Ketulusan yang Menyentuh

2K 122 1
                                    

PART 3
Di SMA 36 JAKARTA Pukul 13.00

     Sudah waktunya untuk pulang, Dinda melirik Maxim yang sibuk menulis apa yang guru terangkan, sementara dia sendiri asik menikmati pemandangan wajah Maxim yang menawan. "Nulis yang nulis." Tegur Maxim dengan senyum diwajahnya mengetahui kekasihnya itu malah sibuk mengamatinya.

     Dinda tersipu, sambil salah tingkah dia mengambil pulpennya dan mulai menulis. Baru saja dia menulis dua kata, bel pulang berbunyi. Dia tersenyum riang.

     "Baik anak-anak penjelasannya sampai sini dulu, dilanjut lagi besok, kalian boleh pulang..." Ucap Bu Mira guru Biologi. Kemudian beliau keluar dari kelas diikutin
suara riuh anak-anak yang sudah sangat bersemangat untuk pulang.

     "Din jangan lupa yah lo bagian piket hari ini..." Alatas mengingatkan Dinda, itu tugasnya sebagai ketua kelas. Dinda hanya menganggukan kepalanya.

     Alatas menengok kearah Rizky. "Rizky, lo belum kebagian jadwal piket ya? Ehmmm gimana kalau lo jadwal piketnya hari ini aja?"

     Dinda melotot kearah Alatas lalu menggeleng-gelengkan kepalanya, dia sangat tidak setuju dengan usulan Alatas itu, dia tidak mau harus piket bersama-sama dengan lelaki mesum itu. Tapi Alatas tanpa tidak mengerti kode dari Dinda dan malah mengabaikannya.

     Rizky yang tidak enak harus menolak akhirnya hanya bisa menyetujuinya. "Oke sip."

     Dia langsung mengambil sapu dibelakang ruangan kelasnya.

     "Din, Max, Ky, gue pulang duluan yah... " Ucap Pinka dengan senyum tidak enak, sebenarnya dia masih ingin menemani Dinda dan Rizky gebetannya, tapi dia ada urusan yang harus dikerjakan.

     "Yang aku ke ruang osis dulu, ada rapat, ntar pulangnya bareng." Ucap Maxim pamit pada Dinda untuk pergi ke ruang OSIS, tapi Dinda menahan tangannya.

     "Bisa ga kamu ga usah rapat aja hari ini?"

     "Emangnya kenapa yang?" Maxim heran, tidak biasanya Dinda seperti ini.

     "Engga apa-apa sih, cuman lagi pengen aja ditemenin kamu." Jawab Dinda menyembunyikan fakta kalau sebenarnya dia malas hanya berduaan dengan Rizky dikelas yang sepi. Setidaknya kehadiran Maxim bisa menyelamatkannya dari rasa kesal.

     "Ga enak sama temen-temen OSIS lain yang udah nunggu, aku janji rapatnya cuman bentar kok."

     Tangan Maxim mengelus pipi Dinda lembut. Akhirnya Dinda harus tetap mengijinkan Maxim pergi. Sekarang dia harus menghadapi kenyataan hidupnya.

     "Elo jaga jarak ya sama gue."

     "Dih siapa juga yang mau deket-deket elo, cewek ko omes."

     Mulut Dinda komat-kamit lagi, rasanya setiap dekat dengan cowok ini selalu membuatnya kesal. Sabar Dinda Sabar, Bunuh orang itu Dosa! Dia menarik napas panjang lalu menghembuskannya perlahan, seolah sedang menenangkan dirinya.

     Rizky tak menghiraukan Dinda, Dia asyik menyapu sambil bernyanyi. Dinda melirik Rizky, sebenarnya suara Rizky bagus dan enak didengar, sama sekali tidak mengganggu tapi karena yang menyanyi adalah Rizky, Dinda merasa harus memprotesnya.

     "Jangan nyanyi deh berisik."

     Rizky terus saja menyanyi tak menghiraukan ocehan Dinda, Dia malah bernyanyi semakin keras seolah menggoda Dinda yang menyuruhnya diam.

SOUNDTRACK : DIA - SAMMY SIMORANGKIR

*sungguh sebuah tanya yang terindah
*bagaimana dia merengkuh sadarku

"JATUH HATI"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang