Berakhir ?

1.2K 98 11
                                    

Beberapa orang memaafkan kesalahan berulang-ulang,
semata karena takut kehilangan...
Beberapa orang memilih bertahan,
hanya karena mereka tidak tahu caranya pergi atau melepaskan...
Beberapa orang perlu ditinggalkan terlebih dahulu,
untuk menghargai apa yang tlah dimiliki...

PART 28

Pukul 15.10

     Dinda masih meringkuk ditanah, dia memeluk kakinya sendiri. Dingin meresap ketubuhnya yang dibasahi hujan, begitupun dengan Rizky. Lelaki itu sudah beberapa kali mengajak Dinda masuk kerumah ayah angkatnya tapi Dinda menolak. Dia sampai kehabisan cara dan akhirnya memutuskan untuk tak memaksa gadis itu lagi, dia duduk disampingnya memandangi Dinda yang sudah sepuluh menit melamun dan tak henti meneteskan airmata.

     "Please jangan nangis terus..."

     Dinda berdiri meskipun rasanya tulang-tulang kakinya begitu lemah karena shock yang dialaminya tadi, dia tak berbicara apapun pada Rizky, dia kesal, dia kecewa, dia marah pada dirinya sendiri yang sudah membawa orang lain masuk kedalam kisahnya dengan Maxim.

     Bermain api memang berbahaya, sang pemenang tetap akan menjadi arang dan terlebih si pencundang tak lebih dari butiran abu. Sekarang dia merasakannya sendiri, dia kalah dan terbakar habis menjadi abu. Hubungannya dengan Maxim berakhir karena kesalahannya sendiri.

     Rizky mencengkram pergelangan tangan Dinda, menariknya dan memaksanya berbalik. "Jangan gini terus." Ucapnya dengan nada mulai tinggi.

     "Maxim ga pernah ngomong sama gue pake nada tinggi gitu."Dinda menghempaskan tangan Rizky yang mencengkram tangannya tapi tenaganya tak sekuat itu, dia memukul-mukul dada bidang Rizky. "Lepasin."

     "Kasih gue kesempatan buat jadi nomor satu dihati lo." Nada suara Rizky melembut, meluluhkan hati siapa saja yang mendengarnya.

     "Gue ga bisa bohongin perasaan gue sendiri Ky, gue suka sama lo, tapi perasaan gue sama Maxim lebih dari sekedar suka. Gue sayang dan cinta sama dia."

     "Please kasih kesempatan buat Kita..."

     "Kalau kesempatan yang lo maksud dengan ngancurin hubungan yang udah ada dari lama, dan dengan nyakitin orang lain, gue ga yakin gue bakal bahagia."

     "Apa gue cinta sama lo ga cukup ngeyakinin lo buat jadi nomor satu dihati lo?"

     "Apa lo pikir ngehapus gitu aja kenangan gue sama Maxim itu gampang? Apa lo pikir ngelupain orang yang kita cintai itu gampang ?"

     "Lo cuman perlu nyoba dan terbiasa Din... I Love you ..."

     "Dan gue udah nyoba dan terbiasa sama Maxim. And you know what, I Love Maxim more..."

     Rizky tak menyerah begitu saja, dia mencengkram tangan Dinda kuat dan membawanya kepelukannya, berniat mencium bibir Dinda lagi, tapi Dinda memalingkan wajahnya, menolaknya telak. Gadis itu mendorong Rizky menjauh darinya. "Anterin gue kerumah Maxim." Seketika itu juga Rizky melepaskan Dinda.

***

Di Rumah Maxim
Pukul 15.30

     Dinda dengan bajunya yang basah kuyup berdiri didepan pintu rumah Maxim, memijit bel rumahnya beberapa kali sampai sesosok wanita yang sudah sangat dikenalnya muncul dari balik pintu. Ibu Maxim tampak sudah mengetahui kalau Dinda akan kerumahnya.

     "Mommy." Dinda memang memanggil ibu Maxim dengan panggilan itu.

     "Din, kamu kesini mau cari Maxim kan? Maxim ada dikamernya, tapi..." Belum selesai Ibu Maxim berkata dia langsung terdiam begitu melihat sosok Rizky dibelakang Dinda, begitu juga dengan Rizky. Dia mengenali wanita itu, wanita yang ada dalam fotonya.

"JATUH HATI"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang