Lo lucu, Jadi sayang

1.3K 99 6
                                    

PART 12

Pukul 07.30
Di Rumah Dinda

From : Cowok Mesum
Tadi kenapa pinka yang nganterin sarapan gue?
Yang punya janji kan lo, bukan pinka.

     Dahi Dinda berkerut membaca pesan dari Rizky, yang dikatakan lelaki itu benar, tapi dia juga harus mulai berhati-hati dengan perasaannya sendiri, bukan tidak mungkin antar-mengantar sarapan itu membuat dia dekat dengan Rizky dan menyakiti hati Maxim. Itu tidak boleh terjadi. Hapenya sengaja ia taruh diatas meja belajarnya.

Dddrrrttt

     Hapenya bergetar lagi. Tapi sekarang Icon bbm baru yang muncul, seseorang mengundangnya menjadi teman dibbm, dan tahu siapa yang meng-invite-nya itu? Rizky. Tak usah tanya dari mana laki-laki itu mendapatkan pinnya. Pinka baru saja dari rumah Rizky, jadi sudah bisa ditebak informasi itu didapat Rizky dari siapa. Dia mengabaikan undangan bbm itu.

***

Pukul 16.45

     Minggu sore yang indah, Dinda sekeluarga sedang menikmati santai dihalaman rumahnya, Papah dan Mamahnya duduk dikursi teras yang menghadap halaman, sementara Dinda sibuk dengan selang panjang yang dia gunakan untuk menyirami rerumputan. Sesuatu disaku belakang celananya bergetar, apalagi, itu hapenya.

From : Cowo mesum
Lo dimana?

     Ngapain sih? Spam terus. Lagi, dan lagi, Dinda memilih mengabaikannya, tapi perhatiannya teralih pada seseorang yang membuka gerbang rumahnya dan masuk, seseorang yang sudah dari pagi diabaikannya.

     DAMN! What the hell is he doing here!

     Dinda melengos, pura-pura tak perduli. Lelaki yang ia sangka akan menyapanya dan beramah tamah kepadanya itu juga ternyata melewati Dinda begitu saja, dia tampak kesal karena sms dan undangan bbm darinya diabaikan gadis manis yang sekarang sibuk menyirami rerumputan itu.

     "Ky duduk sini."

     Mamah nih udah punya papah yang segitu gagahnya masih aja lenjeh sama brondong arab begituan. Dinda melirik ibunya dengan ujung matanya tanpa sedikitpun menggerakkan kepalanya.

     Papah Dinda langsung masuk kedalam mengambil kotak ampuh pengusir jenuhnya, seperangkat alat catur. Dia jadi bingung sendiri kenapa papahnya kadang bersikap dingin pada Maxim tapi hangat pada Rizky, pertanyaan sederhana yang baru disadari dia kali ini.

     "Pah kalo mau ditemenin catur sms Maxim juga bisa, ngapain sih nyuruh Rizky terus!"

     Papahnya tak menjawab, sekarang dia tahu rasanya diabaikan. Maxim memang berhasil membuat papahnya mengijinkan mereka berpacaran, tapi tetap saja Dinda merasa papahnya selalu membangun jarak untuk Maxim, entah kenapa, dan entah apa itu hanya perasaannya saja, tak seperti sikapnya pada Rizky yang jauh lebih terbuka. Apa Maxim dan Papahnya menyembunyikan sesuatu darinya, apakah ada sesuatu yang dia tidak tahu? Dia melirik ibunya yang mengangkat bahunya, seolah mengisyarakatkan kalau dia tidak tahu apa-apa. Dinda jadi kesal sendiri.

     "PAH!!" Panggil Dinda.

     Akhirnya papahnya menoleh, memerhatikan Dinda yang mencoba bicara padanya. "Kasian kan kalo nyuruh Maxim kesini cuman buat maen catur."

     Oke kali ini Dinda berpura-pura percaya dengan alasan yang papahnya berikan itu, karena memang alasannya masuk akal. Tapi kecurigaannya sudah terlanjur tumbuh, dan itu membuatnya ingin mencari tahu.

     "Din kamu nanti malem jadi berangkat shooting?"

     "Jadi mah..."

     Shooting? Ah iya. Rizky hampir lupa kalau Dinda itu seorang aktris, dia jadi ingat bagaimana Pinka dengan bangganya bilang kalau sahabatnya itu Ratu FTV.

"JATUH HATI"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang