Sehun melepas ciumannya di bibir Sema. Kedua mata tajamnya memandang mata Sema yang perlahan membuka, ini seperti hiburan tersendiri untuknya. Memperhatikan mata bulat Sema yang terpejam perlahan membuka setelah mereka berciuman. Suatu proses yang mempesona, menurutnya."Kau baik-baik saja Sehun?" Tanya Sema.
Sehun yang masih menatap mata Sema mengangguk pelan. Tapi apa yang di lihat Sema adalah ia tidak baik-baik saja, wajah putih pucatnya bertambah pucat, matanya seolah menghindari sesuatu yang ada dalam pandangannya.
Sehun menggenggam tangan Sema, menariknya untuk lebih masuk ke dalam kamar. Langkahnya berat, tangan bergetar, segala bayangan Luhan saat berada di kamar itu kembali terlihat dalam halusinasinya. Meski semua yang berada di kamar ini telah di ganti dan di rubah tapi tetap tidak bisa mengenyahkannya. Di langkah ke empat, Sehun berhenti, ia tidak sanggup.
"Sehun kau baik-baik saja?" Tanya Sema beralih ke depan tubuh Sehun yang sedang tertunduk.
Kini bukan hanya lengan saja yang bergetar tapi bahu lelaki yang di cintainya pun ikut bergetar. Seolah sama seperti yang ia rasakan saat ia ketakutan.
Sehun menggeleng. "Semua masih terlalu jelas" katanya.
"Tapi ini juga sudah waktunya untukku melepas semua." Tambahnya.
Sehun mengangkat wajahnya setelah menarik napas keras. "Bantu aku" tatapannya seolah memohon dan memelas.
Sema terenyuh, ini pertama kalinya ia melihat Sehun serapuh ini. Satu detik yang lalu ia masih berfikir bahwa yang membutuhkan pertolongan dalam hubungan ini adalah dirinya sendiri tapi sekarang, ia sadar, Sehun juga membutuhkan pertolongannya.
Sehun kembali tertunduk merasa Sema tidak merespon. Tapi saat Sema kembali dari pemikirannya, ia tergerak untuk menangkup wajah tampan Sehun.
"Sehun lihat aku"
Wajah Sehun terangkat karena bantuan dari rangkupan lengan Sema, matanya beralih menatap wajah Sema.
"Ini mungkin tempat yang sama meski semua sudah berubah dan aku tahu, kau masih melihat bayangannya di sini. Tapi coba lawan Sehun.. Luhan sudah tidak ada dalam pandanganmu tapi ia masih ada di sini," Sema menyentuh dada Sehun sebelah kiri, "untuk di kenang Sehun."
Sehun kembali tertunduk.
"Hey sayang. Sehun lihat aku"
Sehun kembali mengangkat wajahnya dan melihat manik mata Sema. Di sana terlihat pantulan wajahnya sendiri.
"Sekarang hanya lihat aku. Jika kau melihat lagi Luhan dalam pandanganmu di sini, kau hanya perlu melihatku. Aku yang nyata di sini Sehun. Aku yang sekarang ada dalam pandanganmu. Bukan Luhan yang sekarang hanya ada dalam hatimu."
Sehun tidak menjawab lewat kata, ia menjawab lewat gerak tubuhnya yang membawa Sema dalam dekapannya. Menyembunyikan wajahnya dalam ceruk leher Sema. Pikirannya sedang menghalau segala bayangan yang tanpa ijin berputar dalam pikirannya. Ia butuh Sema di sini. Ia butuh raga Sema di sini untuk menghilangkan halusinasinya.
Mereka bertahan cukup lama dengan posisi seperti itu.
Sampai Sehun mulai memberanikan diri mengangkat wajahnya. Menopangkan dagunya di pundak Sema. Membawa matanya berkeliling menyusuri segala penjuru dalam kamarnya. Semua berubah tanpa terkecuali. Semua barang yang dulu ia pakai bersama Luhan, ataupun barang miliknya yang tersimpan saat masih bersama Luhan, semua sudah tidak ada, semua sudah berganti dengan yang baru.
'Maaf Lu, aku tidak bermaksud mengenyahkanmu. Tapi aku membutuhkannya untuk masa depanku dan Haowen. Maaf Lu, maafkan aku. Percayalah.. Sampai kapanpun aku tidak akan melupakanmu. Kau masih hidup dalam hatiku dan Haowen.' Bisik hati Sehun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reason Love (ff Sehun)
FanficEND - Reason Love On Going - Another REASON LOVE •ReasonLove• Oh Sehun, seorang CEO muda berstatus duda dan mempunyai anak tampan bernama Oh Haowen. Bertemu dengan dokter anak bernama Han Sema karena ketidak sengajaan takdir yang membawa Haowen untu...