Aku memperhatikannya hampir semalaman, bahkan aku tidak peduli dengan lingkaran hitam di bawah mata yang akan menerorku esok hari atau aku akan tertidur di sepanjang perjalananku. Sema tertidur setelah menyelesaikan kalimat panjang tentang.. Em, lebih tepatnya untuk meyakinkanku mungkin. Entah, aku baru mendengar Sema mengutarakan perasaannya dengan tergesa dan panjang seperti tadi. Setelah itu ia langsung terlelap. Tanpa peduli dengan bagian bawahnya sendiri yang tidak tertutup. Bukankah ia sendiri yang mengeluh dingin? Sampai aku tidak membuka bagian atasnya dan rela mempersingkat 'kegiatan' kami dengan langsung ke inti hanya takut ia masuk angin dan muntah kembali saat bangun pagi. Tsk, wanitaku benar-benar kelelahan sekali sepertinya dan aku tidak membiarkan ia sakit lagi esok hari jadi aku memakaikannya kembali.Aku menggenggam tangannya dan melihat benda kecil yang mungkin Sema tidak menyadari bahwa aku selalu merasa bahagia sendiri saat melihat benda bulat itu setia melingkar di jari manisnya. Seolah secara tidak langsung aku sudah mengikat dirinya. Tapi lebih membahagiakan lagi jika aku mampu melingkarkan cincin yang lainnya di jari manis sebelah kanannya. Mengikatnya dengan janji pernikahan. Oh itu pencapaian luar biasa yang aku nantikan suatu hari. Jika saja perusahaan haraboeji di London tidak bermasalah mungkin aku sudah akan menikahi Sema tidak lama setelah Minsoek noona dan Jongdae hyung menikah.
Aku naik ke atas sofa, ikut berbaring berhimpitan dengan tubuh Sema yang beringsut masuk ke dalam pelukanku seolah mencari kehangatan.
"Emh, Sehun" Astaga, suara rendahnya..
Aku mengelus punggungnya agar kembali terlelap, jika tidak sesuatu yang sudah tertidur di bawah sana akan kembali bangun. Oh.. Aku terdengar sangat mesum..
Semaku sudah tertidur kembali setelah tangannya bertengger di pinggangku, kami saling mendekap.
Aku teringat sikap anehnya akhir-akhir ini. Terlebih setelah pertengkaran kami saat itu. Aku tahu, aku salah karena baru memberitahukannya tentang traumaku mengahadapi kehamilan dan kelahiran di saat ia sudah bertolelir pada traumanya. Aku bodoh, aku tahu. Tapi jujur, aku bukannya tidak ingin memiliki seorang anak kelak setelah menikah dengan Sema, aku hanya masih takut jika kelahiran akan merengut nyawa lainnya. Luhan, kasusnya adalah dia menyembunyikan sesuatu dariku. Kehamilan dan kondisi tubuhnya bemasalah, aku tidak tahu dan tidak ingin tahu penyakit apa yang telah merengutnya. Aku terlalu sibuk meratapi nasibku dan Haowen saat itu.
Dan aku tidak bermaksud untuk membandingkan dengan traumanya saat pertengkaran itu. Aku hanya ingin melihat bagaimana reaksinya jika ia tahu tentang traumaku. Dan tenyata ia lari, bahkan ia menyuruhku untuk memikirkan ulang hubungan ini, bukan memikirkan apa solusi untuk traumaku. Seperti yang aku lakukan untuk memusnahkan traumanya, tidak bisakah ia juga melakukan hal tersebut untuk membuat traumaku hilang?
Aku akan mengakui untuk hal ini.. Sema terlalu egois.
Aku tahu dan aku mengerti jika Sema terlalu menyukai anak kecil dan traumaku seolah memustahilkan tentang memiliki keturunan dari rahimnya sendiri.
Tapi jika ia ingin, ia bisa memusnahkan traumaku juga bukan? Seperti apa yang aku lakukan padanya.
Sekali lagi aku bertanya, tidak bisakah ia melakukan hal sama?
Sema terdiam dengan dengkuran halus keluar dari bibirnya.
Bodoh, ia sedang tertidur dan aku bertanya padanya dengan suara dalam pikiranku.
Oke, aku seperti orang gila yang memikirkan hal itu.
Aku melirik jam di tanganku. Pukul 4 pagi. Sepertinya aku punya waktu 2 jam untuk ikut terlelap bersama Sema.
Aku memejamkan mata dan tenggelam dalam dunia mimpi.
...
..
KAMU SEDANG MEMBACA
Reason Love (ff Sehun)
FanfictionEND - Reason Love On Going - Another REASON LOVE •ReasonLove• Oh Sehun, seorang CEO muda berstatus duda dan mempunyai anak tampan bernama Oh Haowen. Bertemu dengan dokter anak bernama Han Sema karena ketidak sengajaan takdir yang membawa Haowen untu...