41 - You are...

6.8K 373 15
                                    


Senja menjelang, Chanyeol, Jongin berserta istri dan anak mereka sudah pulang setengah jam yang lalu. Kyuhyun dan Seonghyun pun sudah kembali tidak lama setelah Baekhyun dan Kyungsoo datang. Tapi Sema masih belum bisa beranjak dari kamar Haowen, tepatnya beranjak dari ranjang pasien itu karena Haowen terus merengek dan memeluknya, takut jika Sema pergi kembali. Tapi kini Haowen sudah tertidur pulas, Sema bisa turun dari ranjang dan meregangkan tangannya yang kaku karena terus menahan bobot tubuhnya yang tidak ikut berbaring.

"Sem kau bisa mandi dahulu dan berganti pakaian di kamar Sehun. Eomma tahu pasti tidak nyaman sekali memakai pakaian itu sejak kemarin"

Sema tersenyum, "ne eomma kalau begitu aku ke kamar Sehun dahulu." Mengambil papper bag yang berisi pakaiannya lalu pamit keluar kamar Haowen.

"Aku kira kau lupa padaku Sem"

Itu kalimat sambutan dari Sehun saat Sema baru saja menutup pintu.

"Haowen terlalu merindukanku" jawab Sema sedikit acuh. Ia menaruh ponselnya di atas nakas, di samping ponsel Sehun.

Mencium bibir Sehun sekilas, "ini bukan saatnya cemburu pada anakmu sendiri, daddy" lalu ia melenggang ke kamar mandi.

Sehun terkekeh sendiri. Lalu kembali fokus pada berkas yang sedari tadi ia tekuni. Sebenarnya ia di bebas tugaskan dari pekerjaan kantor karena sudah di tangani oleh sekretaris Jung. Tapi berkas yang ia tekuni ini, bukan dari tanggung jawabnya di kantor. Melainkan tanggung jawab sebagai seorang.. Cucu.

Drrt. Drrt.

Getaran ponsel di atas nakas membuyarkan konsentrasinya. Ia pikir itu panggilan dari ponselnya sendiri tapi ia salah. Itu ponsel Sema. Sehun meraihnya dan..

Daniel calling.

"Untuk apa pria asing itu menghubungi Sema?" Gumamnya tanpa pikir panjang ia menggeser layar ponsel Sema, mengangkat panggilan itu.

"Hallo"

"..."

"Sem, kau disana?"

"..."

"Hallo"

"Ini aku. Ada yang ingin kau sampaikan?"

"Sehun?"

"Ya. Ini aku."

"Oh maaf jika aku menganggu. Aku hanya ingin pamit pada Sema. Aku harap dia baik-baik saja saat ini.."

Sema keluar dari kamar mandi dengan rambut yang terbelit handuk. Ia melangkah mendekati ranjang Sehun dan baru sadar jika ponsel yang sedang menempel di telinga Sehun adalah ponselnya sendiri.

"Tentu, dia baik-baik saja bersamaku.. Apa hanya itu? Aku akan sampaikan"

"Ya, terimakasih. Maaf tidak menjengukmu. Semoga cepat sembuh"

Dan panggilan terputus.

"Siapa?" Tanya Sema.

Sehun mendengus, sedikit kasar menyimpan ponsel Sema ke atas nakas. Lalu mengambil remot kecil dan menurunkan ranjangnya. Sema sedikit bingung dengan reaksi acuh Sehun. Ia menudukan tubuhnya di ranjang Sehun dan tangannya terulur untuk mengambil ponselnya, ia penasaran siapa yang menghubunginya.

Alih-alih dapat meraih ponselnya, Sema malah memekik terkejut dengan gerakan cepat yang entah dari mana Sehun mendapat kekuatan itu di balik luka di rusuknya dan kaki kanannya yang bergips. Mengekung tubuh Sema yang sudah terbaring di bawah tubuh Sehun.

"Sehun apa yang kau lakukan?!"

Sehun diam, dia hanya menatap wajah Sema dengan kedua mata tajamnya.

Reason Love (ff Sehun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang