23 - Shocking

7.2K 451 16
                                    



"Sayang bangun sayang! SEMA!"

Uhuk!

Sema terbatuk.

"Ja-ngan berteriak Hun" suara Sema semakin lirih.

"Oh ya ampun.. Kau harus tetap sadar. Aku akan terus berteriak jika itu yang bisa membuatmu terus tersadar!"

Sema meringis, luka di pinggangnya tidak berhenti mengeluarkan darah dan itu sangat sakit di banding luka yang lainnya.

"Ap-po Hun"

"Bertahanlah sayang ambulan akan da-"

Terdengar suara khas ambulan mendekat. Saat ambulan datang dan kesadaran Sema pun menghilang. Ia pingsan.

Keadaan terlalu panik. Sema dan dua korban yaitu wanita dan seorang anaknya di bawa oleh ambulan dengan cepat. Sehun tentu saja ikut menemani Sema. Ia sudah tidak memikirkan tampangnya yang sudah sangat berantakan. Air mata yang mengering di pipinya, baju kemeja birunya sudah di penuhi darah Sema, dan tangan yang ikut berlumuran darah karena selalu menggenggam tangan Sema.

"Maaf tuan tapi sepertinya ada luka di telapak tangan korban yang anda pegang"

Sehun dengan cepat melepas genggamannya dan beralih pada tangan Sema yang lainnya. Ia benar-benar tidak ingin membiarkan Sema.

Dan ternyata benar, ada luka di telapak tangan Sema karena goresan kaca pecah, sama seperti luka pada kaki dan pinggangnya. Tapi yang terparah di pinggangnya, itu luka goresan yang cukup dalam.

"Pasien terlalu banyak mengeluarkan darah" ucap salah satu perawat di dalam ambulan.

Sehun meski masih panik tapi ia selalu memperhatikan setiap gerak gerik perawat yang memeriksa Sema.

Dan mereka sampai di rumah sakit.

Sehun sudah menghubungi Joonmyeon saat dalam perjalanannya. Jadi sekarang Joonmyeon sudah stand bye di depan UGD bersama Yonghwa dan beberapa dokter UGD.

"Aku akan langsung menangani dokter Sema, dokter Yonghwa tangani korban anak kecil, dan dokter Song tangani satu wanita dewasa lainnya" titah Joonmyeon saat ambulan terlihat masuk ke dalam lingkungan rumah sakit.

Para korban langsung di turunkan dan di giring masuk ruang UGD di dampingi para dokter yang sudah di perintahkan Joonmyeon.

"Bagaimana keadaan korban?" Tanya Joonmyeon di tengah larinya kepada salah satu perawat yang tadi memeriksa Sema saat di ambulan.

"Korban memiliki luka goresan di beberapa bagian tubuhnya tapi yang terparah berada di pinggangnya. Lukanya lumayan dalam dan membuat pasien banyak kehilangan darahnya."

Joonmyeon mengangguk mengerti.

"Sehun tunggu di sini" Joonmyeon kembali memerintah.

"Tapi hyung-"

"Aku tidak punya waktu banyak, Sema sudah terlalu banyak mengeluarkan darah!"

Dan Sehun berhenti di tempat. Meski enggan meninggalkan Sema tapi ia tidak bisa melakukan selain menunggu di depan ruang pemeriksaan.

Sehun kemudian duduk di salah satu kursi tunggu disana. Ia menunduk lalu melihat telapak tangannya, darah Sema yang mengering berbekas di sana. Rasa khawatir kembali menyelimutinya. Ingatan pada wajah Sema yang kesakitan hingga melemah terbayang kembali. Tangannya mulai bergetar, matanya memanas.. Ia kembali terisak.

Ia bukan namja cengeng. Bukan sama sekali. Tapi ia selalu menyerah dan kalah oleh takdir yang memegang kelemahannya. Ia takut kehilangan.. Sema.

Tidak.

Reason Love (ff Sehun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang