Strategi Modus

1.2K 107 6
                                    

PART 17

Pukul 17.40

     Mereka semua baru sampai ke tempat penginapan mereka, Dinda setia bergandengan tangan dengan Pinka, mereka itu sebenarnya gawat kalau disatukan, karena dua-duanya sama-sama lemot, jadi diantara mereka harus ada satu yang waras, yang bisa mengingatkan mereka agar tak ceroboh lagi.

     “Oke anak-anak di cottage nomer 16A ini Alatas, Dinda, Rizky, Pinka, sama Maxim, tapi Maxim nanti nyusul.” Ucap Mrs. Aya, Dinda, Pinka dan Rizky saling menatap, mendorong Alatas maju kehadapan Mrs. Aya untuk mengambil kunci cottage mereka.

     “Ingat, jaga sopan santun sesuai nilai dan norma.” Tegas Mrs. Aya.

     Alatas mau tak mau mengangguk mengiyakan, dia sendiri tidak yakin naluri lelakinya bisa berkompromi dengan nilai dan norma saat melihat bule-bule dipantai kuta nanti yang pastinya banyak yang memakai bikini.

     “Yaudah saya tinggal, ayo yang lain ikut saya.” Mrs. Aya berpamitan sambil mengajak siswa/siswi lain yang belum mendapatkan kamar.

     Lagi??? Dinda menghela nafasnya, belum cukup apa dia satu tempat duduk dengan Rizky di bis dan pesawat, eh sekarang dia harus satu cottage, masa bodo, untuk saat ini dia hanya akan menikmatinya, membiarkan semua hal terjadi sebagaimana mestinya.

     Mereka masuk semua ke cottage, Rizky sudah menempatkan tas dan segala bawaannya dikamarnya yang dibagi tiga dengan Alatas dan Maxim. Kemudian lelaki itu mengganti bajunya dengan baju putih polos dan duduk di ruang tengah, tangannya sibuk mengoprek kamera profesionalnya, melihat hasil jepretannya dibandara, semua objeknya sama, gadis berwajah manis yang sama.

     Dinda duduk dimeja ruang makan yang langsung menghadap keruang tengah, hanya jarak yang terpaut sedikit jauh, Dinda membelakangi Rizky, sama sekali tak tahu lelaki itu duduk dibelakangnya. Gadis ini sibuk dengan kertas TTS yang ada dimeja makan, iseng tapi tept untuk membunuh waktu.

     Beberapa saat kemudian, datang Inez dan Azof, sepertinya sengaja bermain karena bosan dilingkungan anak IPS yang terkenal usil. Jangan tanya Pinka dan Alatas, mereka sedang saling menatap sinis lalu berpindah pandangan ke apel yang ada dimeja makan, sepertinya mereka sedang memperebutkan apel yang tinggal sebiji itu. Tapi sebenarnya Alatas sih tidak begitu ingin memakannya, hanya sengaja dia suka menggoda Pinka. Dia cepat-cepat mengambil apel itu. “Zof tangkep.” Teriaknya.

     Azof sepontan menangkapnya, Pinka otomatis berlari kearah Azof ingin meminta apel itu tapi Azof yang sama jahilnya malah melemparkannya lagi ke objek terdekat dengannya. “Din tangkep.” Pintanya.

     Dinda menangkap apel itu dengan wajah kesal karena orang-orang ini mengganggu konsentrasinya untuk mengisi TTS. “Apaan sih kaya bocah maenan lempar-lemparan.” Protes Dinda, dia melihat apel yang tak berdosa ditangannya. Gadis itu melemparkannya lagi asal-asalan.

     PLETAK. “SIAPA YANG NGELEMPAR?”

     Singa yang sedang tenang diusik, ya marah. Dinda tahu betul suara kesal siapa itu, siapa lagi yang tukang ngomel, Rizky. Dinda memukul keningnya frustasi, dan sialnya orang-orang yang memulai semua kekacauan ini dimulai dari Pinka, Alatas, Azof dan Inez mengarahkan jarinya kearah Dinda seolah menunjuk kalau dialah pelakunya.

     Dinda menengokan kepalanya perlahan kearah sumber suara yang ternyata berasal dari belakangnya, dilihatnya Rizky sudah berdiri sambil berkacak pinggang. Sumpah galak banget kayak mau makan orang. Dinda melirik Pinka, Alatas dan Azof sengit, ini semua kan karena kelakuan bocah mereka, dia berharap mereka membantunya tapi yang dilihatnya Alatas malah pura-pura bersiul sambil berjalan kearah pintu, Pinka sok sibuk melihat kukunya, Azof tiba-tiba ngelap meja, dan Inez hanya nyengir bahagia. Kampret emang semuanya, mana tampang Rizky serem banget lagi.

"JATUH HATI"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang