PART 27
Pukul 14.40
Dinda mengedarkan pandangannya kesekelilingnya, dia benar-benar tidak menyangka Rizky akan mengajaknya ketempat seperti ini. Dia turun terlebih dahulu, Sementara Rizky sudah membawa sesuatu yang tidak ketahui Dinda dari jok belakang mobilnya.
Rizky datang dari arah belakang Dinda, tangannya sudah membawa sebucket bunga mawar putih dan sebuah kain berwarna putih juga yang Dinda masih tak tahu apa sebenarnya itu. “Gue mau kenalin lo sama Almarhum ibu gue…” Ucap Rizky, perkataan lelaki itu benar-benar menyentuh sanubari terdalamnya.
Rizky mengibaskan kain putihnya keudara, membuat semua lipatan yang semula terjalin rapih terbuka, memperlihatkan kain putih apa yang dibawanya sedari tadi, ternyata sebuah kerudung pashmina berwarna putih polos, setalah kerudung pashmina itu terbentang sempurna dan melambai mengikuti sapuan angin, Rizky memakaikannya dikepala Dinda, menutupi sebagian rambutnya dengan sangat cantik. Lelaki itu tersenyum melihat sesosok gadis ceroboh didepannya yang terlihat begitu manis mengenakan setengah jilbab di mahkota rambutnya.
“Cantik…”Pujinya membuat Dinda tersentuh lagi.
Sekarang mulai dari kemeja, kerudung dan sepatu higheelsnya berwarna senada, tunggu Dinda melupakan sesuatu. Higheels? Gadis itu menatap jalanan di tempat pemakaman umum itu, permukaan tanahnya dari tanah merah yang sedikit becek karena air hujan yang menggenang. Rizky mengetahui apa yang dipikirkan Dinda, dia sendiri sebenarnya ingin menertawakan Dinda karena salah memilih sepatu.
“Gue ganti sepatu dulu deh…”
Dinda sudah mau beranjak, bermaksud pergi melihat bagasinya untuk memilih sepatu yang bisa membuatnya nyaman. Tapi tangan Rizky mencengkram pergelangan tangan Dinda lembut, menghentikan gadis itu yang tampak malu karena salah memakai sepatu. “Gak usah…”
“Tapi gue ga bakalan bisa jalan kalau pake sepatu kaya gini…”
Rizky berjongkok memunggungi Dinda, lagi-lagi lelaki ini membuat Dinda terkejut. “Naik, biar gue gendong aja…”
“Ga, nanti lo ledekin gue berat lagi.”
“Ga bakalan, kan lo seringan bulu...”
“Tuh kan mulai ngeledek…”
“Udah cepet naik, atau mau gue bopong ?”
Mau tidak mau, Dinda merengkuh punggung Rizky, tangannya mengaluh disekitaran leher Rizky, sementara pahanya ditahan tangan Rizky yang melingkar disana. Rizky berdiri dengan gampangnya, seolah dia sudah benar-benar menyiapkan dirinya untuk menggendong Dinda. Hidung Dinda bisa mencium aroma tubuh Rizky dengan jarak sedekat ini, harum maskulin yang membuat wanita manapun betah berada didekapannya.
“Ibu gue meninggal pas gue kecil gara-gara kecelakaan. Abis itu gue dibawa kerumah ayah gue dan ibu tiri gue. Tapi gue cuman bertahan sehari disana, ibu tiri gue ga suka kehadiran gue disana, dimalem yang gelap dia diem-diem bawa gue ke panti asuhan, ninggalin gue disana tanpa sedikitpun noleh liat gue yang lagi butuh dia dan ayah gue. Karena itu gue jadi takut gelap. Karena saat gelap, ibu gue kecelakaan, saat gelap gue juga kehilangan sebuah keluarga. Gue ga marah sama ibu tiri gue, karena gue tau dia orang baik, dia masih ngijinin ayah gue biayain gue, gue tau kalau tiap bulan dia suka ngeliat gue dari jauh buat mastiin keadaan gue, meskipun ga bener-bener ada buat gue tiap harinya. Gue cukup tahu diri sama posisi gue yang cuman seorang anak dari istri kedua yang dinikahin secara sirih. Gue cuman pengen penjelasan dari dia, foto yang lo liat itu foto ibu tiri gue…” Jelas Rizky.
Batin Dinda terenyuh mendengar cerita Rizky, lelaki ini tampak lebih dewasa dari umurnya karena sebuah pengalaman yang mengharuskannya tegar dan mandiri. Sekarang setelah tahu semuanya Dinda jadi makin kagum pada lelaki yang tengah menggendongnya itu. Dia tidak tahu harus berkata apa, dan bagaimana menanggapi curhatan Rizky itu tapi yang jelas dia ingin menghiburnya. Tangan kanannya yang mengalung dileher Rizky bergerak ke dada kiri Rizky, mengelus dada kiri Rizky dengan lembut seolah menenangkan dan menghibur lelaki itu. “Gue yakin mereka semua sayang sama lo, dan bangga sama lo meskipun mereka semua ga tinggal bareng lo.” Ucap Dinda.
KAMU SEDANG MEMBACA
"JATUH HATI"
FanfictionDunia mereka selalu berkutat antara keduanya. Perlahan berubah ketika sosok baru muncul ditengah cerita. Dinda bertemu dengan sosok baru bernama Rizky. Tak ada pertemuan tanpa sebuah keributan. Mereka lupa bahwa batas benci dan cinta sangat tipis. ...