'Oh aku kelepasan!'

"Ah itu.. Em.. Itu.." Terbata-bata.

"Sebenarnya ada apa Sem? Kau kemarin sibuk di rumah sakit lalu tiba-tiba menginap di rumah Haowen, dan seka- Oh! Jangan bilang kau sekarang sudah pacaran dengan Sehun!"

"Ish kami belum pacaran oppa"

"Lau apa maksudmu?"

"Em.. Aku dan Sehun sepakat untuk saling menyembuhkan dan melengkapi"

Ya, Jongdae sangat tahu dan mengerti apa yang di katakan Sema.

"Arraseo.. Arraseo.. Em.. Sem, aku tahu dia itu sangat dingin dan sangat susah di tentang. Tapi dia tidak pernah bermain-main dengan apa yang dia rasakan. Jadi jangan pernah meragukan Sehun. Meski dia mempunyai masalalu yang mungkin sampai kapanpun tidak akan ia lupakan tapi aku yakin dia akan segera membuka hati seluruhnya"

"Aku tidak berharap lebih untuk saat ini oppa. Aku hanya ingin menjalaninya apa adanya. Aku takut di tinggalkan lagi.."

"Percayalah dia tidak akan meninggalkanmu.."

"Iya. Dia juga berkata seperti itu."

Lalu mereka terdiam dengan pikiran masing-masing.

"Sem. Apa kau benar-benar tidak akan keberatan jika aku menikahi Minseok?"

"Yak oppa! Harusnya kau lakukan itu dari dulu!"

"Eoh?"

"Aku akan sangat saaaaangat bahagia jika kalian menikah, lalu memberikan aku keponakan lucu. Percaya padaku kalau Minsoek eoni sudah menunggu untuk oppa lamar"

"Benarkah?"

"Ish kau ini tidak peka sekali"

"Berarti kau bisa membantuku untuk melamarnya?"

"Everything for you oppa"

Da mereka pun menyusun acara Jongdae melamar Minsoek.

"Astaga oppa aku terlambat! Aku siap-siap ke rumah sakit dulu"
Sema berlari terkacir masuk ke dalam kamarnya.

"Haha dasar anak itu" Jongdae pun beranjak masuk ke dalam kamarnya.


TBC

Reason Love (ff Sehun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang