My Candlelight

1.1K 102 2
                                    

PART 19

Di Cottage
Pukul 19.00

     Kalau tadi pagi giliran Alatas dan Pinka yang memasak, kini tibalah giliran Rizky dan Dinda. Rizky yang sudah pernah mencoba nasi goreng buatan Dinda tak yakin melibatkan gadis itu untuk memasak makan malam mereka, jadilah lelaki itu hanya meminta gadis itu duduk manis bersama Alatas, dan Pinka di ruang TV.

     "Cie yang tadi dibonceng ATV sama Alatas.." Ledek Dinda.

     "Apaan, gue belum naek, dia udah nge gas jadi ngejengkang kan gue." Pinka menyuarakan kekesalannya pada Alatas.

     "Wahaha, parah lo tas!" Rizky ikut nimbung sambil terus fokus pada masakannya.

     "Ya abis si Pinka naeknya kaya putri keraton, lama banget."

     "Elonya aja ga sabaran, nih pantat gue sakit, tanggung jawab!"

     "Yaudah gue tanggung jawab, sinih gue pijitin pantatnya."

     "Setres itu mah maunya elo tas!"

     "Enak kan ujan dan dingin-dingin gini maen pijit-pijitan. Hahaha."

     Dinda tak menghiraukan lagi dua insane yang sedang bertengkar itu, dia berdiri mengambil selimut kecil dari kamarnya lalu dia belit ketubuhnya, udara mala mini sangat dingin, ditambah hujan yang mengguyur tanah Bali. Dia kembali lagi keruang TV, mendekati jendela, dan mengintip keluar sejenak. Hujan yang indah.

     "Din sini, siapin piringnya." Panggil Rizky.

     Dinda tak menjawab, dia hanya melakukan yang lelaki itu pinta, bukan hal yang sulit untuk menyiapkan piring saja, asal jangan nyuruh dia buat masak, karena jujur saja masakannya itu lebih mirip racun daripada makanan. Dinda melirik Rizky yang hanya memakai kaos putih tipis.

     "Ga dingin emang pake baju begitu?" Tanya Dinda sambil menunjuk baju Rizky dengan dagunya.

     "Engga kok, disini kan anget..."

     "Lah kok bisa? Oh gara-gara deket kompor ya?"

     "Bukan, Soalnya deket lo sih."

     Dinda menelan ludah, kepalanya sibuk menengok kearah ruang TV berharap Alatas dan Pinka tak mendengar ucapan Rizky barusan dan untungnya mereka tampak sibuk dengan pertengkaran mereka berdua. "Yakali gue disamain sama kompor." Celetuk Dinda sok cool, padahal sih hatinya kegirangan.

     Gadis yang salah tingkah ini memutuskan untuk menyibukan dirinya memindahkan masakan Rizky yang sudah tersaji dipiring ke meja makan, merapihkannya disana, berbalik lagi kedapur membawa minumannya.

     Jreeeng... Makanan tersaji dengan    baik dan rapih dimeja makan, harumnya juga menggelitik hidung manusia-manusia dirungan itu, membuat Alatas dan Pinka melupakan sejenak pertengkarannya dan pindah ke ruang makan.

     "Enak nih bro, gue baru tau lo pinter masak..." Alatas dan segala kekagumannya melihat masakan lezat yang tersaji didepannya.

     "Iya, cita-cita gue emang dari dulu jadi Cheff."

     Perkataan Rizky itu membuat Dinda menatap padanya dengan mata yang bingung, dia baru tahu kalau lelaki ini bercita-cita menjadi koki. Dia baru sadar masih banyak hal yang tak lelaki ini ketahui tentangnya, dan masih banyak hal yang tak dia ketahui tentang lelaki ini, tapi entah bagaimana keduanya sudah sama-sama masuk kedalam hati masing-masing tampa perlu mengetahui semua itu.

     "Serius? Padahal Ky kalau diliat-liat lo pantesan jadi artis." Mata Pinka berbinar, kalau di cartoon-cartoon sih itu mata udah berubah bentuk kali love.

"JATUH HATI"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang