Dibawah langit malam yang sama

1.8K 124 1
                                    

PART 4
Di Kompleks Perumahan Pukul 17.00

     Matahari sudah mulai lelah dan sudah diujung persembunyian karena jam sudah menunjukan pukul 17.00.

     Dinda memang pulang telat, karena selesai sekolah Dinda langsung diantar Maxim kelokasi shooting dan dia baru bisa pulang sekarang, mobil Maxim berhenti tepat didepan rumah Dinda yang megah. Dinda sudah berganti pakaian dilokasi shooting sementara Maxim masih dengan seragam SMA nya.

     "Yang mampir dulu..." Ajak Dinda. Kakinya tidak mau diam, geli karena menahan pipis.

     "Udah sore, orang rumah pasti khawatir, lain kali aja yang..."

     "Yaudah aku pulang ya..."

     Dinda sudah membuka pintu mobil tapi maxim menarik tangannya agar Dinda tak keburu turun, dia membawanya lebih dekat padanya, dia memegang bahu Dinda dengan kedua tangannya yang hangat.

     CUP... Maxim mencium kening Dinda lembut. Dia melepaskan dinda setelah itu, menatapnya sambil memperlihatkan wajahnya yang berseri.

     "Hati-hati, salam sama om dan tante..."

     Dinda mengangguk. Dinda turun dari mobil dengan perasaan yang bahagia, meskipun dia kebelet tapi dia tetap menahannya, dan melambaikan tangannya kearah Maxim, menunggunya pulang. Tapi mobil Maxim tetap tak bergerak.

     "YANG CEPET PULANGNYA AKU KEBELET..."

     Dinda mulai kesal karena Maxim tak cepat pulang dan itu berarti dia harus menahan rasa ingin pipisnya lebih lama lagi.

     "Kamu masuk kerumah duluan, baru aku pulang, aku belum tenang kalau belum liat kamu masuk."

DEG..DEG...DEG...

     Dinda memegang dadanya, untuk kesekian kalinya hatinya tersentuh oleh kelembutan Maxim.

     Kelembutannya itulah yang membuat Dinda sangat mencintainya, baginya lelaki didepannya tak akan ada duanya. Cara Maxim memperlakukannya adalah yang terbaik yang bisa ditemukannya dari seorang lelaki, dia tidak pernah diperlakukan semanis ini oleh mantan pacarnya Elscant, mantan berprofesi sama dengannya. Mereka berpacaran saat mereka sama-sama bermain dalam serial Kepompong saat Dinda masih SMP.

     Dinda tersenyum. "Yaudah aku masuk duluan, kamu hati-hati dijalan."

     Maxim tersenyum melihat Dinda masuk kedalam rumahnya, setelah itu dia langsung menancap gasnya dan pulang.

     Dinda berlari menyusuri halaman rumahnya untuk bisa mencapai kamar mandi dengan segera, dia melihat kedua orang tuanya sedang bersantai didepan rumah mereka, sampai didepan rumahnya Dinda langsung membuka sepatunya dan entah melemparkannya kemana. Kakinya yang sekarang bertelanjang itu menginjak lantai rumahnya, dia berhenti sebentar untuk mencium tangan kedua orang tuanya.

     "Assalamualaikum." Tanpa berlama-lama dia langsung berlari lagi.

     "Din ngapain sih lari-lari gitu? Ntar jatuh." Teriak Ibu Sukma. Nama panjangnya Sukmawati. Dia ibu Dinda.

     "Kebelet Mah, pengen pipis, udah diujung banget nih..."

     "Dikamar mandi ada..."Ibu Dinda belum sempat menyelesaikan kalimatnya.

"HUAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA." Suara seorang lelaki dan Dinda menjerit bersamaan.

     Rupanya saat Dinda membuka pintu kamar mandi dia melihat seseorang sedang bertelanjang dada dan melilitkan handuk dipinggangnya. Dia kenal lelaki yang tampaknya baru selesai mandi itu. Sekarang lelaki itu menutupi dadanya dengan kedua tangannya yang disilangkan membentuk huruf X.

"JATUH HATI"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang