"Sehun?!"
"Hai, Sem."
"Tu-tunggu!"
Sehun memejamkan matanya saat pintu di depannya tertutup kencang tepat di hadapan wajahnya sendiri. Ia hanya menghela nafas, menekan rasa terkejutnya karna tingkah calon istrinya. Ia membawa tubuhnya mundur satu langkah dari posisi sebelumnya.
Tidak sampai lima menit, pintu kembali terbuka dan menampilkan Sema yang masih memakai baju tidurnya tapi wajahnya lebih segar.
"Apa yang kau lakukan di sini? Demi Tuhan ini bahkan belum jam 6 pagi."
"Kejutan?"
Sema menghela nafas. Sehun ini suka sekali memberi kejutan yang kadang Sema tidak habis pikir dengan waktunya.
"Ya. Sukses. Selamat." Tapi Sema tidak bisa menahan senyumannya.
Sema melangkah dan di ikuti Sehun. Mereka menuju dapur. Sema bisa menebak jika Sehun belum sarapan saat pergi dari rumah di pagi buta.
"Kopi?"
Sehun mengangguk.
"Roti? Pancake?"
Karna Sema tahu, Sehun tidak suka makanan terlalu berat untuk sarapan.
"Roti."
"Oke."
Dengan cekatan, Sema membuat sarapan untuk mereka. Dia juga sekalian menyiapkan untuk orangtuanya. Tapi baru akan menyeduh kopi, ibunya datang ke dapur dan tidak terlihat terkejut saat tahu ada Sehun di rumah sepagi ini. Dan itu membuat Sema heran.
"Kenapa ibu tidak terkejut?"
"Memang apa yang membuat ibu harus terkejut?"
"Sehun sudah di sini pagi hari, apa ibu tidak terkejut?"
Inha tertawa kecil, "tidak. Sehun sudah meminta ijin semalam."
Lalu Sema beralih pada Sehun, "kau memberitahu ibu tapi tidak padaku?"
"Aku bilang kejutan kan?"
"Sudah. Sudah. Lebih baik kau siap-siap sana, biar ibu yang siapkan sarapan. Kalian jadi pergi kan?"
"Kali ini kemana lagi Oh Sehun?" Sema masih ingat ketika dirinya tiba-tiba di ajak berlibur ke villa bersama calon kakak ipar dan istrinya.
"Em.. hanya menemaniku belanja?"
"Belanja? Sepagi ini?"
Sehun mengangguk yakin.
Sema menatap Sehun agak menyelidik. Memang Sehun akan belanja apa sepagi ini? Kemana? Pasar tradisionalkah?
Sema ingin bertanya seperti itu tapi senyum Sehun yang tidak hilang sejak tadi sambil menatapnya membuatnya harus menundanya. Ia masih harus menyelematkan detak jantungnya yang masih saja menggila jika di beri senyum Sehun yang katanya jarang sekali itu.
"Baiklah. Aku siap-siap dulu."
Sema pergi dari dapur setelah pamit pada ibunya.
"Kau belum memberi tahu Sema?" Tanya Inha setelah memastikan jika Sema sudah agak jauh dari dapur.
"Belum, bu. Aku baru akan memberitahunya sekarang. Sebelum membawanya belanja."
Inha mengangguk mengerti, "ibu ingin sekali melihat reaksinya seperti apa nanti."
"Apa aku harus merekamnya?"
Inha tertawa, "Tidak. Tidak perlu, Sehun. Nikmati saja waktu kalian nanti. Ibu hanya bisa membayangkan bagaimana bahagianya Sema."
KAMU SEDANG MEMBACA
Reason Love (ff Sehun)
FanfictionEND - Reason Love On Going - Another REASON LOVE •ReasonLove• Oh Sehun, seorang CEO muda berstatus duda dan mempunyai anak tampan bernama Oh Haowen. Bertemu dengan dokter anak bernama Han Sema karena ketidak sengajaan takdir yang membawa Haowen untu...