Gelap Malam

1.6K 124 8
                                    

PART 7
Di SMA 36 JAKARTA

     Mrs. Aya masih menerangkan didepan kelas, tapi waktunya mengajar akan berakhir pada beberapa menit lagi.

     Dinda menengok kedepan memastikan Mrs. Aya tidak melihat apa yang dilakukannya. Dia membuka hape dan langsung saja masuk ke grup Line "Tiga sekawan" yang hanya berisi dirinya, Pinka dan Inez.

Dinda : Gengs, istirahat temu kangen dibakso bu darmi ya! biar ada sedap-sedapnya gitu...

Pinka : Elah gue dibelakang lo juga pake harus nge-line segala, alay Dindangdut!

Dinda : Yakali gue ngomong langsung, gue kan udah masuk daftar blacklist Mrs. Aya, tau kan lo, dia sensian sama gue!

Pinka : Iya aja deh! Inez belum buka hape kayanya, diakan anak teladan, kalo guru belum keluar, dia ga bakal maen hapenya.

Dinda : Ineeemmm pas lo baca, buruan ke bakso bu darmi yah! Kangen pengen pijit idung minimalis elo!

Pinka : Songong dindangdut, mentang-mentang idung lo udah kaya perosotan anak TK!

Dinda : Sirik lo Pinkanchu!

     Pinka tak berniat memperpanjang chat mereka di Line, begitupun Dinda, dia sudah fokus memperhatikan Mrs.Aya yang sudah mematikan laptop dan proyektor.

     Harum bakso bu darmi yang sudah dari tadi menggelitik bayangannya akan segera didapatkannya. Dan bel pun berbunyi.

     "Yang bakso bu darmi yuk!" Ajak Dinda begitu Mrs.Aya keluar dari kelas mereka.

     "Ntar nyusul, mau ketemu pelatih dulu." Jawabnya, lelaki itu tampak sibuk dan mengalihkan pandangannya ke seseorang dibelakang Dinda, Rizky. "Ky, ikut gue bentar. Pelatih pengen ketemu sama liat skill basket lo."

     Rizky mengangguk sumringah, tapi tetap saja saat matanya bersirorok dengan mata Dinda senyumnya langsung menghilang. Dasar cowo mesum rese!

***

     Sampai dikantin, Dinda dan Pinka langsung ke kantin Bakso Bu Darmi, Pinka memilih tempat duduk dipojokan seperti biasanya, sementara Dinda ngintilin Bu Darmi bikin bakso sambil nyebutin pesenannya.

     "Mie putih, toge, sama baksonya aja. Pedes, minumnya es jeruk ya bu darmi sayaang..." Dinda menyebutkan pesannya, matanya melirik kearah Pinka yang sibuk dengan hp-nya.

      "Heh Pinkanchu lo apanya aja?"

      "Aku minumnya teh botol, kalo baksonya kaya biasa, gak pake mie, gak pake sayur, ga pake kecap, ga pake saos,..."

      "Ga pake mangkok sekalian buuu..." Seloroh Dinda.

      Pinka langsung melirik Dinda seolah ingin mengibarkan bendera perang, dilirik seperti itu Dinda yang sedang berjalan kearahnya langsung mengangkat jari telunjuknya dan jari manisnya ke udara. "PEACE."

      Bu Darmi mengatarkan pesanannya ke meja Dinda dan Pinka, dia mencolek Dinda lembut. "Mana pacarnya?" Tanyanya.

      "Tadi sih bilangnya mau ketemu pelatih."

      "Kok sepi sih kantinnya, gak kaya biasanya." Pinka mengedarkan pandangan ke sekelilingnya, kantin yang biasanya penuh sesak dipenuhi siswa siswi kelaparan akut sekarang kosong melompong, hanya ada dirinya dan pinka serta empat orang lainnya yang Dinda tidak kenal.

      "Lagi pada liat anak baru dikelas lo maen basket kali, katanya dia lagi ditest buat masuk team basket inti..." Inez muncul dari arah lorong kelasnya. Mata Dinda menyipit langsung terkunci memandangi dahi Inez yang ditempeli plester, begitupun Pinka.

"JATUH HATI"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang