Sebuah Permintaan

1.2K 115 11
                                        

Untukmu yang menjadi jodohnya,
kumohon jaga dia sebaik yang kau bisa.

PART 32

Pukul 14.00
Di Parkiran Rumah Sakit

Dinda keluar dari mobilnya, menghirup nafas panjang lalu membuangnya, merasa sedikit lega karena pada hari kemarin Maxim mau dirawat dirumah sakit, sekarang dia bisa melakukan tanggung jawabnya sebagai pacar yang baik untuk menjenguk dan menjaganya selepas pulang sekolah.

Rizky juga ikut ke rumah sakit, lelaki itu tampak lebih pendiam setelah tahu penyakit kakaknya, mungkin setelah semua kebaikan Maxim padanya dia masih merebut Dinda itu membuatnya merasa bersalah. Dinda dan Rizky berangkat bersamaan, hanya Dinda diantar oleh supirnya menggunakan mobilnya sementara Rizky mengendarai motornya yang sekarang sudah terparkir rapih diparkiran motor, tampaknya lelaki itu datang lebih dahulu dibandingkan Dinda.

Dinda masuk kelorong-lorong rumah sakit, menyusuri ruangan demi ruangan, berhenti ketika membaca plang ruangan Mawar, disanalah tempat Maxim dirawat. Dia melepas sepatunya dipintu masuk ruangan, menyimpannya dengan rapih di rak yang sudah disiapkan, ruangan itu tampak bersih dan terawat. Dengan perlahan tapi pasti gadis itu melangkahkan kakinya kedalam, mencari ruangan 1A tempat kekasihnya dirawat, semakin dekat dengan ruangan yang ditujunya semakin terdengar suara sayup-sayup orang mengobrol. Dinda tak langsung masuk mengetahui didalam ruangan ada Dokter yang tengah membacakan hasil diagnosisnya untuk Maxim, dia berdiri didepan pintu kamar rawat Maxim dengan telinga yang sengaja dibuat lebih dekat dengan pintu.

"Bapak, Ibu sudah tau kan mengenai penyakit anak bapak dan ibu..." Buka Sang Dokter.

"Iya Dok, saya dan orang tua saya sudah tau..." Ucap Maxim mewakili papah dan mamahnya yang tampaknya masih mencoba menguatkan diri mereka.

"Kelainan darah yang sukar membeku itu tidak bisa disembuhkan meskipun ada pengobatan infuse factor pembekuan darah. Dan yang memperparah kondisi Maxim adalah adanya pembengkakan di organ dalamnya, lebih spesifiknya pada ginjalnya, dan itu menyebabkan hematuria, atau urin yang bercampur dengan darah dari ginjal." Jelas sang Dokter lagi.

Dinda yang tadinya berdiri tegak jadi lemas, lutut kakinya seperti tak punya kekuatan untuk menopang tubuhnya, dia jatuh terduduk, menyandar ke pintu kamar Maxim sambil membekap mulutnya sendiri, air matanya sudah terlebih dahulu menggenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dinda yang tadinya berdiri tegak jadi lemas, lutut kakinya seperti tak punya kekuatan untuk menopang tubuhnya, dia jatuh terduduk, menyandar ke pintu kamar Maxim sambil membekap mulutnya sendiri, air matanya sudah terlebih dahulu menggenang.

Dinda yang tadinya berdiri tegak jadi lemas, lutut kakinya seperti tak punya kekuatan untuk menopang tubuhnya, dia jatuh terduduk, menyandar ke pintu kamar Maxim sambil membekap mulutnya sendiri, air matanya sudah terlebih dahulu menggenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"JATUH HATI"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang