Gue Kangen Sama Lo

1.3K 104 7
                                    

PART 22

Tak pernahkah kau merasa oksigen di dadamu dirampas rindu, Sesak.
Aku titipkan rindu ini pada langit
Untuk disampaikan kepadamu lewat hujan...

Di Kompleks Perumahan
Pukul 07.00

     Rizky duduk dikursi balkon depan kamarnya, jari jemarinya lihai memetik sinar gitar membentuk alunan nada dalam lagu Dia - Sammy Simorangkir, kepalanya mengangguk sesuai tempo, musik memang salah satu hobinya selain sport.

     "Rizky!"

     Kepalanya mendongak kearah sumber suara, dan benar saja tebakannya, itu gadis yang dia perjuangkan. Tapi masa bodoh dia masih kesal karena setelah Maxim datang ke Bali gadis itu seolah melupakannya, belum lagi saat hujan dimalam terakhir itu dia melihat pemandangan yang membuat hatinya terbakar, mungkin seperti ini perasaan seorang selingkuhan yang sedang cemburu.

     Bukannya menjawab panggilan Dinda, dia malah membuang muka, berdiri, dan masuk kedalam kamarnya, tak sampai disitu, dia juga menutup pintu dan gordennya rapat-rapat agar gadis dibalkon sebrang rumahnya itu tak bisa mengintip.

     "Apaan tuh maksudnya, ngajak ribut!" Ujar Dinda kesal. Sebenarnya tak ada alasan untuk kesal, tapi tetap saja setelah satu hari tak berinteraksi entah kenapa dia merindukan lelaki itu, merindukan menghabiskan waktu dengan lelaki yang selengean dan selalu saja bertengkar dengannya. Apa perasaannya sudah mulai mendalam ? Dia sendiri tak bisa menjawabnya, karena yang dia yakini Maxime adalah penguasa hatinya, prioritasnya.

***

Lapangan Basket Kompleks
Jam 09.00

     Rizky berjalan kearah lapangan sambil terus men-drible bola basket ditangan kanannya, lelaki itu tampak keren dengan baju kaos bergambar tengkorak berwarna hitam, dipadu padan dengan celana selutut berwarna abu-abu, dipinggangnya terlilit jacket hitam, dia juga memakai topi berwarna senada dengan celananya. SWAG banget gayanya. Tak ada seorangpun disana, tapi tak apa daripada dia bosan berdiam diri dirumah, ini adalah salah satu caranya mengabiskan waktu liburan yang diberikan sekolahnya setelah studytour. Sebenarnya dia ingin main kerumah Dinda, tapi gengsi, dia sedang kesal dan cemburu.

     Lelaki ini berlari-lari kecil kearah ring, lalu memasukan bola basket yang dipegangnya kedalam sana. Berhasil.

     Prok-Prok-Prok.

     Rizky menoleh. Sedikit terkejut melihat sesosok berlesung pipit sedang berdiri memperhatikan permainannya dari samping lapangan basket. Maxime. "Wah keren-keren." Pujinya.

     "Elo ? Ngapain disini?"

     "Gue janjian sama Dinda disini. Tapi liat lo maen basket jadi pengen tanding."

     Rizky membetulkan topinya, lalu berjalan kearah Maxim dengan gaya slengeannya, bola basketnya dia drible lalu dia lemparkan kearah Maxim dengan sangat keras, tapi bukan Maxim namanya kalau tidak bisa menangkap bola yang mengarah kencang kearahnya itu.

     Maxim juga tak mau kalah, dia tersenyum, memperlihatkan keindahan bentuk pipinya yang dihiasi lesung pipit. Dengan tak banyak gaya, dia langsung berlari men-drible bola basket ditangannya kearah ring, Rizky mengawalnya dari belakang, mencari celah untuk merebut bola, tangan kiri Maxim direntangkan mencoba menjauhkan Rizky dari jangkauan bola basketnya, begitu rencananya berhasil dia menggenggam bola itu dengan kedua tangannya sambil meloncat kearah Ring. Dan, berhasil. Score 2-0 untuk Maxim.

     "Jangan seneng dulu." Ucap Rizky. Sekarang bola berpindah ketangannya, dengan semangat sportifitasnya dia men-drible bola itu ke Ring satunya. Maxim mengokirinya dari belakang, mengganggu pergerakan Rizky yang berniat mencetak score untuk mengejar ketertinggalannya.

"JATUH HATI"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang