Belum genap satu minggu Sema mengenal Sehun dan Haowen dalam kehidupannya. Tapi ia merasa telah hidup bersama mereka dalam waktu yang lama. Dari mereka, ia bisa merasakan bagaimana di sayangi dan di cintai. Dari mereka, ia bisa kembali merasakan bagaimana hangatnya sebuah keluarga. Dari mereka, ia bisa menghargai sebuah kebersamaan. Dan dari mereka pula, ia sadar akan sebuah kebahagiaan yang harus ia raih tanpa mencemaskan segala sesuatu yang akan terjadi di hadapannya, ia sadar setiap rasa sayang dan rasa cinta memiliki kisah dan cerita tersendiri. Meski apa yang di namakan oleh perasaannya itu sama dengan apa yang orang lain rasakan yaitu cinta.Bolehkah ia jujur pada dirinya sendiri kali ini?
Ia sudah jatuh cinta begitu dalam pada sosok pria yang sedang merengkuh tubuhnya dengan ciuman bibirnya.
Sebuah perasaan membucah begitu besar. Rasa sayang dan cinta yang baru ia rasakan itu sudah memenuhi setiap aliran darah dalam tubuhnya.
Entah apa yang terjadi pada dirinya, sesuatu yang menggelitik dalam relung hatinya. Seperti ribuan kupu-kupu yang terperangkap dalam ruang gelap kini melesak keluar setelah melihat celah cahaya, berterbangan keluar dari kekungan hitam memburu cahaya ke setiap sudut hatinya. Sampai kekungan hitam itu menciut dan menghilang dalam sekejap.
Bolehkah ia egois kali ini?
Ia tidak ingin dan tidak membutuhkan apa-apa lagi di dunia ini. Ia hanya ingin lelakinya ini untuknya, bersamanya selamanya.
Sema semakin menarik lengannya untuk mempererat dekapannya pada bahu Sehun. Seperti keinginannya untuk memiliki lelaki ini hanya untuknya. Bersama itu satu tetes bening keluar dari mata indah yang terpejam. Turun membelai pipi Sema sebelum jatuh membasahi ujung hidung Sehun.
Sungguh, Sema tidak ingin menangis. Tapi entah mengapa perasaan yang membuncah itu menimbulkan rasa yang membuat matanya memanas. Apakah ini yang di namakan air mata haru?
Sehun menyadari ujung hidungnya yang basah segera membuka matanya. Melihat mata yang tengah terpejam di hadapannya sedikit mengerut. Bulu mata lentik itu merembeskan air mata yang lalu kembali turun membasahi pipi mulus wanitanya.
Perlahan Sehun melepas ciuman mereka. Mata Sehun tidak berkedip menikmati pemandangan sebuah mata basah yang terbuka perlahan sampai bola mata indah itu bertemu dengan bola mata tajam miliknya.
"Kenapa menangis sayang?" Tanyanya dengan nada yang begitu rendah seperti berbisik.
Wajah mereka bahkan tubuh mereka tidak menjauh dan beranjak sedikitpun jadi tentu saja Sehun tidak memerlukan suara normalnya untuk bertanya.
Sema menatap manik mata tajam Sehun, melihat pantulan wajahnya dalam bola mata coklat milik lelakinya.
"Sehun" suara Sema tak kalah rendah.
"Hm" gumam Sehun.
Sehun melihat begitu jelas bagaimana mata indah itu kembali berlinang.
Seperti hujan di siang hari. Meski meremang tapi kilauannya memberikan efek ketenangan tersendiri bagi siapa saja yang melihat.
Sema tidak kunjung kembali berucap.
"Matamu indah saat air mata menggenang di dalamnya. Tapi bukan berarti aku suka melihatmu menangis sayang"
Mata indah itu belum berkedip bahkan air genangan itu sudah hampir turun membasahi pipinya kembali tapi bulu mata lentik itu bisa menahan air itu bertahan sedikit lebih lama.
"Bagaimana jika aku menangis karena bahagia? Apa kau juga tidak menyukainya?"
Sehun tersenyum lembut. Membuat matanya membentuk garis melengkung ke bawah. Sebelah tangannya terangkat untuk membelai mata Sema yang refleks tertutup dan genangan air itu turun menjadi buliran air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reason Love (ff Sehun)
FanfictionEND - Reason Love On Going - Another REASON LOVE •ReasonLove• Oh Sehun, seorang CEO muda berstatus duda dan mempunyai anak tampan bernama Oh Haowen. Bertemu dengan dokter anak bernama Han Sema karena ketidak sengajaan takdir yang membawa Haowen untu...